Minggu, 19 April 2009

Easter Camp: Sekolah Minggu dan Remaja HKBP Manyar

Pdt.G.Panjaitan.STH.MSi

Sekolah Minggu dan Remaja HKBP Manyar melaksanakan “Easter Camp” pada hari Sabtu - Minggu, 11-12 April 2009 di Halaman depan Gereja HKBP Manyar. Perkemahan ini untuk perayaan “ibadah subuh” Paskah mempertingati kebangkitan Yesus Kristus. Sekolah Minggu yang ikut adalah kelas IV sampai kelas IV SD dan remaja. Perayaan tersebut didukung orang tua sekolah minggu di mana mereka mengantar anaknya dan bahkan ada yang menunggui sampai tengah malam karena ingin merasakan suasana tersebut.
Perayaan Eaester Camp Sekolah Minggu dan Remaja ini mengambil tema “Kristus telah bangkit” (Matius 28:6) dengan harapan peserta memahami bahwa kematian tidak dapat menahan Yesus dalam kubur, dan kematian sudah dikalahkan. Easter Camp ini dimulai pukul 18:00 WIB, diawali dengan pendaftaran peserta , pembagian kelompok kemah dan pembukaan dengan nyanyian dan doa. Acara diisi juga nonton bersama film Versi Injil Lukas :”Jesus of Nazaret”. Pendeta HKBP Manyar, Pdt.G.Panjaitan.STh.MSI, memberikan refleksi dan mengajukan beberapa pertanyaan atas film yang sudah di tonton. Pada tengah malamnya Sekolah Minggu dan Remaja menyalakan api unggun dan mengadakan berbagai game yang membangun kebersamaan dan kerjasama di antara mereka. Acara terus berlanjut sampai pagi hari Minggu dengan kegiatan mencari telur paskah. Peserta yang mendapatkan telur paling banyak diberi hadiah hiburan.






“Kegiatan ini adalah bagian program gereja HKBP Manyar dalam rangka pembinaan anak sekolah minggu dan remaja. Kita berharap perayaan ini akan memberikan kenangan yang indang bagi mereka semua sehingga sejak dini kecintaan terhadap Tuhan dan gerejanya HKBP terbangun di hati mereka”. Demikian disampaikan Pdt.G.Panjaitan.STh, MSi ketika memberi sambutan untuk mengahiri seluruh rangkaian kegitan.
Pelaksanaan Eaester Camp ini dilaksanan oleh guru-guru Sekolah Minggu dan Pembina Remaja dengan persiapan yang baik dan terencana. Kreatifitas yang mereka miliki membuat perayaan paskah tidak hanya sebagai acara seremonial belaka. Paskah menjadi bukan sekedar berita tetapi Paskah menyangkut dengan kehidupan dunia. Dimana sekolah minggu dapat tidur bersama, makan bersama dalam satu camp sebagai bentuk dunia yang pernuh sukacita dan damai.


Menghadapi Penolakan

Pdt.G.Panjaitan.STh.MSi

Yohanes 10:38-42

1. Kepercayaan adalah menjadi modal sosial yang sangat berharga. Kepercayaan dapat menjadi pengikat antar anggota masyarakat yang bekerja sama membangun sebuah cita-cita. Kepercayaan berkorelasi dengan tindakan atau perbuatan Semakin sesuai pekerjaan dengan perkataan maka kepercayaan akan semakin tingi. Ketika Yesus melayani di dunia ini, Dia memanfaatkan kekuatan perkataanNya dan perbuatanNya. Ia megajar dengan penuh wibawa dan kuas, kata-katanya menghibur, menggerakkan hati dan memulihkan pemahaman. Lukas mencatat tanggapan orang terhadap Yesus: “Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: "Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa” (Luk 4:36). Yesus juga melayani dengan tindakan nyata, dia mengulurkan tangan, melangkahkan kaki, Dia hidup bersama dengan umat, merasakan apa yang dirasakan orang yang menderita. Perasaannya selalu tergerak oleh belas kasihan ketika melihat penderitaan manusia sehingga banyak mukjizat dihadirkanNya. Berbagai pengajaran, pendampingan, pemberdayaan dan mukjizat Yesus bermaksud menyatakan identitas-Nya sebagai Putra Allah, Juru Selamat, Mesia yang telah datang untuk memberi hidup-Nya demi menebus dosa dunia. Yesus mengatakan “pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku”(Yoh 10:25).

2. Namun, orang-orang yang telah melihat berbagai mukjizat Yesus tidak mau percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Mereka siap membunuh Yesus karena mengaku bahwa Dialah Allah (Yoh 10: 30,31). “Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka” ( Yoh 10:39). Yesus berkata kepada mereka, “Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan [mukjizat-mukjizat] itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa” (ayat 37,38). Ternyata sangat susah membangun kepercayaan sekalipun mereka sudah melihat bukti yang kasat mata. Mungkinkah orang banyak menduga bahwa Yesus hanya melakukan tipuan dengan mukjizatNya itu, atau hanya sebuah sihir?

3. Sekalipun Yesus mengalami penolakan, namun dia luput dari tangan penjahat. Ada kemampuan pada Yesus untuk menghindar supaya tidak tertangkap dan disentuh tangan-tangan jahat. Yesus tidak membiarkan dirinya diperlakukan semena-mena. Bila pada suatu ketika Yesus ditangkap, semuanya itu adalah atas kehendakNya untuk penbusan dosa manusia Dia tidak menghadapi penolakan dengan kekerasan, tetapi Yesus melakukan “retreat”: Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ.(ay 39). Semua tindakan ini menunjukkan bahwa Yesus tidak pernah lepas kontrol, bertindak emosional, dia perduli keamanan dan keselamatan. Yesus pergi ke tempat awal memulai pelayanan, tempat dimana Allah menyatakan kepadaNya “inilah Anak yang aku kasihi, kepadanyalah Aku berkenan”. Meghadapi penolakan, tantangankehidupan dapat kita lakukan dengan melakukan “jiarah pengenalan diri” merenungkan kembali tujuan kehidupan kita dan kesiapaan kita.

4. Yesus teladan bagi kita ketika mengalami penolakan. Perbuatan baik, perkataan yang baik tidak otomatis membuat kita menjadi diterima semua orang. Penolakan hendaknya tidak membuat kita berhenti melakukan hal yang baik. Hati kita disiapkan oleh Tuhan menerima simpati dan penolakan. Kita dapat merobah arah dan tempat pelayanan bila ada penolakan disatu tempat. Kita bisa menyingkir untuk mempertahankan perbuatan baik itu. Kita percaya Allah melindungi kita sehingga kita mengalami seperti yang dialami Yesus: Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka.” “Jesus is the untouchable” dan orang-orang percaya juga demikian. Tangan Tuhan lebih kuat, lebih panjang, lebih besar menjangkau kita dari tangan-tangan orang yang mau mencelakai kita. Amin.


PERJAMUAN KUDUS

Pdt.G.Panjaitan.STh.MSi

Nats.: 1 Kor 11: 24 -26

1. Sakramen adalah penyataan diri Allah kepada manusia dalam bentuk nyata berupa, roti, anggur dan air. Di dalam gereja Kristen Protestan ada dua sakramen, yakni Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus. Kedua-duanya dilayankan dalam persekutuan jemaat. Adanya Sakramen-Sakramen dalam gereja adalah sesuai dengan perintah Tuhan Yesus. Yesus sendiri yang menetapkan Baptisan Kudus (Mat. 28 : 19-20). Dan Dia juga yang menetapkan Perjamuan Kudus supaya dirayakan/dilaksanakan sebagai “peringatan” akan Dia sampai Ia datang kembali” (Mat. 26 : 29 ; Mark. 14 : 25 ; 1 Korit.11 : 26). Berarti, gereja yang tidak melaksanakan Sakramen-Sakramen, hal itu menunjukkan bahwa gereja itu tidak taat kepada perintah Tuhan Yesus. Kalau seorang kristen tidak mau dibabtis atau tidak mau menghadiri pelaksanaan Perjamuan Kudus, berarti orang itu telah menolak perintah Tuhan Yesus di dalam hidupnya.

2. PERJAMUAN KUDUS
Perjamuan Kudus adalah salah satu “perayaan” yang paling penting dari gereja Kristen dan menjadi pusat pemberitaan. Di Gereja HKBP meja altar disebut juga sebagai meja pelayanan sakramen dan diposisikan diposisi sentral. Perjamuan Kudus yang dilaksnakan Yesus berhubungan dengan Perjamuan perpisahan” pada malam terakhir sebelum Ia ditangkap dan menderita sengsara di kayu salib. Perjamuan itu berhubungan dengan Perayaan Paskah Israel. Pesta Paskah orang Israel adalah Pesta Pengucapan Syukur yang berhubungan erat dengan “Pembebasan Israel” dari perbudakan di Mesir, (Kel. 12) dan untuk menyatakan “karya penyelamatan Allah di dalam Kristus” kepada manusia.
Perjamuan kudus mengandung berbagai makna penting dalam iman Kristen. Didalam perjamuan kudus ada:
a. Pengucapan syukur
Pengucapan Syukur karena suatu “Pesta Kemenangan”. Kita diundang supaya bersukacita sebab melalui Perjamuan Kudus, Ia mengatakan kepada kita : “untuk dosa-dosamu, Ia telah bangkit”. Di dalam Dia, berarti oleh kematianNya dan kebangkitanNya, Allah telah mendamaikan kita dengan diriNya. (2 Korint 5 : 18 – 19). Sekarang kita telah memperoleh persekutuan dengan Dia, karena itu kita harus bergembira dan bersukacita. Kita harus mengucap syukur kepadaNya atas kasih dan anugerahNya.
Dalam Perjamuan Kudus kita menerima roti dan anggur, dimana hal itu yang menunjuk kepada “tubuh” Kristus yang dipecah-pecah dan “darahNya” yang dicurahkan untuk kita. Pembagian roti dan anggur yang diberkati dalam Perjamuan Kudus mengandung arti akan adanya “penyaluran berkat”. Hal ini membuat kita sadar betapa mahalnya harga yang harus dibayar oleh Yesus untuk keselamatan kita. Melalui Perjamuan Kudus, orang-orang percaya mengalami dan menerima anugerah Allah. Dengan demikian Yesus telah melibatkan orang-orang percaya dalam kedatangan Kerajaan Allah (Mark. 14 : 23) dimana di dalam Kerajaan Allah orang-orang percaya telah dipersekutukan dengan Allah. (Joh. 17 : 24).
b. Peringatan Akan Yesus
Pada waktu Yesus dan murid-muridNya melaksanakan Perjamuan Kudus sebelum Ia diserahkan, menurut kesaksian rasul Paulus ( 1 Korint 11:23-34) dibuat dalam rangka pringatan akan Yesus. Yang dimaksud dengan peringatan akan Yesus dalam Perjamuan Kudus, adalah peringatan akan kematianNya di kayu salib. Dan arti dan tujuan peringatan ini adalah sebagai “pemberitaan akan keselamatan” yang dihasilkan (dikerjakan) oleh kematian dan kebangkitan Yesus sampai Ia datang kembali ( I Korint 11:26). Peringatan berbakna memasakinikan kembali penghayatan akan pengorbanan Yesus itu.
c. Pemberian Roh Kudus
Perjamuan kudus adalah pemberian Roh Kudus . Roti dan anggur tidak otomatis berubah menjadi tubuh dan darah Kristus . Waktu pelayan (=pendeta) mengucapkan “kata-kata peneguhan” perjamuan kudus, bahwa roti tetap roti dan anggur tetap anggur. Akan tetapi oleh pekerjaan Roh Kudus, kita beroleh persekutuan dengan Kristus (kematian dan kebangkitanNya) yang benar-benar hadir dalam Perjamuan Kudus yang kita laksanakan. Dengan demikina Perjamuan Kudus itu juga sebagai Perjamuan Persekutuan didalamnya kita temukan “kesukaan dan kegembiraan” karena kita telah benar-benar dipersekutukan dengan “Tubuh dan darah” Kristus yang telah menjadi “PERJANJIAN BARU” (1 Kor. 11 : 23 dst) dan melalui Perjamuan Kudus yang mempersekutukan jemaat, sehingga kita telah menjadi milik Kristus.
d. Perjamuan Kudus sebagai Perjamuan Agung di masa depan
Ketika Tuhan Yesus melaksanakan Perjamuan Kudus bersama-sama dengan murid-muridNya, Ia berkata : “Mulai dari sekarang Aku tidak minum lagi hasil pokok anggur ini sampai hari Aku meminumnya, yaitu yang baru bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan BapaKu” (Mat. 26 : 29 ; Mark. 14 : 25). Dalam Perjanjian Lama, kegenapan (=Kepenuhan) keselamatan dari Kerajaan yang akan datang, dilihat sebagai suatu “Perjamuan Gembira” di dalam Kerajaan BapaNya. Barang siapa yang telah menjadi milikNya akan turut ambil bagian di dalamnya, ia akan duduk bersama-sama dengan Dia di meja Perjamuan Agung dalam Kerajaan Allah, (Band. Mat. 8 : 11 ; Luk. 13 : 28; 14 : 13). Dengan demikian dalam Perjamuan Kudus kita benar-benar menerima “REPRESENTASI” dari keselamatan yang Allah berikan kepada manusia di dalam Kristus. Dan di dalam Perjamuan Kudus kita teguhkan di dalam pengharapan untuk menemukan kesempurnaan Perjamuan Agung di masa depan di dalam Kerajaan Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus, (Band. Wahyu 2 : 7 ; 21 : 7). Amin

Kamis, 16 April 2009

Paskah: Pesta kehidupan&Kemenangan

Pdt.G.Panjaitan.STh.MSi

Kisah Para Rasul 10:39-43

Paskah dirayakan oleh segenap umat Kristen di seluruh dunia dengan sukacita. Pada saat paskah kita mengingat Dia yang lahir di desa kecil bernama Betlehem oleh ibu sederhana. Kita mengenang Dia yang dibesarkan selama 30 tahun di pertukangan kayu dan selama tiga tahun menjadi pengkhotbah keliling dan mempunyai beberapa orang pengikut. Dia seorang yang tidak pernanah menulis buku, tidak pernah membuka satu kantor, tidak pernah mempunyai satu keluarga berbahagia dan tidak pernah kuliah dan meraih gelar kesarjanaan. Kita merayakan Dia yang tidak pernah mengunjungi kota-kota besar dan bersejarah seperti Italia, Roma , Konstantiopel dll.Dia tidak pernah mengadakan perjalanan lebih dari 100 km dari tempat kelahirannya. Ketika Dia populer kebanyakan orang kecil sederhana yang mendukung dia. Ketika Dia ditangkap dengan tuduhan memfitnah agama, Dia diperlakukan dengan tidak adil, teman-temanNya meninggalkanNya. Dia disalibkan diantara dua penjahat dan pada saat getir seperti itu para pengeksekusi memperebutkan pakaiannya dengan judi. Dia dikuburkan oleh kerabat dekat dengan buru-buru. Untuk Diakah kita merayakan Paskah ? Ya untuk Dia “ Yang telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan”. Kebangkitan Yesus menjadi dasar iman dan pengharapan Kriten. Paulus mengajarkan sentralnya Paskah itu, dia mengatakan “ Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.” ( 1Kor 15:13-14).

Paskah adalah pesta kehidupan yang merayakan sebuah fakta yang sangat sulit dierima oleh akal/rasionalitas manusia. Paskah adalah peristiwa ketika manusia diperkenankan memasuki awal sejarah dan realitas baru bahwa kehidupan berkuasa atas kematian. Bukan seperti sebelumnya, ketika seakan-akan kematianlah yang menguasai kehidupan. Paskah menyatakan bahwa kita menyembah Tuhan yang hidup dimana kita dapat berkomunikasi denganNya. Allah yang hidup inilah yang mendorong Petrus yang menjadi saksi Atas kebangkitan dan kehidupan Yesus.

Paska adalah pesta kemenangan “ Christos Victor”, kematian dikalahkan oleh kebangkitan Yesus. Kemenangan Yesus adalah representasi kemenangan orang-orang kecil di mana-mana, yang teraniaya dengan semena-mena. Paskah adalah simbol kemenangan dari kehendak baik atas konspirasi jahat, kemenangan dari yang adil atas yang tidak adil, kemenangan dari kuasa kasih atas kekuatan dendam dan kebencian. Paskah jaminan kemenangan dari kuasa yang menghidupkan atas ketakutan yang mematikan. Amin.

Paskah: Pesta kehidupan&Kemenangan

Pdt.G.Panjaitan.STh

Kisah Para Rasul 10:39-43
Paskah dirayakan oleh segenap umat Kristen di seluruh dunia dengan sukacita. Pada saat paskah kita mengingat Dia yang lahir di desa kecil bernama Betlehem oleh ibu sederhana. Kita mengenang Dia yang dibesarkan selama 30 tahun di pertukangan kayu dan selama tiga tahun menjadi pengkhotbah keliling dan mempunyai beberapa orang pengikut. Dia seorang yang tidak pernanah menulis buku, tidak pernah membuka satu kantor, tidak pernah mempunyai satu keluarga berbahagia dan tidak pernah kuliah dan meraih gelar kesarjanaan. Kita merayakan Dia yang tidak pernah mengunjungi kota-kota besar dan bersejarah seperti Italia, Roma , Konstantiopel dll.Dia tidak pernah mengadakan perjalanan lebih dari 100 km dari tempat kelahirannya. Ketika Dia populer kebanyakan orang kecil sederhana yang mendukung dia. Ketika Dia ditangkap dengan tuduhan memfitnah agama, Dia diperlakukan dengan tidak adil, teman-temanNya meninggalkanNya. Dia disalibkan diantara dua penjahat dan pada saat getir seperti itu para pengeksekusi memperebutkan pakaiannya dengan judi. Dia dikuburkan oleh kerabat dekat dengan buru-buru. Untuk Diakah kita merayakan Paskah ? Ya untuk Dia “ Yang telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan”. Kebangkitan Yesus menjadi dasar iman dan pengharapan Kriten. Paulus mengajarkan sentralnya Paskah itu, dia mengatakan “ Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.” ( 1Kor 15:13-14).



Jumat, 03 April 2009

TUHAN RAJA YANG MAHA BESAR

Pdt.Gunawan Panjaitan.STh.MSi

Mazmur 99:1-7
Posisi sebagai raja mungkin saja menjadi idaman banyak orang. Para pemimpim pemerintahan di daerah kadang mereka disebut “raja-raja kecil” karena mereka memiliki kekuasaan yang sangat luas. Mereka dapat membuat Peraturan Daerah yang menguntungkan sepihak misalnya perda tenatang hasil bumi rayat dan peternakan dikenakan retribusi atau pajak. Selain itu, pada saat kita megenang hari berharga dalam kehidupan kita yaitu hari pernikahan, pengantin Pria dan wanita disebut “raja sehari”. Mereka dilayani, diberi hadiah, disalami, diucapkan selamat dan memang diperlakukan sebagai raja. Kemunidan, dalam kultur budaya berbagai suku, mereka memahami setiap angota disebut sebagai “anaknya raja dan putrinya raja”. Tujuannya adalah mengajarkan pentingnya sikap terhormat dan terpelajar.

Raja adalah istilah yang dipakai dalam dunia politik dan dalam satu sisitim pemerintahan monarchy, misalnya kerajaan Inggis atau kerajaan Monako, mereka mempunyai wilayah territorial, penduduk dan sistim pemerintahan. Raja juga juga dipakai untuk menggambarkan situasi dimana ada keadaan yang dihormati dan disegani, dan tidak ada hubungannya dengan territorial dan sistim emerintahan. Dalam teologia kita juga menemukan dogma tentang kerajaan Allah. Dalam setiap ibadah kita mendoakan “datanglah kerajaanmu”. Kerajaan Tuhan tidaklah istilah politik tetapi istilah teologi yang menyakini bahwa Tuhan dipuji sebagai sebagai Raja yang Mahabesar. Tuhan Raja atas segala bangsa, yang mencintai hukum dan keadilan, yang menjawab seruan permohonan dan mau mengampuni, dan yang nyata kekudusanNya.Kerajaan Tuhan lebih bersifar kondisional. Kepada Tuhan yang demikian, pemazmur mengajak umat untuk memuji Tuhan, meninggikan Tuhan dan menyembahNya. Namun tidak cukup hanya di situ, meninggikan Tuhan dan menyembah Tuhan memang sepertinya terkesan abstrak, karena itu pemazmur menjelaskan lebih lanjut bagaimana caranya meninggikan dan menyembah Tuhan.
Pemazmur menyebutkan nama para pendahulunya seperti Musa, Harun dan Samuel sebagai orang-orang yang berseru kepada Tuhan dan berpegang pada peringatan-peringatanNya. Mereka terbukti menjadi orang yang selalu berdoa bagi bangsa yang dipimpinNya dan menjaga firman Tuhan tetap hidup dalam diri mereka sebagai para pemimpin bangsa. Mereka ini menjadi teladan bagaimana seseorang dapat menyatakan kebesaran dan kekudusan Tuhan, yaitu dengan cara hidup berpegang pada hukum/firman Tuhan.
Berdasarkan pengalaman, orang percaya dan mungkin dunia yang mengakui ada Tuhan tidak sulit untuk mengakui kebesaran dan kekudusan Tuhan. kita dapat setuju dan mengaminkan dalam pikiran dan perkataan. Namun ternyata pengakuan itu acap kali tidak sejalan dengan cara hidup kita . Kita ingin dirajai oleh ilmu pengetahuan dan tehnologi dan beranggapan bahwa hidup tidak dapat lagi dilanjutkan tanpa tehnologi itu. Kita juga terkadang dirajai oleh diri kita sendiri sehingga tidak mengakui penyertaan Tuhan dalam sejarah kehidupan itu. Tidak cukup hanya dengan mulut yang mengucap syukur, atau dengan kata-kata semata, melainkan dengan seluruh hidup kita yang mau berpegang pada firman Tuhan. Kita mau dirajai, dikuasai dikendalikan dan tunduk kepada kehendak Tuhan. Sifat Tunduk itu dinyatakan Yesus ketika hendak menghadapi penyaliban. Yesus mengatakan dalam doanya “...Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39). Hanya dengan hidup seperti Kristus, kita mengakui bahwa Allah itu kudus dan Mahabesar. Apalah arti sebuah pengakuan yang tidak dibarengi dengan perilaku dalam keseharian. Amin.