Senin, 24 Agustus 2009

KONTRA ISOLASI

Oleh: Pdt.Gunawan Panjaitan.STh.MSi

Mazmur 133:1-3

Kebersamaan dan menjadi bagian dari orang lain adalah adalah hakekat kekristenan. Hidup yang terisolasi, tertutup dan mengarah pada diri sendiri bukanlah sifat kekristenan. Kristen kontra isolasi. Ketika kita memuji dan memuliakan Tuan dalam ibadah, kita tidak bernyanyi sendiri, tidak bernyanyi keras sendiri tetapi kita bersama sehingga kebersamaan itu membuat kita bersukacita. Maz 133 adalah nyanyian ziarah. Ketika sang peziarah Yahudi menuju ke Yerusalem , mereka tidak bernyanyi sendiri atau melakukan perjalanan sendiri. Mereka datang ke perayaan dan beribadah secara bersama-sama. Mereka datang dari berbagai jalan-jalan kehidupan, daerah dan suku. Tidak peduli seberapa keras kondisi jalan ziarah yang dilalui. Kebersamaan dalam nyanyia “barukh habba mi bet adonai “ (diberkatilah yang datang kerumah Tuhan) menjadikan perjalanan menyenangkan. Mereka berjalan serasa didampingi orang yang sangat dicintai, ada perasaan bahagia. Melihat kondisi itulah pemazmur mengatakan: “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!” (ay 1).


Kita juga peziarah kehidupan yang melakukan perjalanan hidup dengan tujuan rumah Bapa. Adalah kebedohon apabila dalam perjalanan itu kita mengisolasi diri kita. Kita bagian dari masyarakat sekitar kita, bagian anggota jemaat bahkan bagian dunia yang universal. Kita tidak boleh enggan untuk bergabung dengan orang-orang yang mempunyai perbedaan dengan diri kita. Dasar dari tindakan kita adalah Kristus yang telah memberikan identitas kepada kita. Kekristenan adalah untuk semua orang bagi mereka dalam posisi terhormat maupun rakyat bersahaja. Ketika Yesus berjalan bersama dengan murid-murid, mereka membangun kelompok. Mereka berkumpul untu tujuan membangun kepentingan orang lain.

Persekutuan yang indah digambarkan seperti minyak dan embun. Minyak itu menghasilkan aroma harum dan ketertarikan. Paulus mengatakan “ Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.” (2 Kort 2:14). Orang Kristen adalah parfum manis di tengah dunia yang busuk. Embun lambang kesuburan dan kesegaran, sangat dinantikan kehadirannya di Israel yang gersang. Kita semua membutuhkan embun persaudaraan untuk pertumbuhan bersama. Amin

MENJAGA PERSAHABATAN

oleh: Pdt.Gunawan Panjaitan.MSi

Pengkhotbah 4:9-12

1.Memiliki sahabat sejati adalah memiliki hal yang paling berharga, karena bersama sahabat kita bisa menjadi diri sendiri. Ada yang mengatakan memiliki sahabat sama itu seperti memberikan kado untuk diri sendiri. Sahabat mampu membuat kita bahagia dan memberi motivasi hidup. Persahabatan yang sudah ada sangat berharga oleh karena itu perlu dijaga dan dipelihara. Dalam persahabatan terkadang muncul perbedaan pendapat, selisih paham atau masalah yang menguji persahabatan kita. Misalnya persahabatan kita di remaja HKBP Manyar akan diuji, apakah akan berakhir seiring dengan sebahagian dari kita akan ada yang naik sidi. Pada hakekatnya kita tidak mau persahabatan kita ini cepat berlalu. Persamalahan kita adalah bagaimana kita memelihara agar selalu timbul ikatan persahabatan sehingga awet? Firman Tuhan dalam Alkitab bersedia membicarakan “persahabatan”, jadi Alkitab tidak hanya bicara surga dan neraka. Firman Tuhan mengajari kita cara memelihara persahabatan dan mempertahankannya.



2.Dalam Firman Tuhan yang kita baca kita menemukan prinsip-prinsip dasar untuk memelihara persahabatan.

2.1. Help your friends success in life.

Memelihara persahabatan membutuhkan pengorbanan, apakah kita siap untuk itu? Terkadang kita egois dan ingin mencapai kesuksesan pribadi kita sendiri. Firman Tuhan mengatakan “Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka”. Kita harus mendatangkan kebaikan untuk sahabat kita, karena itu kita harus menanyakan pada diri sendiri apa kita memiliki manfaat bagi sahabat-sahabat kita? Beberapa usulan saya yang bisa kita kerjakan buat kesuksesan sahabat kita:

a. Pray for their success
Bila kita berdoa kepada Allah supaya memberkati kita, hal itu sangat alami dan wajar tetapi kita perlu belajar mendoakan sahabat kita. Kita memintakan kepada Tuhan supaya memberikan kesuksesan kepada teman-teman kita. Kita perlu belajar untuk ini.
b. Encourage them.
Memberi dukungan satu sama lain akan mempererat tali persahabatan. Berani memberi dukungan dan berani memuji, menunjukkan bahwa kamu tidak iri dengan yg sahabat punyai atau raih. Kamulah yang seharusnya pertama kali mengucapin selamat jika sahabatmu mendapatkan prestasi. Sebaliknya jauhkan rasa iri mau memojokkan dia ketika ada kelemahannya.

c. Praise him
Tidak ada kepribadian yang sempurna karena itu jangan menunggu sahabat kita menghasilkan ”medali emas, rangking satu” baru kita memji mereka. Pujian yang tulus akan mendorong sahabat kita untuk berbuat yang terbaik lagi.

2.2 Pick Your Friends up when they fall

Damam Pengkhotbah 4:10 dikatakan ”Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!”. Sahabat kita adalah seperti diri kita, mereka membutuhkan bantuan bila mereka jatuh. Dalam Amsal 17:17 dikatakan ”Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran”. Sahabat yag baik bukan hanya teman dalam senang tetapi terutama pada masa sulit. Seandainya sahabatnu lagi mengalami ”bad day”, mungkin dia ditinggalkan pacarnya, ulangannya jeblok atau abis dimarahin orang tua. Yang bisa membuatnya tersenyum hanyalah kamu. Mari kita menolong dia karena itu sama seperti menolong diri sendiri.

2.3 Be warm to your friends in the cold in the time of life.
Dalam Ayat 11 dikatakan ”Juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, tetapi bagaimana seorang saja dapat menjadi panas?” Kita menjadi kehangatan bagi sahabat-sahabat yang mengalami ”kedinginan” hidup seperti patah hati, masalah dengan orang tua, masalah kesehatan, dan masalah macam-macam. Sebagai sahabat kita bisa membantu mereka dengan semampu kita. Kita buat mereka senyum dan selalu bersikap tulus dan jujur. Tidak ada kata terpaksa dalam melakukan sesuatu bagi sahabat.

2.4. Stand up for your friends.

Dalam Ayat 12 dikatakan ” Dan bilamana seorang dapat dikalahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.” Persahabatan yang nyata ada dalam apa kita lakukan tetapi apa yang kita perbuat. Apa yang perlu kita lakukan ketika sahabat kita menghadai ancaman? Sahabat membutuhkan kita untuk mempertahankan dirinya. Bertiga lebih kuat dari berdua dalam mepertahankan diri. Untuk ini perlu comitmen seperti Yonatan dan Daud yang megatakan ”"Pergilah dengan selamat; bukankah kita berdua telah bersumpah demi nama TUHAN, demikian: TUHAN akan ada di antara aku dan engkau serta di antara keturunanku dan keturunanmu sampai selamanya”. (1 Sam 20:42)

Kita juga harus berani menanggung resiko sebab bisa saja musuh sahabat kita mejadi musuh kita sebab seorang sahabat yang sejati bersedia mengorbankan dirinya buat sahabatnya. Kemudian kepada sahabat, jangan menunggu dia untuk meminta bantuan kepada dia, tetapi kitalah yang mengambil inisiatif. Inilah yang diperbuat Allah ketika membuat kita menjadi orang yang diselamatkan. Yesus menjadi sahabat sejati kita seperti yang Dia katakan ” tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku” (Yoh 15:15).

3.Penutup

Persahabatan tidak terpisahkan oleh jarak dan waktu. Meski tak bisa selalu sering bertemu, tanyakan kabar masing-masing melalui telepon, SMS atau email. Kita di Remaja HKBP harus memelihara persahabatan itu. Jangan tinggalkan persekutuan remaja kita ini. Amin



Rabu, 12 Agustus 2009

MERDEKA!

oleh: Pdt.G.Panjaitan.STh,MSi

Keluaran 13:11-16

1.Kemerdekaan adalah pemberian Tuhan kepada umat manusia. Allah menciptakan manusia seturut dengan gambar dan rupa Allah dalam kebebasan atau kemerdekaan. Ketika bangsa Israel dijajah oleh bangsa-bangsa lain, mereka berteriak meminta kebebasan atau kemerdekaan pada Allah. Peristiwa pembebasan dan kemerdekaan ini menjadi bagian dari pengakuan iman dan harus diwariskan kepada anak cucu mereka. Dalam firman Tuhan hari ini kita diingatkan bagaimana kita merespon kemerdekaan itu.

2. Israel mengembangkan cara untuk menanamkan iman pada Allah yang memerdekakan. Tujuannya adalah agar kemerdekaan yang mereka miliki itu diwujudnytakan dalam kasih kepada Allah dan sesama manusia. Beberapa hal yang dilakukan untuk memaknai kemerdekaan :



a.Mempersembahkan kepad Tuhan yang terdahulu.

Allah mengatakakan “haruslah kaupersembahkan bagi TUHAN segala yang lahir terdahulu dari kandungan”, sebagai jawaban atas kemerdekaan. Kemerdekaan atau kebebasan mendorong kita mengorbankan atau mempersembahkan apa yang terbaik kita miliki. Kemerdekaan bukan untuk melayani diri sendiri tetapi ambil bagian dalam kebersamaan dan kesejahteraan Manusia. Contoh sudah diperbuat Allah yaitu membersembahkan Anaknya yesus Kristus demi kemerdekaan manusia dari belenggu dosa.

b.Membuat tanda kemerdekaan

Kemerdekaan adalah anugerah yang kita terima dari Tuhan. Merayakan kemerdekaan adalah merayakan tindakan Tuhan dalam sejarah. Kita perlu membuat tanda merdeka sebagai tanda kehadiran Tuhan. Firman Tuhan mengatakan “Hal itu harus menjadi tanda pada tanganmu dan menjadi lambang di dahimu, sebab dengan kekuatan tangan-Nya TUHAN membawa kita keluar dari Mesir." Bendera, bambu runcing, senjata, meriam dll adalah symbol perjuangan namun lebih dalam hikmat dan pengertian para pejuang bangsa adalah symbol kehadiran Tuhan.

3.Indonesia pada esok hari, 17 Agustus 2009 merayakan hari kemerdekaan ke 64 Tahun. Kita harapkan ke depan dan doakan supaya Indonesia jaya, nusantara sejahtera dan ibu pertiwi adil dan damai. Hari bersejarah ini menjadi kesempatan bagi kita untuk merayakan perbuatan Tuhan yang memerdekakan kita dari belenggu dosa dan belenggu kekuatan jahat. Mari kita hadirkan keadilan, kebenaran dan cinta kasih sebagai wujud kemerdekaan. Firman Tuhan melalui Paulus menasehatkan: Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih (Gal 5:13), Amin.

SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA

oleh: Pdt.G.Panjaitan.STh.MSi

Kisah 18:1-5
1.Secara natural manusia adalah mahluk bekerja untuk mempertahankan kehidupannya. Pemahaman natural ini berkembang terus. Manusia bekerja berkontemplasi yakni mencari makna dan tujuan yang lebih utama dari pekerjaan itu. Kontemplasi paling utama adalah bahwa pekerjaan sebagai ibadah. Dalam pekerjaan terbagun harmoni dengan Tuhan dan sesama manusia. Pencapaian harmoni seperti ini mungkin sulit karena dunia kerja cenderung mengutakaman nilai-nilai pencapaian materi.

2.Selain sebagai Rasul Yesus Kristus, Paulus adalah adalah seorang pekerja “tukang kemah” (tentmakers). Pekerjaan ini dia tekuni dan tujuannya adalah untuk mendapatkan uang dari pekerjaannya itu. Biaya yang dibutuhkan Paulus untuk pekabaran injil sebahagian dia peroleh dari hasil menjual tenda. Ketika melanjutkan pelayanan ke kota Korintus, Paulus membutuhkan uang. Dia menemui teman seprofesi sebagai tukang kemah yaitu pasutri Akwila dan Priskila. Kemudian mereka bekerjasama memproduksi tenda. Paulus di tempat kerja ini membangun suasana lebih berarti. Paulus melakukan berbagai hal:



a.Paulus membangun spiritualitas bersama di tempat kerja
Paulus mendoakan teman seiman dan sekerja Akwila dan Priskwila. Paulus menghormati dan menghargai mereka sebagai teman seiman dan satu profesi di tempat kerjanya. Teman sekerja itu dipahami sebagai jalan Tuhan untuk menolong dirinya dalam pelayanan pekabaran Injil. Dalam perjalanan selanjutnya, pasutri Akwila dan Priskwila ini mempertaruhkan nyawa demi Paulus (Rom 16:3-4). Kita harus membangun hubungan baik dengan setiap pribadi ditempat kerja kita, baik dengan yang tidak seiman maupun kepada petugas bersih-bersi sekalipun, karena dengan demikian kita memuliakan Tuhan dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan.
b.Paulus menyediakan waktu untuk beribadah
Paulus memaknai pekerjaan sebagai tukang tenda dalam rangka pemberitaan Injil. Dia pernah megatakan “Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah (Kis 20:24). Bagi dia bekerja membuat tenda adalah dalam rangka mencapai garis akhir pelayanan. Membuat tenda dan memberitakan injil keduanya diberi waktu :”Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat”. Pekerjaan dan ibadahnya tidak saling menghalangi. Jangan sungkan menampakkan spiritualitas kita ditempat kerja Karen pekerjaan itu adalah ibadah kita.
3.Makna dan tujuan dalam bekerja bukan hanya mencari uang. Bekerja adalah hasil iman, roh dan jiwa. Dalam pekerjaan kita memiliki makna kehidupan. Dengan pekerjaan kita ingin menyumbang untuk gereja dan juga ingin merasakan hal yang baik mengenai apa yang kita lakukan. Kita perlu membangun keterkaitan kerja dengan sesama. Dilingkungan kerja kita dapat mengatasi kesepian, kekecewaan dan luka-luka perasaan akibat sulitnya kehidupan di dunia ini. Tuhan ada di sana. Amin

UANG SANGAT PENTING

Oleh: Pdt.G.Panjaitan,STh,MSi

Pengkhotbah 5: 9-11

1.Uang sangat penting. Kita tidak dapat menyangkal bahwa uang adalah sebuah kebutuhan dalam kehidupan. Kita perlu uang untuk membeli makanan, biaya pendidikan, perongkosan, membayar tagihan listrik, pdam, telephone dll. Bahkan untuk memberikan persembahan dan ucapan syukur kita butuh uang. Dalam keadaan ekonomi semakin sulit dengan harga-harga merangkak naik akan semakin terasa posisi uang yang sangat penting. Namun demikian kita semua menyankal bahwa kita hidup hanya demi uang. Kita perlu membangun pemahaman kita tentang uang dan harta dalam rangka pemeliharaan Allah dalam kehidupan kita.

2.Hidup manusia adalah yang paling utama. Tuhan Yesus mengatakan “Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?’ (Mat 6:25). Dalam perfektif sedemikian kita membangun pemahaman tenang uang atau harta:



a.Uang merupakan anugerah dari Tuhan.
Uang adalah karunia dari Allah. Bila kita diberi uang respons kita adalah mengucapkan syukur dan terimakasih, walaupun ada yang pingsan karena tidak meyangka diberi uang yang banyak. Saya percaya bahwa kita semua setuju dengan ini. Namun demikian kita mempunyai kecenderungan yaitu lama-kelamaan melupakan yang meberikan uang itu. Bisa saja kita melupakan Tuhan atau orang yang menolong kita. Bila uang adalah pemberian Tuhan maka kita hendaknya memakai uang itu juga untuk mengucapkan terimakasih. Uang adalah sarana yang dipakai Tuhan memelihara hidup kita. Sikap inilah yang dapat memberikan kita kepuasan ketika memiliki uang. Uang yang hanya melayani diri sendiri tidak pernah memuaskan kita.

b.Uang harus dinikmati

Pengkhotbah mengatakan “Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya. Dan apakah keuntungan pemiliknya selain dari pada melihatnya?” Harta dan uang itu adalah untuk kenikmata hidup. Allah memberikan harta supaya manusia menikmati kehidupannya di dunia ini. Harta dan uang dapat dipakai untuk membuat kualitas hidup lebih baik dan bermakna bagi orang lain.

c.Uang dihasilkan dengan cara yang benar
Uang yang dihasilkan dengan usaha kerja keras dan perjuangan adalah kekayaan yag diinginkan Tuhan. Tuhan menjanjikan kekayaan kepada orang yang takut akan Tuhan “ Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN ……Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap untuk selamanya. (bd Maz 112:1,3). Tetapi, Allah tidak menyukai orang yang mengngumpulkan harta dengan kejahatan. Harat hasil kejahatan tidak akan memberikan ketengan hidup.

3.Uang sangat penting tetapi tidaklah kekal, akan berlalu. Uang bukanlah segalagalanya tetapi segalagalanya susah kita peroleh tanpa uan. Yesus pernah berkata “Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi." (Mat 16:9). Amin

Minggu, 19 Juli 2009

UANG SANGAT PENTING

Pdt.Gunawan Panjaitan.STh.MSi

Pengkhotbah 5: 9-11

1.Uang sangat penting. Kita tidak dapat menyangkal bahwa uang adalah sebuah kebutuhan dalam kehidupan. Kita perlu uang untuk membeli makanan, biaya pendidikan, perongkosan, membayar tagihan listrik, pdam, telephone dll. Bahkan untuk memberikan persembahan dan ucapan syukur kita butuh uang. Dalam keadaan ekonomi semakin sulit dengan harga-harga merangkak naik akan semakin terasa posisi uang yang sangat penting. Namun demikian kita semua menyankal bahwa kita hidup hanya demi uang. Kita perlu membangun pemahaman kita tentang uang dan harta dalam rangka pemeliharaan Allah dalam kehidupan kita.



2.Hidup manusia adalah yang paling utama. Tuhan Yesus mengatakan “Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?’ (Mat 6:25). Dalam perfektif sedemikian kita membangun pemahaman tenang uang atau harta:
a.Uang merupakan anugerah dari Tuhan.
Uang adalah karunia dari Allah. Bila kita diberi uang respons kita adalah mengucapkan syukur dan terimakasih, walaupun ada yang pingsan karena tidak meyangka diberi uang yang banyak. Saya percaya bahwa kita semua setuju dengan ini. Namun demikian kita mempunyai kecenderungan yaitu lama-kelamaan melupakan yang meberikan uang itu. Bisa saja kita melupakan Tuhan atau orang yang menolong kita. Bila uang adalah pemberian Tuhan maka kita hendaknya memakai uang itu juga untuk mengucapkan terimakasih. Uang adalah sarana yang dipakai Tuhan memelihara hidup kita. Sikap inilah yang dapat memberikan kita kepuasan ketika memiliki uang. Uang yang hanya melayani diri sendiri tidak pernah memuaskan kita.

b.Uang harus dinikmati

Pengkhotbah mengatakan “Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya. Dan apakah keuntungan pemiliknya selain dari pada melihatnya?” Harta dan uang itu adalah untuk kenikmata hidup. Allah memberikan harta supaya manusia menikmati kehidupannya di dunia ini. Harta dan uang dapat dipakai untuk membuat kualitas hidup lebih baik dan bermakna bagi orang lain. Harta benda

c.Uang dihasilkan dengan cara yang benar
Uang yang dihasilkan dengan usaha kerja keras dan perjuangan adalah kekayaan yag diinginkan Tuhan. Tuhan menjanjikan kekayaan kepada orang yang takut akan Tuhan “ Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN ……Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap untuk selamanya. (bd Maz 112:1,3). Tetapi, Allah tidak menyukai orang yang mengngumpulkan harta dengan kejahatan. Harat hasil kejahatan tidak akan memberikan ketengan hidup.

3.Uang sangat penting tetapi tidaklah kekal. Uang sifatnya netral tetapi sikap manusiasialah yang membangun pemahaman tentang uang.


Rabu, 15 Juli 2009

CELESTIAL DAN TERRESTIAL MEMUJI TUHAN

Pdt.G.Panjaitan STh, MSi

Mazmur 148:3-14

1.Pendahuluan

Semua ciptaan yang ada di angkasa maupun di bumi mempunyai tujuan yang sama yaitu memuji dan memuliakan Tuhan. Ciptaan itu tersusun rapi dan mempunyai dependensi seperti mata rantai adalah karena ada yang mengontrol yaitu Pencipta itu sendiri. Tentu mudah untuk memahami bahwa manusia dan malaikat dapat memuji Tuhan. Alkitab mencatat bahwa kedua mahluk itu mempunyai bahasa dan dapat berkomunikasi. Pujian dan kemuliaan selalu kita pahami dengan bahasa verbal. Namun Mazmur 148 ini menyatakakan bahwa memuji dan memuliakan Tuhan tidaklah hanya dengan bahasa verbal yang dimuliki manusiasaja. Semua benda-benda luar angkasa (celestial) dan benda-benda di dalam bumi (terrestrial) yang tidak mempunyai bahasa verbal dipanggil untuk memuji Tuhan


2.Penjelasan
a.Benda Angkasa (Celestial) Memuji Allah
Semua benda luar angkasa yang didaftarkan dengan detail oleh pemazmur terpanggil untuk memuji Tuhan. Kita tidak tau bagaimana matahari, bulan, bintang, langit dan air di atas sana bersuara memuji Tuhan. Tetapi manusia dapat memaknai symbol alam yang terjadi di sana. Pemahaman ini mendorong Pemazmur mengatakan “Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi.” (Maz 19:4-5). Di mana pun manusia tinggal di dunia ini dapat melihat langit, sekalipun tinggal dalam peradaban yang sangat tradisional bahkan cannibal sekalipun. Pengenalan kepada Allah secara universal ada dalam ciptaaNya itu. Paulus mengatakan: “Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.” (Rom 1:20). Dengan melihat alam dan jagat raya sudah selayaknyalah orang percaya ada “Yang Ilahi” dan menyadari keterbatasan, kelemahan dan kekerdilan hidupnya dibanding yang Pencipta itu. Semua celestial memuji Tuhan karena ciptaan, Tuhan berfirman maka semuanya menjadi ada.

b.Benda di Bumi (terrestrial) Memuji Allah

Pemazmur membagi dua benda yang ada di bumi. Pertama: mahluk yang tidak diberikan tuntutan moral dan etika yaitu ular-ular naga, samudera raya, api, hujan es, salju,kabut, angin bada, hai gunung-gunung, bukit, pohon buah-buahan, pohon aras, binatang-binatang liar, segala hewan, binatang melata dan burung-burung yang bersayap (ay 7-10). Kepada benda dan mahluk ini tidak diberlakukan hukum taurat. Manusia tidak boleh menuduh ular, binatang liar, hewan, burung melakukan pembunhan atau perjinahan dll. Dalam keadaan dan perilaku sebagai hewan dan binang, pohon , semua benda itu memuji Tuhan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh National Geographic Society, ada ikan paus bungkuk yang dapat mengeluarkan seperti bernyanyi. Manusia juga berpendapat “ada suara alam”, “rintik hujan” yang mengeluarkan suara semuanya itu menjadi pujian bagi Tuhan.

Mahluk yang secara khusu juga di sebut untuk memuji Tuhan adalah manusia. Kepada mereka di embankan tuntutan moral. Semua orang yang merasa ciptaan Tuhan haruslah memuji Tuhan. Allah memberikan kepada manusia itu kekuasaan sehingga mereka menjadi raja, pembesar dan pemerintah di bumi. Allah yang memberikan kegantengan, kecantikan prestasi, prestise dan treasure kepada “ teruna dan anak-anak dara, orang tua dan orang muda!”. Semuanya terpanggil memuji dan memuliakan Tuhan. Lebih dari semunya itu, Allah telah mengampuni dosa umat manusia dan memerikan Yesus Kristus menjadi Juruselamat oleh karena itu biarlah “segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Fil 2:9-10). Bila ada kekuasaan, pemerintahan yang tidak menjaga keutuhan dan kelestarian ciptaan itu berarti dia melakukan pembatasan dan pelarangan pemujian terhadap Tuhan, sama nilai pelanggarannya dengan menghambat kebebasan orang beragama. Kita hanya mau memilih pepimpin yang mencintai manusia dan lingkungan hidup.

3.Kesimpulan
Memuji dan memuliakan Allah adalah hakekat dari setiap ciptaan dan merupakan tujuan dari penciptaan itu. Setiap orang terpanggil bersamasama lingkungan lidup memuliakan Tuhan karena itu kita terpanggil melestarikan dan menjaga keutuhan ciptaan. Kekuasaan yang ada pada manusia adalah pemberian Allah dan untuk kemuliaan Allah.

CELESTIAL DAN TERRESTIAL MEMUJI TUHAN

Pdt.Gunawan Panjaitan.STh,MSi

Mazmur 148:3-14
1. Pendahuluan

Semua ciptaan yang ada di angkasa maupun di bumi mempunyai tujuan yang sama yaitu memuji dan memuliakan Tuhan. Ciptaan itu tersusun rapi dan mempunyai dependensi seperti mata rantai adalah karena ada yang mengontrol yaitu Pencipta itu sendiri. Tentu mudah untuk memahami bahwa manusia dan malaikat dapat memuji Tuhan. Alkitab mencatat bahwa kedua mahluk itu mempunyai bahasa dan dapat berkomunikasi. Pujian dan kemuliaan selalu kita pahami dengan bahasa verbal. Namun Mazmur 148 ini menyatakakan bahwa memuji dan memuliakan Tuhan tidaklah hanya dengan bahasa verbal yang dimuliki manusiasaja. Semua benda-benda luar angkasa (celestial) dan benda-benda di dalam bumi (terrestrial) yang tidak mempunyai bahasa verbal dipanggil untuk memuji Tuhan.




2. Penjelasan
a. Benda Angkasa (Celestial) Memuji Allah
Semua benda luar angkasa yang didaftarkan dengan detail oleh pemazmur terpanggil untuk memuji Tuhan. Kita tidak tau bagaimana matahari, bulan, bintang, langit dan air di atas sana bersuara memuji Tuhan. Tetapi manusia dapat memaknai symbol alam yang terjadi di sana. Pemahaman ini mendorong Pemazmur mengatakan “Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi.” (Maz 19:4-5). Di mana pun manusia tinggal di dunia ini dapat melihat langit, sekalipun tinggal dalam peradaban yang sangat tradisional bahkan cannibal sekalipun. Pengenalan kepada Allah secara universal ada dalam ciptaaNya itu. Paulus mengatakan: “Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.” (Rom 1:20). Dengan melihat alam dan jagat raya sudah selayaknyalah orang percaya ada “Yang Ilahi” dan menyadari keterbatasan, kelemahan dan kekerdilan hidupnya dibanding yang Pencipta itu. Semua celestial memuji Tuhan karena ciptaan, Tuhan berfirman maka semuanya menjadi ada.

b. Benda di Bumi (terrestrial) Memuji Allah

Pemazmur membagi dua benda yang ada di bumi. Pertama: mahluk yang tidak diberikan tuntutan moral dan etika yaitu ular-ular naga, samudera raya, api, hujan es, salju,kabut, angin bada, hai gunung-gunung, bukit, pohon buah-buahan, pohon aras, binatang-binatang liar, segala hewan, binatang melata dan burung-burung yang bersayap (ay 7-10). Kepada benda dan mahluk ini tidak diberlakukan hukum taurat. Manusia tidak boleh menuduh ular, binatang liar, hewan, burung melakukan pembunhan atau perjinahan dll. Dalam keadaan dan perilaku sebagai hewan dan binang, pohon , semua benda itu memuji Tuhan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh National Geographic Society, ada ikan paus bungkuk yang dapat mengeluarkan seperti bernyanyi. Manusia juga berpendapat “ada suara alam”, “rintik hujan” yang mengeluarkan suara semuanya itu menjadi pujian bagi Tuhan.

Mahluk yang secara khusu juga di sebut untuk memuji Tuhan adalah manusia. Kepada mereka di embankan tuntutan moral. Semua orang yang merasa ciptaan Tuhan haruslah memuji Tuhan. Allah memberikan kepada manusia itu kekuasaan sehingga mereka menjadi raja, pembesar dan pemerintah di bumi. Allah yang memberikan kegantengan, kecantikan prestasi, prestise dan treasure kepada “ teruna dan anak-anak dara, orang tua dan orang muda!”. Semuanya terpanggil memuji dan memuliakan Tuhan. Lebih dari semunya itu, Allah telah mengampuni dosa umat manusia dan memerikan Yesus Kristus menjadi Juruselamat oleh karena itu biarlah “segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Fil 2:9-10). Bila ada kekuasaan, pemerintahan yang tidak menjaga keutuhan dan kelestarian ciptaan itu berarti dia melakukan pembatasan dan pelarangan pemujian terhadap Tuhan, sama nilai pelanggarannya dengan menghambat kebebasan orang beragama. Kita hanya mau memilih pepimpin yang mencintai manusia dan lingkungan hidup.

3. Kesimpulan
Memuji dan memuliakan Allah adalah hakekat dari setiap ciptaan dan merupakan tujuan dari penciptaan itu. Setiap orang terpanggil bersamasama lingkungan lidup memuliakan Tuhan karena itu kita terpanggil melestarikan dan menjaga keutuhan ciptaan. Kekuasaan yang ada pada manusia adalah pemberian Allah dan untuk kemuliaan Allah.


LINGKUNGAN HIDUP MEMULIAKAN TUHAN

Imamat 25:1-7

1.Semua ciptaan yang ada di angkasa maupun di bumi mempunyai tujuan yang sama yaitu memuji dan memuliakan Tuhan. Ciptaan itu tersusun rapi dan mempunyai dependensi seperti mata rantai adalah karena ada yang mengontrol yaitu Pencipta itu sendiri. Semua Ciptaan perlu dilindugi kelestariannya sebagai bentuk penghormatan dan memuliatakan Tuhan. Semua ciptaan Tuhan itu digambarkan pemazmur berkata-kata demi kemuliaan Allah. Pemazmur menuliskan “Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari,” (Maz 19:4-5). Lingkungan hidup atau alam semesta adalah penyataan eksistensi Allah secara universal.


2.Tanah adalah salah satu unsur lingkungan hidup. Tanah ciptaan Tuhan yang dimaknai dalam rangka paggilan Israel sebagai bangsa pilihan Allah. Tuhan memberikan aturan khusus tentang tanah sebagai bentuk keperdulian Allah terhadap kelestarian lingkungan. Tanah yang dikelola oleh manusia untuk kebutuhan hidupnya harus diberi waktu perhentian. Perhentian itu berrati tidak dikelola, dibiarkan begitu saja dan segala buah, hasil yang ada di sana menjadi milik orang lain dan mahluk yang ada di ladang. Tanah juga tidak dimiliki oleh suku Lewi (Yos 13.33) oleh karena itu Allah memerintahkan suku-suku lain untuk memberikan persembahan “persepuluhan” bagi mereka yang tak punya tanah dan nafkah (Bil 18.20-32; Ul 14.27-29). Tanah adalah pemberian Allah dan milik Allah sebagai bukti perjanjian Allah dengan umatNya (Im 25.23-25) oleh karena itu tanah tidak boleh diperjual belikan. Mari kita ingat Kasus Nabot yang menolak menjual tanahnya kepada Raja Ahab ( 1 Raja 21). Allah juga memerintahkan pembebasan penguasaan tanah yaitu pada Tahun Yobel (Im 25:13).

3.Masyarakat kota tidak lagi mengelola tanah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kita mendapatan rejeki dari sektor industri dan jasa namun demikian tetap terpangil untuk memelihara lingkungan hidup. Tuhan memberikan waktu sabat: waktu perhentian untuk kita sendiri sehingga memiliki waktu khusus untuk kemuliaan Tuhan. Tuhan memerintahkan supaya ada sabat buat tanah. Tujuannya untuk memberikan kita peluang memperbaiki lingkungan dan memperhatikan sesama manusia. Amin.

INDAHNYA PERSEKUTUAN

1 Kor 12:12-27

Pdt.Gunawan Panjaitan.STh.MSi

1.Persekutuan adalah kebutuhan hidup manusia sebagai mahluk sosial. Kita tidak dapat memenuhi sendiri kebutuhan hidup berupa sandang, pangan, papan dan kebutuhan hidup lain tanpa berinteraksi dengan manusia atau dunia di luar diri kita. Pribadi yang tidak mempunyai persekutuan atau komunitas akan dijuluki “kuper”. Manusia membentuk unity, perserikatan, paguyuban, punguan parmargaon, parsahutan , arisan dll adalah menjadi bukti pentingnya persekutuan itu.

2.Dalam persekutuan yang baik kita mengarahkan perhatian kepada orang lain. Kita berbagi apa yang kita miliki untuk dapat dinikmati semua anggota dalam persekutuan itu. Dalam persekutuan setiap anggota diberi apresiasi sehingga dia dapat mengaktualisasikan dirinya dan mengambil peranan untuk kebutuhan bersama. Paulus mengatakan keberhasilan persekutuan ini hadir bila masing-masing anggota “...tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya


hendaklah dengan rendah hati yang seorang enganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” (Fil 2:3-4)

3. Paulus menggambarkan indahnya persekutuan itu dengan menganalogikan dengan tubuh manusia yang mempunyai banyak angota tubuh yang berbeda. Nilai yang kita dapat dalam gambaran persekutuan sebagai tubuh Kristus adalah:
a. Tidak ada yang lebih utama di antara anggota tubuh
Semua orang percaya adalah anggota tubuh kristus sekalipun berbeda ras, warna kulit, status sosial, ekonominya, dogmatika, tradisi gereja dan alirannya. Bagi Paulus semua anggota tubuh saling terintegrasi dan salaing medukung sehingga tidak ada yang paling utama. Anggota tubuh disamakan oleh isinya (inside) yaitu Roh Kudus (bd ay 13). Isi yang sama mendorong orang percaya lama kelamaan akan menghilangkan perasaan superioritas terhadap orang lain .
b. Persekutuan yang memberdayakan
Dalam persekutuan sebagai anggota tubuh Kritus setiap anggota didampingi dan diberdayakan untuk pekerjaan pelayanan Tuhan. Kelebihan satu anggota dipakai untuk melengkapi anggota yang berkekurangan. Paulus mengatakan “Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus”. (23). Sikap saling memperlengkapi itu akan membuat semuanya menjadi indah dan nyaman dalam persekuan.
c. Persekutuan menghargai Perbedaan
Persekutuan dalam tubuh Kristus adalah wadah menghargai perbedaan. Setiap orang mempunyai kekhususan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Kekususan itu akan semakin indah bila ditenpatkan pada pada posisi yang cocok. Alangkah menakutkan melihat tubuh bila kuping ditempatkan di jidat. Paulus mengatakan “Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya. (ay 18). Amin

Rabu, 24 Juni 2009

AIR BERKUASA DI ATAS BUMI 150 HARI

Oleh: Pdt.Gunawan Panjaitan.STh.MSi

Nats: Kejadian 7: 10 - 24

1.Kesenangan dan Kenikmatan adalah keinginan banyak orang. Ada yang menyebut “kesenangan melebihi kekayaan”, sehingga dengan cara apapun akan diusahakan untuk mendapatkan kesenangan dan kenikmatan itu. Bagaimanapun, kita sadari bahwa kenikmatan dan kesenangan dapat membawa orang jatuh kedalam pencobaan. Kelopok orang yang lebih mengutamakan kenikmatan mengalami demoralisasi. Mereka tidak perduli tuntutan agama, tidak perduli adat budaya, dan tidak percaya akan penghakiman Tuhan. Yang penting adalah nikmat. Keadaan seperti itu terjadi pada masa Nuh. Manusia zaman Nuh memakai segala cara untuk kenikmatan. Alkitab mencatat: laki-laki mengawini perempuan siapa saja yang disukai, artinya incest diperbolehkan: “lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka” (Kej 6:3). Dosa manusia yang semakin merajalela itu mengakibatkan murka Allah sehingga Tuhan mendatangkan hukuman: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka." (Kel 7:6)

2.Air bah adalah hukuman yang didatangkan Tuhan kepada dunia ini. Air menjadi kekuatan yang membatasi kehidupan manusia dan segala yang bernafas dari hidung (paru-paru). Dalam melakukan penghukuman Allah selalu menyediakan belas kasihan. Allah menyelamatkan keluarga Nuh karena dia mendapat kasih karunia di mata Tuhan. Allah menyelamatkan Nuh dan keluarganya serta semua ciptaan selalui bahtera. Bahtera adalah tempat yang terbatas di mana manusia dibaharui lagi. Bahtera tempat tinggal mahluk hidup selama penghukuman Allah. Manusia yang berkenan di mata Tuhan dipisahkan dari manusia melakukan kejahatan di mata Tuhan. Allah menyatakan kuasanya atas dunia ini dan menunjukkan betapa rapuhnya manusia pelaku kejahatan.

3.Hidup dalam bahtera berarti hidup dalam pembelajaran dan ketaatan kepada Allah. Manusia mau menuruti apa yang telah diperintahkan oleh Allah, membatasi diri dengan keinginan-keinginan duniawi. Di dalam dalam perahu Nuh beserta anak-anak dan keluarganya bersabar menunggu perintah Tuhan. Mereka harus membangun kemampuan untuk menahan keinginan sebelum Allah memberikan perintah. Tuhan membiarkan air berkuasa atas dunia ini selama 150 hari. Daratan dibatasi, akses ditiadakan, pasar-pasar ditiadakan dan manusia hanya diberi lahan terbatas menjalani kehidupannya. Kesenangan dan kenikmatan ada dalam kuasa Allah oleh karena itu jangan karena kesenangan dan kenikmatan kita melakukan yang jahat di mata Tuhan. Amin.

Kamis, 18 Juni 2009

LAHAN BASAH

Pdt.G.Panjaitan.STh.MSi

Yesaya 41:14-20

1. Hubungan baik dengan Tuhan akan menghasilkan hubungan baik dengan sesama manusia dan lingkungan hidup. Rusaknya hubungan antar manusia dan anatar manusia dengan alam adalah akibat pembrontakan terhadap Tuhan. Pemahaman seperti ini menempatkan setiap peristiwa politik yang dialami bangsa Israel ditinjau dari persfektif teologi. Ketika penduduk Yehuda di buang ke Babel, mereka dijajah oleh bangsa Asyur dan takluk kepada bangsa yang lebih kuat, pertistiwa itu dimaknai akibat Israel berbuat dosa dan yang jahat di mata Tuhan. Stabilitas politik, kemakmuran dan kesejahteraan warga serta keadaan alam yang bersahabat semuanya tergantung pada hubungan baik dengan Tuhan. Lahan basah disediakan Tuhan bagi orang percaya.

2. Pertobatan adalah starting point pemulihan keadaan orang percaya. Israel yang tidak berdaya, hancur dan putus harapan dan dijuluki sebagai “sic acing Yakub” akan mengalami tranformasi. Pertobatan mereka akan menjadi peluang untuk menikmati pemulihan keadaan secara ekonomi, politik, sosial budaya dan kerohanian. Tuhan bertindak menolong dan menebus mereka dalam keputus asaan dan ketidak mampuannya. Tuhan akan memberdayakan mereka sehingga mereka menjadi “papan pengirik yang tajam dan baru, dengan gigi dua jajar.... Engkau akan menampi mereka”. Hidup bersama dengan Tuhan membuat kita mempunyai kekuatan untuk menghadai tantangan yang menghadang perjalanan jidup kita. Gunung-gunung dan bukit-bukit yang menghadang akan ditaklukkan. Yesaya menggambarkan penuh harapan itu dengan mengatakan “Tetapi engkau ini akan bersorak-sorak di dalam TUHAN dan bermegah di dalam Yang Mahakudus, Allah Israel.”




3. Setiap orang yang mengarahkan diri pada Tuhan akan mendapatkan air kehidupan. “Aku akan membuat sungai-sungai memancar di atas bukit-bukit yang gundul, dan membuat mata-mata air membual di tengah dataran; Aku akan membuat padang gurun menjadi telaga dan memancarkan air dari tanah kering”. Tuhan menyediakan kebutuhan hidup dan memeliharan kehidupan orang-orang percaya. Kesejahteran itu digambarkan dengan mudahnya mendapatkan air. Lahan kering dirubah menjadi lahan basah. Di manapun kita melayani, bekerja untuk mendapatkan rezeki adalah lahan basah bukan lahan kering. Peluang selalu ada di sana ketika kita menjalani semuanya bersama Tuhan. Pada akhirnya kita akan mengaku “bahwa tangan TUHAN yang membuat semuanya ini dan Yang Mahakudus, Allah Israel, yang menciptakannya.” Amin

DOA: MELUNAKKAN HATI TUHAN

Pdt.G.Panjaitan.STh.MSi

Keluaran 32:9-14

Doa pada hakekatnya adalah salah satu penampakan adanya komunikasih yang bersifat intim antara manusia dengan Allah. Doa itu tidaklah hanya sekedar menutup mata, mengucapkan kata-kata pujian pemomohonan dan syukur terhadap Tuhan. Doa sangat berkorelasi dengan totalitas kehidupan kita sehinga doa disamakan dengan pekerjaan dan pekerjaan adalah doa kita. Doa juga disebut menjadi nafas orang percaya. Murid-murid Yesus pernanh meminta supaya mereka diajari berdoa karena mereka sadar betul tidak ada yang pintar berdoa: “berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa...” (Luk 11:1). Paulus yang adalah rasul dan seorang teolog besar juga mengatakan “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.”(Rom 8:26). Pasti Paulus tidak salah ketika mengatakan “sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa”.

Musa adalah seorang pribadi yang mempunyai intimitas dengan Allah dan sangat mencintaiNya dan dia juga juga mencintai bangsa Israel. Ketia Musa melihat Israel beralih kepada allah lain dia sedih sebab akan mendatangkan murka Allah. Musa diperhadapkan dengan keadaan yang sulit karena cintanya kepada Allah dan Bangsa Israel. Bangsa Israel telah menempatkan Musa pada keadaan terjepit. Bangsa yang bandel atau orang “tegar tekuk” dapat memposisikan orang lain dalam keadaan tertekan.




Musa adalah tipe orang yang hidup dalam doa. Sebagai pemimpin dia ingin melindungi bangsa Israel dari murka Allah namun sebagai hamba Tuhan dia tau betul bagaimana kecemburuan yang dialami Allah ketika Israel menyembah allah lain (ay 1). Dia yang dulunya mengaku tidak tau berbicara kita karena cintanya kepada bangsa Israel menyampaikan doa yang melunakkan hati Tuhan. Doa tidak pernah lepas dari cinta kasih kepada sesama dan cinta kasih kepada Tuhan. Doa muncul dari kedalaman hati dan dalam kedekatan dengan Tuhan. Doa tidak hanya sekedar mengucapkan kata-kata yang teratur, menggugah perasaan sambil melipat tangan dan menutup mata. Doa sangat berkorelasi dengan totalitas kehidupan kita. Amin

Mesir Berdarah

Pdt.Gunawan Panjaitan.STh.Msi

Keluaran 7:14-25

1. Air adalah kebutuhan hidup yang sangat penting bagi manusia, hewan dan tumbuhan. Dunia yang diciptakan Allah 71 % ditutupi oleh air adalah bukti pentingnya air untuk dunia. Dari sejak jaman purbakala manusia membangun kota atau pemukiman di daerah yang mempunyai sumber air misalnya sungai. Banyak kota yang megah berdiri didekat aliran sungai. Namun kita juga harus ingat bahwa air akan menjadi zat cair yang berbahaya bila masuk kehidung atau ketelinga manusia. Air akan menjadi pembunuh bila meluap seperti air bah.

2. Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia yang disebut dalam Alkitab adalah sumber air bagi banyak bangsa. Tak kurang dari sembilan negara di zaman ini yaitu : Ethiopia, Zaire, Kenya, Uganda, Tanzania, Rwanda, Burundi, Sudan dan tentu saja Mesir dilalui oleh Sungai Nil. Sungai Nil dalam Alkitab identik dengan Mesir . Sungai Nil mempunyai peranan sangat penting dalam peradaban, kehidupan dan sejarah bangsa Mesir sejak ribuan tahun yang lalu. Salah satu sumbangan dari sungai Nil adalah kemampuannya dalam menghasilkan tanah subur sebagai hasil sedimentasi (pengendapan) di sepanjang daerah aliran sungainya. Dengan adanya tanah subur ini menjadikan penduduk Mesir mengembangkan pertaniannya dan peradaban Mesir berkembang sejak ribuan tahun yang lalu.


3. Allah mengetahui betul betapa strategisnya sungai Nil bagi bangsa Mesir. Ketika raja Mesir yaitu Firaun mengeraskan hatinya dan menolak membebaskan Israel, Allah menulahi Sungai Nil. Mesir berdarah. Alkitab mencatat “maka seluruh air yang di sungai Nil berubah menjadi darah; matilah ikan di sungai Nil, sehingga sungai Nil itu berbau busuk dan orang Mesir tidak dapat meminum air dari sungai Nil; dan di seluruh tanah Mesir ada darah.” (ay 20-21). Allah melumpuhkan aset alam yang strategis ini dan itu menjadi ancaman bagi bangsa Mesir yang menjajah bangsa Israel. Allah menunjukkan bahwa potensi alam akan rusak bila dimanfatkan manusia yang tidak mendengar perintah Allah. Sungai, gunung, laut dan segala isinya pemanfaatannya tergantung pada kehendak Allah.

4. Allah tidak menginginkan sebuah bangsa, kelompok atau organisai untuk menghalang-halangi orang lain melakukan ibadahnya. Tulah air menjadi darah di sugai Nil semata-mata untuk memberikan peluang bagi bangsa Israel supaya mereka dapat beribadah kepada Allah. Tuhan berfirman : Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku di padang gurun; Kesejahteraan akan jauh dari kehidupan suatu bangsa bila menghalangi sekelompok orang beribadah. Bangsa itu akan jauh Air Kehidupan itu sendri. Amin

Kamis, 04 Juni 2009

BEBAS MEMULIAKAN TUHAN

Pdt.Gunawan Panjaitan.STh

1 Tawarikh 16:7-12

Kebebasan beragama dan beribadah adalah salah satu alasan untuk mengucap syukur sebab masih banyak umat beragama di seluruh dunia yang tidak dapat menikmati kebebasan itu. Ketika kita dapat memuji Tuhan di Gereja dengan bebasa dan bergembira adalah bukti nyata penyertaan dan kehadiran Tuhan. Bangsa Israel bersukacita ketika tabut perjanjian diletakkan di sebuah kemah. Tabut Perjanjian itu adalah bukti kehadiran Allah ditengah-tengah bangsa Israel. Daud sebagai pemimpin memahami keadaan hidup bersama dengan Tuhan ini harus disambut dengan sukacita dan nyanyian. Kehadiran Tabut Perjanjian adalah kehadiran kesempatan dengan bebas memuji dan memuliakan Tuhan . Peristiwa itu perlu direspons dandigubah menjadi nyanyian . Daud meminta Asaf dan saudara-saudaranya sebagai kelompok penyanyi untuk memuliakan Tuhan atas kehadirannya

Asaf dan saudarasaudanya menyanyikan lagu pujian atas kehadiran tabut perjanjian Allah. Nyanyian menhambil peran strategis dalam membangun hubungan baik manusia dengan Tuhan. Nyanyian itu dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan antara lain: Lewat nyanyian kita harus memberitahukan perbuatan-perbuatan Allah dalam sejarah umat manusia. Syair nyanyian kita adalah catatan perbuatan Allah yang diperdengarkan sepanjang waktu. Nyanyian menjadi sarana untuk memperkenalkan dan mempercakapkan tindakan Allah baik kepada semua orang. Nyanyian akan menembus batasan kultural dan territorial dan menembus waktu ketika nyanyian itu menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan. Buku Ende mencatat perbuatan Allah dalam sejarah gereja. secara pribadi maupun bersama-samaAllah mengasihi manusia dan mengusahakan agar manusia saling mengasihi Kita harus mengucap syukur atas perbuatan Allah ditengah kehidupan kita sebagai bangsa dan perbuatannya di dunia ini.
Lewat nyanyian kita juga akan membangun kerendahan hati karena kita semakin bangga menceritakan perbuatan-perbuatan Allah “Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN! Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya”. Bernyanyi menolong kita memahami keberadaan kita yang terbatas sebagai manusia. Manusia yang mengandalkan rasionalitasnya sehingga menemukan ilmu pengetahuan dan teknologi patut dibanggakan tetapi kebanggaan itu hendaknya dalam rangkan “bermegah dalam Nama Tuhan”. Bila kita menyanyikan perbuatan tuhan kita belajar kerendahan hati , kita meninggikan Tuhan bukan pribadi kita. Nynyian menjadi kesaksian dan memutahirkan apa yang diperbuat Tuhan: “Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mujizat-mujizat-Nya dan penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya”. Amin

BERSORAKSORAILAH BAGI TUHAN

Pdt.Gunawan Panjaitan.MSi

Yeremia 31:7-14

Bersoraksorai adalah sebuah penampakan sukacita. Bayak alasan mengapa kita bersuka cita. Yesus berkata: "Bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di surga" (Lukas 10:20). Rasul Petrus juga mengajak orang percaya: "bergembira karena sukacita ... yang tidak terkatakan" (1 Petrus 1:8). Ajakan bersuka cita ini bukan berarti ajakan hidup supaya berpura-pura bersukacita, atau hidup tidak realistis dengan sukacita yang palsu, tetapi menyakinkan kita bahwa sukacitalah penampakan hidup orang percaya, sehingga dalam keadaan menderita sekalipun kita tetap bersukacita.
Ajakan bersukacita dan bersoraksorai dialamatkan kepada bangsa Israel yang tengah tinggal dalam kondisi politik yang tidak stabil, ekonomi yang krisis dan harga diri yang terinjak-injak. Realitas itu bukan menjadi alasan yang menghalang untuk bersukacita. Sukacita itu adalah salah satu dari buah-buah Roh, anugerah yang bersumber dari Tuhan dan menjadi bukti yang tampak bahwa kita orang percaya dan sudah diberkati. Sukacita itu bersumber dari tindakan Allah seperti yang diberitakan Yeremia : Bersorak-sorailah bagi Yakub dengan sukacita, bersukarialah tentang pemimpin bangsa-bangsa. Kabarkanlah, pujilah dan katakanlah: TUHAN telah menyelamatkan umat-Nya, yakni sisa-sisa Israel! (31:7). Allah menyelamatkan sisasisa yaitu bagian dari seluruh orang Israel yang mau tetap setia dan pulang ke tanah kanaan. Sukacita muncul karena Allah masih menghargai kehidupan manusia, dan memberinya selalu harapan sekalipun sudah sisa-sisa.


Sukacita adalah perbuatan Tuhan yang mengakibatkan keadaan hati yang bahagia, puas dan tentram karena memiliki nikmat dan kepuasan serta keamanan yang demikian besar, sehingga ia akan tetap bahagia bahkan ketika mengalami kejadian seburuk apapun. Ujian bahwa seorang memiliki sukacita sejati ialah ketika menghadapi permasalahan yang menggoncangkan, ia tetap memiliki hati damai, aman, tentram, dan kepuasan. Sukacita telah disediakan Yesus : “Aku datang supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh 10:10b).
Sukacita itu adalah kebutuhan hidup karena dengan bersuka cita kita memperoleh vitalitas hidup rohani dan jasmani. Kita menjadi hidup semangat, wajah cerah, enak dipandang dan disukai orang lain karena tampak menarik. Suka cita itu lebih utama dari segala asesoris, pakaian yang bagus dan mahal, logam mulia yang menempel pada tubuh, sebab aneh rasanya melihat orang yang berdukacita dihiasi dengan berbagai asesoris. Jubilate : Marolopolop tu Debata ma sandok tanoon (Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi).Amin

GEMBALA: MEMBERI KEHIDUPAN

Pdt.Gunawan Panjaitan.MSi

Mika 7:14-20

1.Masyarakat tetap membutuhkan pemimpin walaupun pemimpin banyak yang mengecewakan masyarakat. Mika mengungkapkan makna pernyaaan itu di tengah kehidupan bangsa Yehuda yang sangat kecewa terhadap para pemimpimnya. Para pemimpin Yehuda waktu itu melahirkan keadaan instabilitas bangsa. Ketidak adilan, pemerasan, pelanggaran hukum menjadi realitas hidup seharihari (Mika 2:9, 3:9-10). Para pemimpin hanya memperkaya diri sendiri, memperlakukan agama sebagai symbol kehidupan saja dan tidak pernah diaktualisasikan dalam kehidupan seharihari. Keadaan sedemikian mengakibatkan hilangnya orang benar ditengah-tengah bangsa Israe. Akibatnya muncul teriakan kepada Tuhan dan Mika mengatakan “ Orang saleh sudah hilang dari negeri, dan tiada lagi orang jujur di antara manusia. Mereka semuanya mengincar darah, yang seorang mencoba menangkap yang lain dengan jaring.” (7:2)


2.Kekecewaan terhadap para pemimpin ini mendorong Mika melakukan kritikan dan sekaligus membangun harapan bahwa Allah adalah pemimpin kita yang sejati. Ia menyerukan: “Gembalakanlah umat-Mu dengan tongkat-Mu...” (ay 14). Mika tetap menyerukan akan pentingnya pemimpin, gembala di tengah hidup orang percaya. Mika menyurakan bahwa pemimpin bangsa itu Allah sendiri. Namun, Allah memilih orang di dunia ini untuk menwujudkan kepemimpinanNya. Untuk itu Mika memberikan kepada kita nasehat bahwa:
a.Gembala (pemimpin) adalah orang yang bertugas memindahkan yang digembalakan dari keadaan yang tidak dapat makanan ke tempat yang dapat makanan, dari yang tandus ke tempat yang subur, dari Yehuda ke Basan dan Gilead yang subur dan makmur. Gembala itu membutuhkan tongkat dan gada sebagai symbol kepememimpinan yang tegas dan berwibawa agar dapat memindahkan domba-domba itu dalam perjalanan panjang. Kebutuhan akan pemimpin dikareakan manusia mempunyai keterbatasan, dia tidak dapat berjuang sendiri mengatasi cobaan oleh karena itu dia membutuhkan pertolongan dari Tuhan dari orang lain; Manusia membutuhkan pemimpin, gembala yang mendatangkan keadilan, kebenaran dan kesejahteraan.
b.Kekecewaan terhadap pemimpin hendaknya tidak membuat kita menghancurkan tatanan masyarakat yang ada. Mika mendorong kita untuk mengingat akan apa yang sudah diperbuat Allah di masa lalu, ketika dia membebaskan Umatnya dari Mesir, ketia Dia memelihara bangsanya lewat kesetiaan dan kasihnya kepada Yakub dan Abraham.

Allah yang penuh kasih inilah yang memelihara perjanan hidup orang prcaya ketika menghadapai berbagai tekanan yang keras dan kejam dari berbagai pemimpim yang kejam. Sejarah telah mencatat bagaimana Allah memelihara orang kiristen di dataran cina, Rusia dan berbagai belahan dunia tetap survive. Hidup kita juga adalah bersumber dari “Gok asi ni roha ni Jahowa”karena itu mari kita berharap terus kepadanNya. Amin

IBU YANG MENGHADIRKAN CINTA KASIH

Pdt.Gunawan Panjaitan.MSi
Nats: 2 Yoh 1 : 1- 6

1.Dalam janji yang dibacakan pendeta sewaktu menerima pemberkatan pernikahan sebenarnya tidak ada dituliskan siapa yang bertugas untuk membesarkan anak-anak dalam keluarga. Bila Allah memberkati keluarga dengan menitipkan anak-anak maka tugas untuk membesarkannya adalah t ugas ayah atau ibunya. Modal untuk membesarkannya adalah adanya saling mencintai dalam ikatan suami isteri yang kekal, yang hanya dapat diceraikan oleh kematian. Dengan demikian si ibu tidak pernah mengikat kontrak untuk merawat anak dalam rumah tanggan. Ibu dianggap bertugas untuk memelihara anak-anak adalah semata didasarkan sifat naturalnya sebagai ibu.

2.Yohannes tidak secara jelas menyebutkan siapa yang disebut “ibu” sebagai alamat suratnya ini. Yohannes tentu tidak mau menekankan bahwa ibu sajalah yang bertanggungjawab atas kehidupan kerohanian anak-anak. Si “Ibu” yang disebutkan Yohanes ini tidak mempunyai nama dan identitas. Apakah dia seorang ibu yang sudah janda yang tetap memelihara kehidupan anaknya, sebab tidak disinggung di sini tentang suaminya. Yohanes agaknya ingin memuji si “ibu” yang berhasil membawa anak anaknya menjadi pengikut Yesus. Kemungkinan si “ibu” adalah orang Yahudi sebab Yohanes mengatakan “bukan seolah-olah aku menuliskan perintah baru bagimu, tetapi menurut perintah yang sudah ada pada kita dari mulanya “, artinya si Ibu itu sudah mengenal hukum saling megasihi seperti yang diajarkan dalam ke-Yahudian. Yohanes memahami bahwa cinta kasih adalah kekuatan yang besar dalam diri manusia untuk mempertahankan hidup. Cinta Kasih itu sifatnya kekal dan untuk menyatakannya butuh kekuatan, ketabahan, waktu dan bahkan dana. Sifat itu tampak dalam diri seorang ibu.

3.Ada beberapa kemungkinan yang telah dilakukan si “Ibu” sehingga Yohanes mengatakan : ”Aku sangat bersukacita, bahwa aku mendapati, bahwa separuh dari anak-anakmu hidup dalam kebenaran sesuai dengan perintah yang telah kita terima dari Bapa.”(ay 4)

a.Si Ibu mengambil inisiatif untuk membawa anak-anaknya menjadi Krististen. Dia tidak menunggu suami, gereja atau para pelayan untuk menyodorkan iman Kristen itu. Si Ibu sangat berperan dalam pengembangan kerohanian anak-anaknya. Mengetahui hal itu Yohanes mengatakan “aku sangat bersukacita”.
b.Si ibu membangun percaya diri pada anak-anaknya menjadi orang yang disukai dan menarik perhatian, sehingga rasul Yohanes mengnal anak-anaknya itu. Ibu menjadi tempat belajar bagaimana mencintai, melindungi, memuji dan mengasihi. Anak-anak belajar dari si ibu dari proses hidup mereka sehari-hari. Ibu yang sedemikian mendatangkan sukacita bagi orang lain.
c.Siibu menjadi contoh bagi anakanaknya dalam banyak hal. Si anak akan belajar dari orang tua bagaimana menyatakan ketaatan kepada Allah, ketaatan kepada peribadahan, ketaatan kepada hukum, bagaimana mengelola keuangan dan banyak hal lain yang untuk menyataan cinta kasih.

4.Sukacita Kristen bersumber dari anggota jemaat yang kehidupannya telah dipengaruhi oleh Firman Tuhan dan sebaliknya dukacita kita adalah ketika anggota jemat hidupnya dikuasi oleh kehidupan yang jahat. Ibu mempunyai potensi diri yang luarbiasa dan hal itu tidak didapatkan dalam diri seorang bapak. Si ibu mempunyai kekuatan untuk memasukkan anaknya dalam kehidupan persekutuan dengan Tuhan. Ibu yang penuh cinta kasih menjadi sumber kehidupan bagi keluarganya. Amin.

Minggu, 19 April 2009

Easter Camp: Sekolah Minggu dan Remaja HKBP Manyar

Pdt.G.Panjaitan.STH.MSi

Sekolah Minggu dan Remaja HKBP Manyar melaksanakan “Easter Camp” pada hari Sabtu - Minggu, 11-12 April 2009 di Halaman depan Gereja HKBP Manyar. Perkemahan ini untuk perayaan “ibadah subuh” Paskah mempertingati kebangkitan Yesus Kristus. Sekolah Minggu yang ikut adalah kelas IV sampai kelas IV SD dan remaja. Perayaan tersebut didukung orang tua sekolah minggu di mana mereka mengantar anaknya dan bahkan ada yang menunggui sampai tengah malam karena ingin merasakan suasana tersebut.
Perayaan Eaester Camp Sekolah Minggu dan Remaja ini mengambil tema “Kristus telah bangkit” (Matius 28:6) dengan harapan peserta memahami bahwa kematian tidak dapat menahan Yesus dalam kubur, dan kematian sudah dikalahkan. Easter Camp ini dimulai pukul 18:00 WIB, diawali dengan pendaftaran peserta , pembagian kelompok kemah dan pembukaan dengan nyanyian dan doa. Acara diisi juga nonton bersama film Versi Injil Lukas :”Jesus of Nazaret”. Pendeta HKBP Manyar, Pdt.G.Panjaitan.STh.MSI, memberikan refleksi dan mengajukan beberapa pertanyaan atas film yang sudah di tonton. Pada tengah malamnya Sekolah Minggu dan Remaja menyalakan api unggun dan mengadakan berbagai game yang membangun kebersamaan dan kerjasama di antara mereka. Acara terus berlanjut sampai pagi hari Minggu dengan kegiatan mencari telur paskah. Peserta yang mendapatkan telur paling banyak diberi hadiah hiburan.






“Kegiatan ini adalah bagian program gereja HKBP Manyar dalam rangka pembinaan anak sekolah minggu dan remaja. Kita berharap perayaan ini akan memberikan kenangan yang indang bagi mereka semua sehingga sejak dini kecintaan terhadap Tuhan dan gerejanya HKBP terbangun di hati mereka”. Demikian disampaikan Pdt.G.Panjaitan.STh, MSi ketika memberi sambutan untuk mengahiri seluruh rangkaian kegitan.
Pelaksanaan Eaester Camp ini dilaksanan oleh guru-guru Sekolah Minggu dan Pembina Remaja dengan persiapan yang baik dan terencana. Kreatifitas yang mereka miliki membuat perayaan paskah tidak hanya sebagai acara seremonial belaka. Paskah menjadi bukan sekedar berita tetapi Paskah menyangkut dengan kehidupan dunia. Dimana sekolah minggu dapat tidur bersama, makan bersama dalam satu camp sebagai bentuk dunia yang pernuh sukacita dan damai.


Menghadapi Penolakan

Pdt.G.Panjaitan.STh.MSi

Yohanes 10:38-42

1. Kepercayaan adalah menjadi modal sosial yang sangat berharga. Kepercayaan dapat menjadi pengikat antar anggota masyarakat yang bekerja sama membangun sebuah cita-cita. Kepercayaan berkorelasi dengan tindakan atau perbuatan Semakin sesuai pekerjaan dengan perkataan maka kepercayaan akan semakin tingi. Ketika Yesus melayani di dunia ini, Dia memanfaatkan kekuatan perkataanNya dan perbuatanNya. Ia megajar dengan penuh wibawa dan kuas, kata-katanya menghibur, menggerakkan hati dan memulihkan pemahaman. Lukas mencatat tanggapan orang terhadap Yesus: “Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: "Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa” (Luk 4:36). Yesus juga melayani dengan tindakan nyata, dia mengulurkan tangan, melangkahkan kaki, Dia hidup bersama dengan umat, merasakan apa yang dirasakan orang yang menderita. Perasaannya selalu tergerak oleh belas kasihan ketika melihat penderitaan manusia sehingga banyak mukjizat dihadirkanNya. Berbagai pengajaran, pendampingan, pemberdayaan dan mukjizat Yesus bermaksud menyatakan identitas-Nya sebagai Putra Allah, Juru Selamat, Mesia yang telah datang untuk memberi hidup-Nya demi menebus dosa dunia. Yesus mengatakan “pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku”(Yoh 10:25).

2. Namun, orang-orang yang telah melihat berbagai mukjizat Yesus tidak mau percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Mereka siap membunuh Yesus karena mengaku bahwa Dialah Allah (Yoh 10: 30,31). “Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka” ( Yoh 10:39). Yesus berkata kepada mereka, “Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan [mukjizat-mukjizat] itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa” (ayat 37,38). Ternyata sangat susah membangun kepercayaan sekalipun mereka sudah melihat bukti yang kasat mata. Mungkinkah orang banyak menduga bahwa Yesus hanya melakukan tipuan dengan mukjizatNya itu, atau hanya sebuah sihir?

3. Sekalipun Yesus mengalami penolakan, namun dia luput dari tangan penjahat. Ada kemampuan pada Yesus untuk menghindar supaya tidak tertangkap dan disentuh tangan-tangan jahat. Yesus tidak membiarkan dirinya diperlakukan semena-mena. Bila pada suatu ketika Yesus ditangkap, semuanya itu adalah atas kehendakNya untuk penbusan dosa manusia Dia tidak menghadapi penolakan dengan kekerasan, tetapi Yesus melakukan “retreat”: Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ.(ay 39). Semua tindakan ini menunjukkan bahwa Yesus tidak pernah lepas kontrol, bertindak emosional, dia perduli keamanan dan keselamatan. Yesus pergi ke tempat awal memulai pelayanan, tempat dimana Allah menyatakan kepadaNya “inilah Anak yang aku kasihi, kepadanyalah Aku berkenan”. Meghadapi penolakan, tantangankehidupan dapat kita lakukan dengan melakukan “jiarah pengenalan diri” merenungkan kembali tujuan kehidupan kita dan kesiapaan kita.

4. Yesus teladan bagi kita ketika mengalami penolakan. Perbuatan baik, perkataan yang baik tidak otomatis membuat kita menjadi diterima semua orang. Penolakan hendaknya tidak membuat kita berhenti melakukan hal yang baik. Hati kita disiapkan oleh Tuhan menerima simpati dan penolakan. Kita dapat merobah arah dan tempat pelayanan bila ada penolakan disatu tempat. Kita bisa menyingkir untuk mempertahankan perbuatan baik itu. Kita percaya Allah melindungi kita sehingga kita mengalami seperti yang dialami Yesus: Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka.” “Jesus is the untouchable” dan orang-orang percaya juga demikian. Tangan Tuhan lebih kuat, lebih panjang, lebih besar menjangkau kita dari tangan-tangan orang yang mau mencelakai kita. Amin.


PERJAMUAN KUDUS

Pdt.G.Panjaitan.STh.MSi

Nats.: 1 Kor 11: 24 -26

1. Sakramen adalah penyataan diri Allah kepada manusia dalam bentuk nyata berupa, roti, anggur dan air. Di dalam gereja Kristen Protestan ada dua sakramen, yakni Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus. Kedua-duanya dilayankan dalam persekutuan jemaat. Adanya Sakramen-Sakramen dalam gereja adalah sesuai dengan perintah Tuhan Yesus. Yesus sendiri yang menetapkan Baptisan Kudus (Mat. 28 : 19-20). Dan Dia juga yang menetapkan Perjamuan Kudus supaya dirayakan/dilaksanakan sebagai “peringatan” akan Dia sampai Ia datang kembali” (Mat. 26 : 29 ; Mark. 14 : 25 ; 1 Korit.11 : 26). Berarti, gereja yang tidak melaksanakan Sakramen-Sakramen, hal itu menunjukkan bahwa gereja itu tidak taat kepada perintah Tuhan Yesus. Kalau seorang kristen tidak mau dibabtis atau tidak mau menghadiri pelaksanaan Perjamuan Kudus, berarti orang itu telah menolak perintah Tuhan Yesus di dalam hidupnya.

2. PERJAMUAN KUDUS
Perjamuan Kudus adalah salah satu “perayaan” yang paling penting dari gereja Kristen dan menjadi pusat pemberitaan. Di Gereja HKBP meja altar disebut juga sebagai meja pelayanan sakramen dan diposisikan diposisi sentral. Perjamuan Kudus yang dilaksnakan Yesus berhubungan dengan Perjamuan perpisahan” pada malam terakhir sebelum Ia ditangkap dan menderita sengsara di kayu salib. Perjamuan itu berhubungan dengan Perayaan Paskah Israel. Pesta Paskah orang Israel adalah Pesta Pengucapan Syukur yang berhubungan erat dengan “Pembebasan Israel” dari perbudakan di Mesir, (Kel. 12) dan untuk menyatakan “karya penyelamatan Allah di dalam Kristus” kepada manusia.
Perjamuan kudus mengandung berbagai makna penting dalam iman Kristen. Didalam perjamuan kudus ada:
a. Pengucapan syukur
Pengucapan Syukur karena suatu “Pesta Kemenangan”. Kita diundang supaya bersukacita sebab melalui Perjamuan Kudus, Ia mengatakan kepada kita : “untuk dosa-dosamu, Ia telah bangkit”. Di dalam Dia, berarti oleh kematianNya dan kebangkitanNya, Allah telah mendamaikan kita dengan diriNya. (2 Korint 5 : 18 – 19). Sekarang kita telah memperoleh persekutuan dengan Dia, karena itu kita harus bergembira dan bersukacita. Kita harus mengucap syukur kepadaNya atas kasih dan anugerahNya.
Dalam Perjamuan Kudus kita menerima roti dan anggur, dimana hal itu yang menunjuk kepada “tubuh” Kristus yang dipecah-pecah dan “darahNya” yang dicurahkan untuk kita. Pembagian roti dan anggur yang diberkati dalam Perjamuan Kudus mengandung arti akan adanya “penyaluran berkat”. Hal ini membuat kita sadar betapa mahalnya harga yang harus dibayar oleh Yesus untuk keselamatan kita. Melalui Perjamuan Kudus, orang-orang percaya mengalami dan menerima anugerah Allah. Dengan demikian Yesus telah melibatkan orang-orang percaya dalam kedatangan Kerajaan Allah (Mark. 14 : 23) dimana di dalam Kerajaan Allah orang-orang percaya telah dipersekutukan dengan Allah. (Joh. 17 : 24).
b. Peringatan Akan Yesus
Pada waktu Yesus dan murid-muridNya melaksanakan Perjamuan Kudus sebelum Ia diserahkan, menurut kesaksian rasul Paulus ( 1 Korint 11:23-34) dibuat dalam rangka pringatan akan Yesus. Yang dimaksud dengan peringatan akan Yesus dalam Perjamuan Kudus, adalah peringatan akan kematianNya di kayu salib. Dan arti dan tujuan peringatan ini adalah sebagai “pemberitaan akan keselamatan” yang dihasilkan (dikerjakan) oleh kematian dan kebangkitan Yesus sampai Ia datang kembali ( I Korint 11:26). Peringatan berbakna memasakinikan kembali penghayatan akan pengorbanan Yesus itu.
c. Pemberian Roh Kudus
Perjamuan kudus adalah pemberian Roh Kudus . Roti dan anggur tidak otomatis berubah menjadi tubuh dan darah Kristus . Waktu pelayan (=pendeta) mengucapkan “kata-kata peneguhan” perjamuan kudus, bahwa roti tetap roti dan anggur tetap anggur. Akan tetapi oleh pekerjaan Roh Kudus, kita beroleh persekutuan dengan Kristus (kematian dan kebangkitanNya) yang benar-benar hadir dalam Perjamuan Kudus yang kita laksanakan. Dengan demikina Perjamuan Kudus itu juga sebagai Perjamuan Persekutuan didalamnya kita temukan “kesukaan dan kegembiraan” karena kita telah benar-benar dipersekutukan dengan “Tubuh dan darah” Kristus yang telah menjadi “PERJANJIAN BARU” (1 Kor. 11 : 23 dst) dan melalui Perjamuan Kudus yang mempersekutukan jemaat, sehingga kita telah menjadi milik Kristus.
d. Perjamuan Kudus sebagai Perjamuan Agung di masa depan
Ketika Tuhan Yesus melaksanakan Perjamuan Kudus bersama-sama dengan murid-muridNya, Ia berkata : “Mulai dari sekarang Aku tidak minum lagi hasil pokok anggur ini sampai hari Aku meminumnya, yaitu yang baru bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan BapaKu” (Mat. 26 : 29 ; Mark. 14 : 25). Dalam Perjanjian Lama, kegenapan (=Kepenuhan) keselamatan dari Kerajaan yang akan datang, dilihat sebagai suatu “Perjamuan Gembira” di dalam Kerajaan BapaNya. Barang siapa yang telah menjadi milikNya akan turut ambil bagian di dalamnya, ia akan duduk bersama-sama dengan Dia di meja Perjamuan Agung dalam Kerajaan Allah, (Band. Mat. 8 : 11 ; Luk. 13 : 28; 14 : 13). Dengan demikian dalam Perjamuan Kudus kita benar-benar menerima “REPRESENTASI” dari keselamatan yang Allah berikan kepada manusia di dalam Kristus. Dan di dalam Perjamuan Kudus kita teguhkan di dalam pengharapan untuk menemukan kesempurnaan Perjamuan Agung di masa depan di dalam Kerajaan Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus, (Band. Wahyu 2 : 7 ; 21 : 7). Amin

Kamis, 16 April 2009

Paskah: Pesta kehidupan&Kemenangan

Pdt.G.Panjaitan.STh.MSi

Kisah Para Rasul 10:39-43

Paskah dirayakan oleh segenap umat Kristen di seluruh dunia dengan sukacita. Pada saat paskah kita mengingat Dia yang lahir di desa kecil bernama Betlehem oleh ibu sederhana. Kita mengenang Dia yang dibesarkan selama 30 tahun di pertukangan kayu dan selama tiga tahun menjadi pengkhotbah keliling dan mempunyai beberapa orang pengikut. Dia seorang yang tidak pernanah menulis buku, tidak pernah membuka satu kantor, tidak pernah mempunyai satu keluarga berbahagia dan tidak pernah kuliah dan meraih gelar kesarjanaan. Kita merayakan Dia yang tidak pernah mengunjungi kota-kota besar dan bersejarah seperti Italia, Roma , Konstantiopel dll.Dia tidak pernah mengadakan perjalanan lebih dari 100 km dari tempat kelahirannya. Ketika Dia populer kebanyakan orang kecil sederhana yang mendukung dia. Ketika Dia ditangkap dengan tuduhan memfitnah agama, Dia diperlakukan dengan tidak adil, teman-temanNya meninggalkanNya. Dia disalibkan diantara dua penjahat dan pada saat getir seperti itu para pengeksekusi memperebutkan pakaiannya dengan judi. Dia dikuburkan oleh kerabat dekat dengan buru-buru. Untuk Diakah kita merayakan Paskah ? Ya untuk Dia “ Yang telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan”. Kebangkitan Yesus menjadi dasar iman dan pengharapan Kriten. Paulus mengajarkan sentralnya Paskah itu, dia mengatakan “ Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.” ( 1Kor 15:13-14).

Paskah adalah pesta kehidupan yang merayakan sebuah fakta yang sangat sulit dierima oleh akal/rasionalitas manusia. Paskah adalah peristiwa ketika manusia diperkenankan memasuki awal sejarah dan realitas baru bahwa kehidupan berkuasa atas kematian. Bukan seperti sebelumnya, ketika seakan-akan kematianlah yang menguasai kehidupan. Paskah menyatakan bahwa kita menyembah Tuhan yang hidup dimana kita dapat berkomunikasi denganNya. Allah yang hidup inilah yang mendorong Petrus yang menjadi saksi Atas kebangkitan dan kehidupan Yesus.

Paska adalah pesta kemenangan “ Christos Victor”, kematian dikalahkan oleh kebangkitan Yesus. Kemenangan Yesus adalah representasi kemenangan orang-orang kecil di mana-mana, yang teraniaya dengan semena-mena. Paskah adalah simbol kemenangan dari kehendak baik atas konspirasi jahat, kemenangan dari yang adil atas yang tidak adil, kemenangan dari kuasa kasih atas kekuatan dendam dan kebencian. Paskah jaminan kemenangan dari kuasa yang menghidupkan atas ketakutan yang mematikan. Amin.

Paskah: Pesta kehidupan&Kemenangan

Pdt.G.Panjaitan.STh

Kisah Para Rasul 10:39-43
Paskah dirayakan oleh segenap umat Kristen di seluruh dunia dengan sukacita. Pada saat paskah kita mengingat Dia yang lahir di desa kecil bernama Betlehem oleh ibu sederhana. Kita mengenang Dia yang dibesarkan selama 30 tahun di pertukangan kayu dan selama tiga tahun menjadi pengkhotbah keliling dan mempunyai beberapa orang pengikut. Dia seorang yang tidak pernanah menulis buku, tidak pernah membuka satu kantor, tidak pernah mempunyai satu keluarga berbahagia dan tidak pernah kuliah dan meraih gelar kesarjanaan. Kita merayakan Dia yang tidak pernah mengunjungi kota-kota besar dan bersejarah seperti Italia, Roma , Konstantiopel dll.Dia tidak pernah mengadakan perjalanan lebih dari 100 km dari tempat kelahirannya. Ketika Dia populer kebanyakan orang kecil sederhana yang mendukung dia. Ketika Dia ditangkap dengan tuduhan memfitnah agama, Dia diperlakukan dengan tidak adil, teman-temanNya meninggalkanNya. Dia disalibkan diantara dua penjahat dan pada saat getir seperti itu para pengeksekusi memperebutkan pakaiannya dengan judi. Dia dikuburkan oleh kerabat dekat dengan buru-buru. Untuk Diakah kita merayakan Paskah ? Ya untuk Dia “ Yang telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan”. Kebangkitan Yesus menjadi dasar iman dan pengharapan Kriten. Paulus mengajarkan sentralnya Paskah itu, dia mengatakan “ Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.” ( 1Kor 15:13-14).



Jumat, 03 April 2009

TUHAN RAJA YANG MAHA BESAR

Pdt.Gunawan Panjaitan.STh.MSi

Mazmur 99:1-7
Posisi sebagai raja mungkin saja menjadi idaman banyak orang. Para pemimpim pemerintahan di daerah kadang mereka disebut “raja-raja kecil” karena mereka memiliki kekuasaan yang sangat luas. Mereka dapat membuat Peraturan Daerah yang menguntungkan sepihak misalnya perda tenatang hasil bumi rayat dan peternakan dikenakan retribusi atau pajak. Selain itu, pada saat kita megenang hari berharga dalam kehidupan kita yaitu hari pernikahan, pengantin Pria dan wanita disebut “raja sehari”. Mereka dilayani, diberi hadiah, disalami, diucapkan selamat dan memang diperlakukan sebagai raja. Kemunidan, dalam kultur budaya berbagai suku, mereka memahami setiap angota disebut sebagai “anaknya raja dan putrinya raja”. Tujuannya adalah mengajarkan pentingnya sikap terhormat dan terpelajar.

Raja adalah istilah yang dipakai dalam dunia politik dan dalam satu sisitim pemerintahan monarchy, misalnya kerajaan Inggis atau kerajaan Monako, mereka mempunyai wilayah territorial, penduduk dan sistim pemerintahan. Raja juga juga dipakai untuk menggambarkan situasi dimana ada keadaan yang dihormati dan disegani, dan tidak ada hubungannya dengan territorial dan sistim emerintahan. Dalam teologia kita juga menemukan dogma tentang kerajaan Allah. Dalam setiap ibadah kita mendoakan “datanglah kerajaanmu”. Kerajaan Tuhan tidaklah istilah politik tetapi istilah teologi yang menyakini bahwa Tuhan dipuji sebagai sebagai Raja yang Mahabesar. Tuhan Raja atas segala bangsa, yang mencintai hukum dan keadilan, yang menjawab seruan permohonan dan mau mengampuni, dan yang nyata kekudusanNya.Kerajaan Tuhan lebih bersifar kondisional. Kepada Tuhan yang demikian, pemazmur mengajak umat untuk memuji Tuhan, meninggikan Tuhan dan menyembahNya. Namun tidak cukup hanya di situ, meninggikan Tuhan dan menyembah Tuhan memang sepertinya terkesan abstrak, karena itu pemazmur menjelaskan lebih lanjut bagaimana caranya meninggikan dan menyembah Tuhan.
Pemazmur menyebutkan nama para pendahulunya seperti Musa, Harun dan Samuel sebagai orang-orang yang berseru kepada Tuhan dan berpegang pada peringatan-peringatanNya. Mereka terbukti menjadi orang yang selalu berdoa bagi bangsa yang dipimpinNya dan menjaga firman Tuhan tetap hidup dalam diri mereka sebagai para pemimpin bangsa. Mereka ini menjadi teladan bagaimana seseorang dapat menyatakan kebesaran dan kekudusan Tuhan, yaitu dengan cara hidup berpegang pada hukum/firman Tuhan.
Berdasarkan pengalaman, orang percaya dan mungkin dunia yang mengakui ada Tuhan tidak sulit untuk mengakui kebesaran dan kekudusan Tuhan. kita dapat setuju dan mengaminkan dalam pikiran dan perkataan. Namun ternyata pengakuan itu acap kali tidak sejalan dengan cara hidup kita . Kita ingin dirajai oleh ilmu pengetahuan dan tehnologi dan beranggapan bahwa hidup tidak dapat lagi dilanjutkan tanpa tehnologi itu. Kita juga terkadang dirajai oleh diri kita sendiri sehingga tidak mengakui penyertaan Tuhan dalam sejarah kehidupan itu. Tidak cukup hanya dengan mulut yang mengucap syukur, atau dengan kata-kata semata, melainkan dengan seluruh hidup kita yang mau berpegang pada firman Tuhan. Kita mau dirajai, dikuasai dikendalikan dan tunduk kepada kehendak Tuhan. Sifat Tunduk itu dinyatakan Yesus ketika hendak menghadapi penyaliban. Yesus mengatakan dalam doanya “...Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39). Hanya dengan hidup seperti Kristus, kita mengakui bahwa Allah itu kudus dan Mahabesar. Apalah arti sebuah pengakuan yang tidak dibarengi dengan perilaku dalam keseharian. Amin.

Selasa, 24 Maret 2009

Allah Tempat Perlindungan

Pdt.Gunawan Panjaitan.STh.MSi

Mazmur 43:1-5

1.Allah memberikan kepada manusia kemampuan untuk menghibur diri sendiri atau kemampuan untuk menyelesaikan masalah sendiri. Kemampuan itu dapat aktif dipergukanakan apabila hidup sehari-hari mempunyai hubungan baik dengan Tuhan. Biasanya, seseorang yang menghadapi permalasahan hidup diibaratkan seperti meghadapi sebuah tembok yang menghalagi perjalanan. Dia akan merasakan betapa sempitnya dunia ini dan berpikir tidak adalagi alternatif jalan keluar. Pemazmur meggambarkan perasaan demikian ketika dia berperkara dengan kaum yang tidak saleh, penipu dan orang curang. Dia merasa para musuh ini sudah berhasil menyudutkan dirinya dan menghadapkannya ke tembok sehingga tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Tetapi keadaan itu tidak dihadapi dengan keputus asaan, tetapi mengasah kemampuan diri yang diberikan Tuhan untuk menghadapi masalah. Dalam perenungan diri sendiri dia bertanya kepada dirinya: Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?


2.Pemazmur menunjukkan kemandirian hidup. Dia dapat keluar dari lingkaran kemelut dengan cara mengarahkan diri kepada Tuhan. Perkabungan tidak menutupi imannya atau mematikan harapannya. Dia berseru kepada Tuhan dan berbicara kepada diri sendiri dengan mengatakan “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Pemazmur melihat betapa banyak lagi jalan untuk berhasil dan betapa terbukanya peluang bersama Tuhan. Pengalaman pemazmur ini melahirkan pengakuan iman akan:
a. Allah sebagai Advokad di mana kita adalah kliennya. Allah melakukan pembelaan dalam perkara kita sehingga kita menang terhadap kamum penipu yang tidak saleh. Iman seperti ini mendorong kita untuk menguasai emosi sehingga tidak melakukan pembalasan terhadap kejahatan. Paulus mengatakan “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan” (Roma 12 :19)

b.Allah tempat Pengungsian (tempat suaka) di mana kita mendapat perlindungan dan jaminan keamanan. Kita terhindar dari tempat yang menekan dan mengancam kehidupan kita.

c.Allah menyediakan tujuan akhir hidup kita yaitu diam di rumah Tuhan di mana ada persekutuan, pujian dan sukacita yang abadi (Maz 23:6).

3.Pengalaman iman pemazmur ini menjadi penghiburan bagi setiap pribadi yang mengalami permasalahan hidup. Permasalahan hidup itu tidak dapat dihindarkan namun harus dihadapi bersama Tuhan. Kita mengarahkan diri kepada Tuhan ketika kemelut menghadang dan doa adalah memohon kepada Allah agar Dia segera membela kta dalam permasalahan kita. Judika Amin.

Menghadapi Penolakan

Pdt.G.Panjaitan.STh.MSi

Yohanes 10:38-42

1.Kepercayaan adalah menjadi modal sosial yang sangat berharga. Kepercayaan dapat menjadi pengikat antar anggota masyarakat yang bekerja sama membangun sebuah cita-cita. Kepercayaan berkorelasi dengan tindakan atau perbuatan Semakin sesuai pekerjaan dengan perkataan maka kepercayaan akan semakin tingi. Ketika Yesus melayani di dunia ini, Dia memanfaatkan kekuatan perkataanNya dan perbuatanNya. Ia megajar dengan penuh wibawa dan kuas, kata-katanya menghibur, menggerakkan hati dan memulihkan pemahaman. Lukas mencatat tanggapan orang terhadap Yesus: “Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: "Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa” (Luk 4:36). Yesus juga melayani dengan tindakan nyata, dia mengulurkan tangan, melangkahkan kaki, Dia hidup bersama dengan umat, merasakan apa yang dirasakan orang yang menderita. Perasaannya selalu tergerak oleh belas kasihan ketika melihat penderitaan manusia sehingga banyak mukjizat dihadirkanNya. Berbagai pengajaran, pendampingan, pemberdayaan dan mukjizat Yesus bermaksud menyatakan identitas-Nya sebagai Putra Allah, Juru Selamat, Mesia yang telah datang untuk memberi hidup-Nya demi menebus dosa dunia. Yesus mengatakan “pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku”(Yoh 10:25).


2. Namun, orang-orang yang telah melihat berbagai mukjizat Yesus tidak mau percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Mereka siap membunuh Yesus karena mengaku bahwa Dialah Allah (Yoh 10: 30,31). “Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka” ( Yoh 10:39). Yesus berkata kepada mereka, “Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan [mukjizat-mukjizat] itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa” (ayat 37,38). Ternyata sangat susah membangun kepercayaan sekalipun mereka sudah melihat bukti yang kasat mata. Mungkinkah orang banyak menduga bahwa Yesus hanya melakukan tipuan dengan mukjizatNya itu, atau hanya sebuah sihir?

3.Sekalipun Yesus mengalami penolakan, namun dia luput dari tangan penjahat. Ada kemampuan pada Yesus untuk menghindar supaya tidak tertangkap dan disentuh tangan-tangan jahat. Yesus tidak membiarkan dirinya diperlakukan semena-mena. Bila pada suatu ketika Yesus ditangkap, semuanya itu adalah atas kehendakNya untuk penbusan dosa manusia Dia tidak menghadapi penolakan dengan kekerasan, tetapi Yesus melakukan “retreat”: Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ.(ay 39). Semua tindakan ini menunjukkan bahwa Yesus tidak pernah lepas kontrol, bertindak emosional, dia perduli keamanan dan keselamatan. Yesus pergi ke tempat awal memulai pelayanan, tempat dimana Allah menyatakan kepadaNya “inilah Anak yang aku kasihi, kepadanyalah Aku berkenan”. Meghadapi penolakan, tantangankehidupan dapat kita lakukan dengan melakukan “jiarah pengenalan diri” merenungkan kembali tujuan kehidupan kita dan kesiapaan kita.

4.Yesus teladan bagi kita ketika mengalami penolakan. Perbuatan baik, perkataan yang baik tidak otomatis membuat kita menjadi diterima semua orang. Penolakan hendaknya tidak membuat kita berhenti melakukan hal yang baik. Hati kita disiapkan oleh Tuhan menerima simpati dan penolakan. Kita dapat merobah arah dan tempat pelayanan bila ada penolakan disatu tempat. Kita bisa menyingkir untuk mempertahankan perbuatan baik itu. Kita percaya Allah melindungi kita sehingga kita mengalami seperti yang dialami Yesus: Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka.” “Jesus is the untouchable” dan orang-orang percaya juga demikian. Tangan Tuhan lebih kuat, lebih panjang, lebih besar menjangkau kita dari tangan-tangan orang yang mau mencelakai kita. Amin.

Selasa, 17 Maret 2009

MENGARAHKAN DIRI PADA PANGGILAN SORGAWI

Pdt.G.Panjaitan.STh.MSi

Filipi 3:13-16
1. Kita tidak mempunyai kuasa untuk merobah masa lalu, masa lalu biarlah berlalu. Hidup manusia sekarang ini memang hasil dari proses panjang masa lalu, tetapi janganlah kehidupan ini terus membawa beban masa lalu. Ada hal-hal yang dapat ditanggalkan dan ditinggalkan. Paulus menyikapi masa lalunya dengan berpikiran bahwa jauh lebih besar hari-hari yang akan datang dari pada masa lalu. Paulus mengatakan “aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku .Paulus mempunyai masa lalu sebagai “penentang yang kerasa Yesus Kristus”. Masa lalunya adalah orang yang “memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, menyiksa, memaksanya untuk menyangkal imannya, mengejar" (Kis 26:10-11). Berdasarkan masalalunya, Paulus sangat terbuka untuk dicurigai akan kesetiaannya sebagi orang Kristen. Namun dia menganggap masalalu itu “skubala” (ampas) yang tidak layak untuk diperhatikan dan dibicarakan kembali. Dia sangat komit untuk melupakan kesalahan masalalu. Sama seperti Paulus, setiap kita mungkin mempunyai masa lalu yang bisa saja memalukan dan mengecewakan orang-orang yang kita cintai: suami, istri, anak-anak atau diri kita sendiri. Firman Tuhan hari ini memerintahkan kita untuk menghentikan beban masa lalu dan Tuhan menginginkan kita mengarahkan hidup kita kepada masa depan masa yang penuh rahmat Tuhan.



2. Tuhan menginginkan supaya kita tidak menaruh dendam dalam hati. Mungkin kita pernah diperlakukan tidak adil, dihina, dipermalukan oleh orang lain. Secara natural kita selalu terdorong untuk membalasnya. Tuhan menginginkan kita untuk mengarahkan pandangan terhadap Tuhan (okuli). Semua masalalu jangan sampai memperlambat perlombaan kita meraih hadiah panggilan sorgawi. Palus dalam ungkapan yang berbeda menganjurkan hal itu dengan dengan mengatakan “ Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikia” (Kol 3:13) Paulus menyebutkan cara berpikir demikian adalah cara berpikir yang sempurna dan cara pandang yang selalu terarah kepada panggilan sorgawi. Amin

Rabu, 04 Maret 2009

PESTA KEBANGUNAN ROHANI SEKOLAH MINGGU HKBP MANYAR

Pdt.G.Panjaitan.STH.MSi

Sekolah Minggu adalah angota jemaat yang harus dilayani dengan baik sebagai anggota kerajaan Allah. Mereka membutuhkan kasih sayang yang tapak melalui pemberian fasilitas, perhatian, dan pengajaran yang baik tentang firman Tuhan. Sekolah minggu ini nantinya yang menjadi para pengurus gereja kaum ibu dan kaum bapak dan pewaris gereja HKBP. Hal itu disampaikan Pendeta HKBP Ressort Manyar Pdt.Gunawan Panjaitan STh,MSi , dalam khotbahnya pada Acara Kebangunan Rohani atau Parheheoan Sekolah Minggu HKBP Manyar , Minggu (1/3) di Gereja HKBP Manyar.
Kebangkitan rohani ini diharapkan menjadi momen untuk meningkatkan pelayanan sekolah minggu di HKBP Manyar . Tugas itu tidaklah diserahkan hanya kepada Guru Sekolah Minggu, para pemuda yang kebetulan Kuliah diberbagai Universitas di sekitar Gereja tetapi harus diembankan kepada semua anggota jemaat sebagai bentuk pembangunan tubuh Kristus. Dengan demikian HKBP dalam menjalankan tugasnya akan menjadi berkat bagi anak-anak .






Para Sekolah Minggu dengan ceriah manortor bersama dengan gerakan yang lincah. Orang tua memberikan "olopolop" untuk menunjukkan cinta kasihnya kepada Sekolah Minggu.



Dengan Tenangnya Para pemenang Lomba Mewarnai menunjukkan karyanya dan menerima hadiah. Dari Kanan pemenang terbaik pertama dst.



Pemenang Lomba menggambar menerima Piala dan hadiah yang disediakan Panitia

Pesta parheheon Sekolah minggu ini berlangsung dua hari yaitu tanggal 28 Pebruari 2009 dengan acara perlombaan mewarnai, menggambar dan pentas pujian SKM Manyar. Acara berlangsung meriah yang dihadiri para orang tua anak. Hari Kedua berisikan ibadah bersama dengan orang tua pada Minggu Siang dan pesta pengumpulan dana untuk kebutuhan sekolah minggu serta makan bersama.
Acara itu berthema “mengasihi sesama” ( Matius 22:39) yang diwujudkan dalam lukisan, gambar dan nyanyian. Kelompok Kategorial Kaum Bapak, Ibu dan NHKBP ikut memeriahkan dengan "manortor" dan memberikan sumbangan dana untuk pembinaan Sekolah Minggu. Di penghujung acara panitia pesta menyerahan hadiah bagi pemenang untuk setiap lomba serta kenangkenangan untuk semua anak sekolah minggu.

"Sekolah minggu dahulu adalah kita orang tua sekarang dan sekolah minggu sekarang adalah anak-anak kita saat ini, mari kita cintai mereka dan kita pandu dalam pertumbuhan jasmani dan rohaninya". demikian Pendeta Ressort Manyar mengakhiri ucapan terimakasihnya atas partisipasi semua anggota jemaat.




MENGUCAP SYUKUR ATAS HIKMAT ALLAH

Ayub 28:20-28

Pdt.Gunawan Panjaitan.STh.MSi

Hikmat berbeda dengan intelektual. Intelektual adalah kecerdasan yang dimiliki seseorang karena ada proses belajar dan meneliti berbagai ilmu pengetahuan. Sedangkan hikmat adalah kemampuan manusia untuk mencari yang benar, yang tepat dan paling akhir. Hikmat juga adalah kemampuan untuk memisahkan yang baik dari yang tidak baik yang didasaran pada pemahaman dan ilmu pengetahuan, sehingga dapat dinyatakan dalam tindakan. Hikmat dipercaya pemberian Tuhan. Banyak orang dalam sejarah yang disebut cerdasa dan intelek teapi tidak berhikmat, misalnya Pontius Pilatus yang megadili Yesus, atau Adolf Hitler pemimpin Nazi atau Saddam Husein pemimpin Irak. Mereka cerdas tetapi tidak berhikmat, karena menurut standarnya orang berhikmat adalah seperti dalam Ayub 28:20 “takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi."


Hilmat itu berasal dari Allah, dan untuk mendapatkannya kita hendaknya bersahabat dengan Allah melalui firmanNya. Hikmat tidak dapat diperoleh dengan kekayaan material dan harta benda (Ayub 28:15-19), Hikmat juga tidak datang dari roh – roh lain (ay 23). Ayub mengetahui apa yang sudah terjadi dalam hidupnya hanya dapat dimengerti oleh hikmat yang dari Allah sehingga tidak ada alasan untuk menggurui Allah atau menyalahkan atas tindakanNya. Ayub mengatakan : Tetapi pada Allahlah hikmat dan kekuatan, Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian (Ayub 12:13). Dalam 1 Raja 4:29 kita juga menemukan bahwa “Allah memberikan kepada Salomo hikmat dan pengertian yang amat besar, serta akal yang luas seperti dataran pasir di tepi laut”. Bila hikmat berasal dari Allah, maka apakah yang perlu kita nyatakan dalam kehidupan kita sehari-hari?

Ayub menyatakan bahwa “Takut akan Tuhan “ itulah cirri-ciri dari orang yang berhikmat. Pernyataan seperti ini tidak hanya diungkapkan Ayub, tetapi Mazmur dan Amsal (Maz 111:10; Amsal 1:7). Bila kita ingin berhikmat kita harus takut pada Allah. Kita takut karena Allah akan menghukum orang berdosa. Bila kita masih takut akan hukuman Allah maka kita akan terdorong, bersemangat untuk mentaati pertintahNya. Kita akan lebih hati-hati dalam melangkah, mengambil keputusan dan mengucapkan sesuatu. Takut itu bukan menjauhkan diri tetapi membuat kita menghormati dan melakukan apa yang diperintahkan Allah.

Dalam Amsal 31:26 kita temukan bagaimana perempuan berhikmat : “Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya.” Perempuan berhikmat pertama sekali diukur dari apa yang diucapkannya. Ada kata-kata bijak berbunyi ”jika tidak bisa berkata sesuatu yang baik, jangan berkata apapun”. Perempuan berhikmat itu hendaklah berbicara tetapi , bukanlah berarti bawel dan cerewet sepanjang hari. Juga bukan berarti harus menang bicara dalam dalam setiap perdebatan. Sifat manusia adalah sering sulit untuk mengalah kalau merasa diri kita benar. Kita selalu berusaha membuktikan bahwa kita benar malahan kita berlaku salah- sikap yang salah, perkataan yang salah, pikiran yang salah, motivasi yang salah dan karakter yang salah, ketika mempertahankan kebenran kita. Wanita amsal 31:26 tidaklah demikian. Itulah mengapa perkataannya lembut, bijaksana dan penuh rasa simpati. Ia tahu kata-katanya adalah suatu hadiah—untuk memberikan nasehat dan arahan. Ia tahu ada waktunya untuk diam dan ada waktunya untuk berbicara. (Pengkotbah 3:7) Ia tahu kebijaksanaan untuk cepat mendengar dan lambat berkata-kata. (Yakobus 1:19). Ia menjadikan perkataannya mata air kehidupan. (Amsal 10:1). Marilah kita mengambil waktu untuk kehidupan rohani kita supaya semakin berhikmat. Kita menyuskuri Himat Allah yang diberikan kepada kita karena hikmat yang dari Allah melampaui kemampuan intelektual kita. Kita menjaga nyala hikmat itu dengan persekutuan, pujian dan ucapan syukur kepada Allah.
Amin.


MELAYANI TUHAN ATAU DIRI SENDIRI?

Yunus 4:1-11

Oleh: Pdt.Gunawan Panjaitan.STh

Perbedaan antara melayani Tuhan dan melayani diri sendiri sangatlah tipis. Kita bisa saja memakai alasan melayani Tuhan, tetapi sebenarnya kita tengah melayani kepentingan dan kepuasan diri sendiri. Salah satu cara untuk menguji hal tersebut adalah dengan melihat respons yang kita berikan tatkala pelayanan kita tidak dihargai oleh orang lain, atau tatkala pendapat dan keinginan kita dalam pelayanan tidak diterima. Apabila respons kita adalah marah, bahkan sampai mengundurkan diri dari pelayanan, itu berarti kita tidak sedang melayani Tuhan tetapi melayani diri sendiri.

Yunus adalah Nabi yang marah tatkala melihat bahwa apa yang Tuhan lakukan ternyata tidak sesuai dengan keinginan dirinya (ayat 1). Yunus kecewa ketika Tuhan mau mengampuni Niniwe, musuh besar bangsa Israel ketika itu. Yunus sedih setelah berhasil menjadi hamba yang melakukan pertobatan besar. Dia dipenuhi kemarahan yang tidak dapat hilang. Akan tetapi, Tuhan tidak membiarkan Yunus terus menerus larut dalam kemarahannya.


Muatan kisah dalam kitab Yunus ini memberikan pengajaran tentang bahwa Allah untuk semua bangsa, dia tidak terikat oleh apapapun dan tidak terbelenggu oleh sebuah pemikiran manusia yang sempit. Allah berkuasa mutlak atas ciptaanya dan mahapenyayang serta mahapengampun.

Suasana hati Yunus digambarkan dengan sebutan “Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus… “ Kata mengesalkan di sini berarti “melihat sebagai kejahatan”. Yunus sebenarnya memandang penyelamatan Allah terhadap Niniwe adalah salah! “… lalu marahlah ia.” Kata marah berarti “membakar”. Allah dengan penuh kasih telah reda dari murka-Nya, tetapi kemarahan Yunus kepada Allah menjadi tak terbendung. Mengapa dia marah ? Karena penghakiman telah dihapuskan, dan itu adalah penghakiman yang Yunus begitu ingin saksikan terjadi! Yunus telah melakukan apa yang Allah ingin dia lakukan – untuk pergi dan memberitakan – tetapi Allah tidak melakukan apa yang Yunus inginkan – untuk menghancurkan Niniwe. Yunus begitu marah pada Allah karena memberikan belas kasihan dan dia merasa dikhianati karena Dia telah mengampuni Niniwe yang dibenci. Dalam doanya, Yusnus membela dirinya bahwa dialah yang benar. Pembrontakannya dulu melarikan diri dari panggila Tuhan adalah satu usaha untuk tidak terlibat pada tindakan Allah yang tidak konsisten. Yunus menyesali kenyataan bahwa Allah adalah : pengasih, penyayang, penyabar, berlimpah kasih setia dan yang menyesal karena malapetaka. Yunus begitu pahit hati dan marah pada Allah sehingga dia hanya ingin mati, Dia menolak untuk menerima kehendak Allah karena kebencian dirinya kepada orang Niniwe. Kehendak pribadinya mencengkeram pikirannya begitu kuat.

Allah menantang Yunus dengan mengatakan : "Layakkah engkau marah?" Allah tidak akan membiarkan persoalan ini tidak terselesaikan, jadi Dia menantang Yunus tentang kemarahannya . Yunus dalam kemarahnnya hanya peduli pada dirinya sendiri. Dia kemudian membuat sebuah naungan dimana dia dapat duduk dan melihat kota. Keegoisannya yang menyedihkan itu telah membuatnya menjadi orang yang tertutup dan pahit hati dan tanpa perubahan hati. Ia mendririkan sebuah pohon jarak. Pohon ini tumbuhan yang tumbuh dengan cepat dengan daun yang lebar. Pertumbuhan pohon itu mengakibatkan untuk pertama kalinya dalam keseluruhan kisah, Yunus “sangat bersukacita”. Tetapi ini hanya karena dia mendapat keuntungan dari pohon tersebut.
Dalam suasana hati yang bersuka cita Allah menunjukkan dua karakteristik yang berlawanan dari sifat Allah – kemampuan-Nya untuk menyelamatkan dan menghancurkan. Tujuan dari ulat tersebut adalah untuk menghancurkan tumbuhan itu sehingga Yunus sekali lagi dapat terlihat. Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik (ay. 8a) Allah dengan supernatural menyingkirkan tempat persembunyian Yunus. Tetapi tragisnya, Yunus masih melihat kematian sebagai pilihannya dibanding menyerahkan diri pada Allah.
Yunus masih belum mengerti. Di situ dia duduk, dibawah dahan yang kering, tidak bersemangat, pahit, penuh dendam – sebuah potret tragis dalam mengasihani diri sendiri. Dia masih membela dirinya sendiri dan tidak menghargai hidup lagi. Dia melihat sangat tidak masuk akal bagi tindakan Allah terhadap Niniwe atau terhadap tumbuhan tersebut, sehingga dia memutuskan bahwa jika Allah hendak bertindak dengan cara ini, dia pun lebih baik mati.

Lalu Allah berfirman: "Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula. Allah menaruh kelakuan Yunus dalam perspektif : Dia mengasihi sebuah tanaman yang tidak berharga, tetapi membenci kehidupan manusia dan hidup yang kekal. Dia menunjukkan belas kasihan buat satu elemen kecil dari ciptaan Allah tetapi tidak mempunyai kasih buat seluruh kota yang sedang berhadapan dengan penghakiman kekal.
Yunus butuh untuk melihat bahwa belas kasihan buat sebuah tanaman adalah tidak ada harganya, tetapi belas kasihan buat sebuah kota dengan lebih dari 120,000 anak-anak kecil memiliki nilai yang abadi. Jika Yunus tidak dapat mengasihani penduduk kota tersebut, pastilah dia dapat mengasihani anak-anak kecil dan ternaknya – yang minimal dapat terlihat tidak berdosa sama seperti tumbuhan tersebut! Di tengah pertobatan ini, Yunus masih kehilangan kebesaran dari kasih dan karunia Allah

Kita terpanggil untukmempertajam pelayanan kita apakah itu untuk kepentingan jemaat atau hanya kepentingan diri kita sendiri. Kemampuan merobah sudut pandang yang hanya mementunkan diri sendiri akan member pelayanan yang terbuka pada perubahan yang lebih baik. Amin