Rabu, 24 Juni 2009

AIR BERKUASA DI ATAS BUMI 150 HARI

Oleh: Pdt.Gunawan Panjaitan.STh.MSi

Nats: Kejadian 7: 10 - 24

1.Kesenangan dan Kenikmatan adalah keinginan banyak orang. Ada yang menyebut “kesenangan melebihi kekayaan”, sehingga dengan cara apapun akan diusahakan untuk mendapatkan kesenangan dan kenikmatan itu. Bagaimanapun, kita sadari bahwa kenikmatan dan kesenangan dapat membawa orang jatuh kedalam pencobaan. Kelopok orang yang lebih mengutamakan kenikmatan mengalami demoralisasi. Mereka tidak perduli tuntutan agama, tidak perduli adat budaya, dan tidak percaya akan penghakiman Tuhan. Yang penting adalah nikmat. Keadaan seperti itu terjadi pada masa Nuh. Manusia zaman Nuh memakai segala cara untuk kenikmatan. Alkitab mencatat: laki-laki mengawini perempuan siapa saja yang disukai, artinya incest diperbolehkan: “lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka” (Kej 6:3). Dosa manusia yang semakin merajalela itu mengakibatkan murka Allah sehingga Tuhan mendatangkan hukuman: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka." (Kel 7:6)

2.Air bah adalah hukuman yang didatangkan Tuhan kepada dunia ini. Air menjadi kekuatan yang membatasi kehidupan manusia dan segala yang bernafas dari hidung (paru-paru). Dalam melakukan penghukuman Allah selalu menyediakan belas kasihan. Allah menyelamatkan keluarga Nuh karena dia mendapat kasih karunia di mata Tuhan. Allah menyelamatkan Nuh dan keluarganya serta semua ciptaan selalui bahtera. Bahtera adalah tempat yang terbatas di mana manusia dibaharui lagi. Bahtera tempat tinggal mahluk hidup selama penghukuman Allah. Manusia yang berkenan di mata Tuhan dipisahkan dari manusia melakukan kejahatan di mata Tuhan. Allah menyatakan kuasanya atas dunia ini dan menunjukkan betapa rapuhnya manusia pelaku kejahatan.

3.Hidup dalam bahtera berarti hidup dalam pembelajaran dan ketaatan kepada Allah. Manusia mau menuruti apa yang telah diperintahkan oleh Allah, membatasi diri dengan keinginan-keinginan duniawi. Di dalam dalam perahu Nuh beserta anak-anak dan keluarganya bersabar menunggu perintah Tuhan. Mereka harus membangun kemampuan untuk menahan keinginan sebelum Allah memberikan perintah. Tuhan membiarkan air berkuasa atas dunia ini selama 150 hari. Daratan dibatasi, akses ditiadakan, pasar-pasar ditiadakan dan manusia hanya diberi lahan terbatas menjalani kehidupannya. Kesenangan dan kenikmatan ada dalam kuasa Allah oleh karena itu jangan karena kesenangan dan kenikmatan kita melakukan yang jahat di mata Tuhan. Amin.

Kamis, 18 Juni 2009

LAHAN BASAH

Pdt.G.Panjaitan.STh.MSi

Yesaya 41:14-20

1. Hubungan baik dengan Tuhan akan menghasilkan hubungan baik dengan sesama manusia dan lingkungan hidup. Rusaknya hubungan antar manusia dan anatar manusia dengan alam adalah akibat pembrontakan terhadap Tuhan. Pemahaman seperti ini menempatkan setiap peristiwa politik yang dialami bangsa Israel ditinjau dari persfektif teologi. Ketika penduduk Yehuda di buang ke Babel, mereka dijajah oleh bangsa Asyur dan takluk kepada bangsa yang lebih kuat, pertistiwa itu dimaknai akibat Israel berbuat dosa dan yang jahat di mata Tuhan. Stabilitas politik, kemakmuran dan kesejahteraan warga serta keadaan alam yang bersahabat semuanya tergantung pada hubungan baik dengan Tuhan. Lahan basah disediakan Tuhan bagi orang percaya.

2. Pertobatan adalah starting point pemulihan keadaan orang percaya. Israel yang tidak berdaya, hancur dan putus harapan dan dijuluki sebagai “sic acing Yakub” akan mengalami tranformasi. Pertobatan mereka akan menjadi peluang untuk menikmati pemulihan keadaan secara ekonomi, politik, sosial budaya dan kerohanian. Tuhan bertindak menolong dan menebus mereka dalam keputus asaan dan ketidak mampuannya. Tuhan akan memberdayakan mereka sehingga mereka menjadi “papan pengirik yang tajam dan baru, dengan gigi dua jajar.... Engkau akan menampi mereka”. Hidup bersama dengan Tuhan membuat kita mempunyai kekuatan untuk menghadai tantangan yang menghadang perjalanan jidup kita. Gunung-gunung dan bukit-bukit yang menghadang akan ditaklukkan. Yesaya menggambarkan penuh harapan itu dengan mengatakan “Tetapi engkau ini akan bersorak-sorak di dalam TUHAN dan bermegah di dalam Yang Mahakudus, Allah Israel.”




3. Setiap orang yang mengarahkan diri pada Tuhan akan mendapatkan air kehidupan. “Aku akan membuat sungai-sungai memancar di atas bukit-bukit yang gundul, dan membuat mata-mata air membual di tengah dataran; Aku akan membuat padang gurun menjadi telaga dan memancarkan air dari tanah kering”. Tuhan menyediakan kebutuhan hidup dan memeliharan kehidupan orang-orang percaya. Kesejahteran itu digambarkan dengan mudahnya mendapatkan air. Lahan kering dirubah menjadi lahan basah. Di manapun kita melayani, bekerja untuk mendapatkan rezeki adalah lahan basah bukan lahan kering. Peluang selalu ada di sana ketika kita menjalani semuanya bersama Tuhan. Pada akhirnya kita akan mengaku “bahwa tangan TUHAN yang membuat semuanya ini dan Yang Mahakudus, Allah Israel, yang menciptakannya.” Amin

DOA: MELUNAKKAN HATI TUHAN

Pdt.G.Panjaitan.STh.MSi

Keluaran 32:9-14

Doa pada hakekatnya adalah salah satu penampakan adanya komunikasih yang bersifat intim antara manusia dengan Allah. Doa itu tidaklah hanya sekedar menutup mata, mengucapkan kata-kata pujian pemomohonan dan syukur terhadap Tuhan. Doa sangat berkorelasi dengan totalitas kehidupan kita sehinga doa disamakan dengan pekerjaan dan pekerjaan adalah doa kita. Doa juga disebut menjadi nafas orang percaya. Murid-murid Yesus pernanh meminta supaya mereka diajari berdoa karena mereka sadar betul tidak ada yang pintar berdoa: “berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa...” (Luk 11:1). Paulus yang adalah rasul dan seorang teolog besar juga mengatakan “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.”(Rom 8:26). Pasti Paulus tidak salah ketika mengatakan “sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa”.

Musa adalah seorang pribadi yang mempunyai intimitas dengan Allah dan sangat mencintaiNya dan dia juga juga mencintai bangsa Israel. Ketia Musa melihat Israel beralih kepada allah lain dia sedih sebab akan mendatangkan murka Allah. Musa diperhadapkan dengan keadaan yang sulit karena cintanya kepada Allah dan Bangsa Israel. Bangsa Israel telah menempatkan Musa pada keadaan terjepit. Bangsa yang bandel atau orang “tegar tekuk” dapat memposisikan orang lain dalam keadaan tertekan.




Musa adalah tipe orang yang hidup dalam doa. Sebagai pemimpin dia ingin melindungi bangsa Israel dari murka Allah namun sebagai hamba Tuhan dia tau betul bagaimana kecemburuan yang dialami Allah ketika Israel menyembah allah lain (ay 1). Dia yang dulunya mengaku tidak tau berbicara kita karena cintanya kepada bangsa Israel menyampaikan doa yang melunakkan hati Tuhan. Doa tidak pernah lepas dari cinta kasih kepada sesama dan cinta kasih kepada Tuhan. Doa muncul dari kedalaman hati dan dalam kedekatan dengan Tuhan. Doa tidak hanya sekedar mengucapkan kata-kata yang teratur, menggugah perasaan sambil melipat tangan dan menutup mata. Doa sangat berkorelasi dengan totalitas kehidupan kita. Amin

Mesir Berdarah

Pdt.Gunawan Panjaitan.STh.Msi

Keluaran 7:14-25

1. Air adalah kebutuhan hidup yang sangat penting bagi manusia, hewan dan tumbuhan. Dunia yang diciptakan Allah 71 % ditutupi oleh air adalah bukti pentingnya air untuk dunia. Dari sejak jaman purbakala manusia membangun kota atau pemukiman di daerah yang mempunyai sumber air misalnya sungai. Banyak kota yang megah berdiri didekat aliran sungai. Namun kita juga harus ingat bahwa air akan menjadi zat cair yang berbahaya bila masuk kehidung atau ketelinga manusia. Air akan menjadi pembunuh bila meluap seperti air bah.

2. Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia yang disebut dalam Alkitab adalah sumber air bagi banyak bangsa. Tak kurang dari sembilan negara di zaman ini yaitu : Ethiopia, Zaire, Kenya, Uganda, Tanzania, Rwanda, Burundi, Sudan dan tentu saja Mesir dilalui oleh Sungai Nil. Sungai Nil dalam Alkitab identik dengan Mesir . Sungai Nil mempunyai peranan sangat penting dalam peradaban, kehidupan dan sejarah bangsa Mesir sejak ribuan tahun yang lalu. Salah satu sumbangan dari sungai Nil adalah kemampuannya dalam menghasilkan tanah subur sebagai hasil sedimentasi (pengendapan) di sepanjang daerah aliran sungainya. Dengan adanya tanah subur ini menjadikan penduduk Mesir mengembangkan pertaniannya dan peradaban Mesir berkembang sejak ribuan tahun yang lalu.


3. Allah mengetahui betul betapa strategisnya sungai Nil bagi bangsa Mesir. Ketika raja Mesir yaitu Firaun mengeraskan hatinya dan menolak membebaskan Israel, Allah menulahi Sungai Nil. Mesir berdarah. Alkitab mencatat “maka seluruh air yang di sungai Nil berubah menjadi darah; matilah ikan di sungai Nil, sehingga sungai Nil itu berbau busuk dan orang Mesir tidak dapat meminum air dari sungai Nil; dan di seluruh tanah Mesir ada darah.” (ay 20-21). Allah melumpuhkan aset alam yang strategis ini dan itu menjadi ancaman bagi bangsa Mesir yang menjajah bangsa Israel. Allah menunjukkan bahwa potensi alam akan rusak bila dimanfatkan manusia yang tidak mendengar perintah Allah. Sungai, gunung, laut dan segala isinya pemanfaatannya tergantung pada kehendak Allah.

4. Allah tidak menginginkan sebuah bangsa, kelompok atau organisai untuk menghalang-halangi orang lain melakukan ibadahnya. Tulah air menjadi darah di sugai Nil semata-mata untuk memberikan peluang bagi bangsa Israel supaya mereka dapat beribadah kepada Allah. Tuhan berfirman : Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku di padang gurun; Kesejahteraan akan jauh dari kehidupan suatu bangsa bila menghalangi sekelompok orang beribadah. Bangsa itu akan jauh Air Kehidupan itu sendri. Amin

Kamis, 04 Juni 2009

BEBAS MEMULIAKAN TUHAN

Pdt.Gunawan Panjaitan.STh

1 Tawarikh 16:7-12

Kebebasan beragama dan beribadah adalah salah satu alasan untuk mengucap syukur sebab masih banyak umat beragama di seluruh dunia yang tidak dapat menikmati kebebasan itu. Ketika kita dapat memuji Tuhan di Gereja dengan bebasa dan bergembira adalah bukti nyata penyertaan dan kehadiran Tuhan. Bangsa Israel bersukacita ketika tabut perjanjian diletakkan di sebuah kemah. Tabut Perjanjian itu adalah bukti kehadiran Allah ditengah-tengah bangsa Israel. Daud sebagai pemimpin memahami keadaan hidup bersama dengan Tuhan ini harus disambut dengan sukacita dan nyanyian. Kehadiran Tabut Perjanjian adalah kehadiran kesempatan dengan bebas memuji dan memuliakan Tuhan . Peristiwa itu perlu direspons dandigubah menjadi nyanyian . Daud meminta Asaf dan saudara-saudaranya sebagai kelompok penyanyi untuk memuliakan Tuhan atas kehadirannya

Asaf dan saudarasaudanya menyanyikan lagu pujian atas kehadiran tabut perjanjian Allah. Nyanyian menhambil peran strategis dalam membangun hubungan baik manusia dengan Tuhan. Nyanyian itu dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan antara lain: Lewat nyanyian kita harus memberitahukan perbuatan-perbuatan Allah dalam sejarah umat manusia. Syair nyanyian kita adalah catatan perbuatan Allah yang diperdengarkan sepanjang waktu. Nyanyian menjadi sarana untuk memperkenalkan dan mempercakapkan tindakan Allah baik kepada semua orang. Nyanyian akan menembus batasan kultural dan territorial dan menembus waktu ketika nyanyian itu menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan. Buku Ende mencatat perbuatan Allah dalam sejarah gereja. secara pribadi maupun bersama-samaAllah mengasihi manusia dan mengusahakan agar manusia saling mengasihi Kita harus mengucap syukur atas perbuatan Allah ditengah kehidupan kita sebagai bangsa dan perbuatannya di dunia ini.
Lewat nyanyian kita juga akan membangun kerendahan hati karena kita semakin bangga menceritakan perbuatan-perbuatan Allah “Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN! Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya”. Bernyanyi menolong kita memahami keberadaan kita yang terbatas sebagai manusia. Manusia yang mengandalkan rasionalitasnya sehingga menemukan ilmu pengetahuan dan teknologi patut dibanggakan tetapi kebanggaan itu hendaknya dalam rangkan “bermegah dalam Nama Tuhan”. Bila kita menyanyikan perbuatan tuhan kita belajar kerendahan hati , kita meninggikan Tuhan bukan pribadi kita. Nynyian menjadi kesaksian dan memutahirkan apa yang diperbuat Tuhan: “Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mujizat-mujizat-Nya dan penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya”. Amin

BERSORAKSORAILAH BAGI TUHAN

Pdt.Gunawan Panjaitan.MSi

Yeremia 31:7-14

Bersoraksorai adalah sebuah penampakan sukacita. Bayak alasan mengapa kita bersuka cita. Yesus berkata: "Bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di surga" (Lukas 10:20). Rasul Petrus juga mengajak orang percaya: "bergembira karena sukacita ... yang tidak terkatakan" (1 Petrus 1:8). Ajakan bersuka cita ini bukan berarti ajakan hidup supaya berpura-pura bersukacita, atau hidup tidak realistis dengan sukacita yang palsu, tetapi menyakinkan kita bahwa sukacitalah penampakan hidup orang percaya, sehingga dalam keadaan menderita sekalipun kita tetap bersukacita.
Ajakan bersukacita dan bersoraksorai dialamatkan kepada bangsa Israel yang tengah tinggal dalam kondisi politik yang tidak stabil, ekonomi yang krisis dan harga diri yang terinjak-injak. Realitas itu bukan menjadi alasan yang menghalang untuk bersukacita. Sukacita itu adalah salah satu dari buah-buah Roh, anugerah yang bersumber dari Tuhan dan menjadi bukti yang tampak bahwa kita orang percaya dan sudah diberkati. Sukacita itu bersumber dari tindakan Allah seperti yang diberitakan Yeremia : Bersorak-sorailah bagi Yakub dengan sukacita, bersukarialah tentang pemimpin bangsa-bangsa. Kabarkanlah, pujilah dan katakanlah: TUHAN telah menyelamatkan umat-Nya, yakni sisa-sisa Israel! (31:7). Allah menyelamatkan sisasisa yaitu bagian dari seluruh orang Israel yang mau tetap setia dan pulang ke tanah kanaan. Sukacita muncul karena Allah masih menghargai kehidupan manusia, dan memberinya selalu harapan sekalipun sudah sisa-sisa.


Sukacita adalah perbuatan Tuhan yang mengakibatkan keadaan hati yang bahagia, puas dan tentram karena memiliki nikmat dan kepuasan serta keamanan yang demikian besar, sehingga ia akan tetap bahagia bahkan ketika mengalami kejadian seburuk apapun. Ujian bahwa seorang memiliki sukacita sejati ialah ketika menghadapi permasalahan yang menggoncangkan, ia tetap memiliki hati damai, aman, tentram, dan kepuasan. Sukacita telah disediakan Yesus : “Aku datang supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh 10:10b).
Sukacita itu adalah kebutuhan hidup karena dengan bersuka cita kita memperoleh vitalitas hidup rohani dan jasmani. Kita menjadi hidup semangat, wajah cerah, enak dipandang dan disukai orang lain karena tampak menarik. Suka cita itu lebih utama dari segala asesoris, pakaian yang bagus dan mahal, logam mulia yang menempel pada tubuh, sebab aneh rasanya melihat orang yang berdukacita dihiasi dengan berbagai asesoris. Jubilate : Marolopolop tu Debata ma sandok tanoon (Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi).Amin

GEMBALA: MEMBERI KEHIDUPAN

Pdt.Gunawan Panjaitan.MSi

Mika 7:14-20

1.Masyarakat tetap membutuhkan pemimpin walaupun pemimpin banyak yang mengecewakan masyarakat. Mika mengungkapkan makna pernyaaan itu di tengah kehidupan bangsa Yehuda yang sangat kecewa terhadap para pemimpimnya. Para pemimpin Yehuda waktu itu melahirkan keadaan instabilitas bangsa. Ketidak adilan, pemerasan, pelanggaran hukum menjadi realitas hidup seharihari (Mika 2:9, 3:9-10). Para pemimpin hanya memperkaya diri sendiri, memperlakukan agama sebagai symbol kehidupan saja dan tidak pernah diaktualisasikan dalam kehidupan seharihari. Keadaan sedemikian mengakibatkan hilangnya orang benar ditengah-tengah bangsa Israe. Akibatnya muncul teriakan kepada Tuhan dan Mika mengatakan “ Orang saleh sudah hilang dari negeri, dan tiada lagi orang jujur di antara manusia. Mereka semuanya mengincar darah, yang seorang mencoba menangkap yang lain dengan jaring.” (7:2)


2.Kekecewaan terhadap para pemimpin ini mendorong Mika melakukan kritikan dan sekaligus membangun harapan bahwa Allah adalah pemimpin kita yang sejati. Ia menyerukan: “Gembalakanlah umat-Mu dengan tongkat-Mu...” (ay 14). Mika tetap menyerukan akan pentingnya pemimpin, gembala di tengah hidup orang percaya. Mika menyurakan bahwa pemimpin bangsa itu Allah sendiri. Namun, Allah memilih orang di dunia ini untuk menwujudkan kepemimpinanNya. Untuk itu Mika memberikan kepada kita nasehat bahwa:
a.Gembala (pemimpin) adalah orang yang bertugas memindahkan yang digembalakan dari keadaan yang tidak dapat makanan ke tempat yang dapat makanan, dari yang tandus ke tempat yang subur, dari Yehuda ke Basan dan Gilead yang subur dan makmur. Gembala itu membutuhkan tongkat dan gada sebagai symbol kepememimpinan yang tegas dan berwibawa agar dapat memindahkan domba-domba itu dalam perjalanan panjang. Kebutuhan akan pemimpin dikareakan manusia mempunyai keterbatasan, dia tidak dapat berjuang sendiri mengatasi cobaan oleh karena itu dia membutuhkan pertolongan dari Tuhan dari orang lain; Manusia membutuhkan pemimpin, gembala yang mendatangkan keadilan, kebenaran dan kesejahteraan.
b.Kekecewaan terhadap pemimpin hendaknya tidak membuat kita menghancurkan tatanan masyarakat yang ada. Mika mendorong kita untuk mengingat akan apa yang sudah diperbuat Allah di masa lalu, ketika dia membebaskan Umatnya dari Mesir, ketia Dia memelihara bangsanya lewat kesetiaan dan kasihnya kepada Yakub dan Abraham.

Allah yang penuh kasih inilah yang memelihara perjanan hidup orang prcaya ketika menghadapai berbagai tekanan yang keras dan kejam dari berbagai pemimpim yang kejam. Sejarah telah mencatat bagaimana Allah memelihara orang kiristen di dataran cina, Rusia dan berbagai belahan dunia tetap survive. Hidup kita juga adalah bersumber dari “Gok asi ni roha ni Jahowa”karena itu mari kita berharap terus kepadanNya. Amin

IBU YANG MENGHADIRKAN CINTA KASIH

Pdt.Gunawan Panjaitan.MSi
Nats: 2 Yoh 1 : 1- 6

1.Dalam janji yang dibacakan pendeta sewaktu menerima pemberkatan pernikahan sebenarnya tidak ada dituliskan siapa yang bertugas untuk membesarkan anak-anak dalam keluarga. Bila Allah memberkati keluarga dengan menitipkan anak-anak maka tugas untuk membesarkannya adalah t ugas ayah atau ibunya. Modal untuk membesarkannya adalah adanya saling mencintai dalam ikatan suami isteri yang kekal, yang hanya dapat diceraikan oleh kematian. Dengan demikian si ibu tidak pernah mengikat kontrak untuk merawat anak dalam rumah tanggan. Ibu dianggap bertugas untuk memelihara anak-anak adalah semata didasarkan sifat naturalnya sebagai ibu.

2.Yohannes tidak secara jelas menyebutkan siapa yang disebut “ibu” sebagai alamat suratnya ini. Yohannes tentu tidak mau menekankan bahwa ibu sajalah yang bertanggungjawab atas kehidupan kerohanian anak-anak. Si “Ibu” yang disebutkan Yohanes ini tidak mempunyai nama dan identitas. Apakah dia seorang ibu yang sudah janda yang tetap memelihara kehidupan anaknya, sebab tidak disinggung di sini tentang suaminya. Yohanes agaknya ingin memuji si “ibu” yang berhasil membawa anak anaknya menjadi pengikut Yesus. Kemungkinan si “ibu” adalah orang Yahudi sebab Yohanes mengatakan “bukan seolah-olah aku menuliskan perintah baru bagimu, tetapi menurut perintah yang sudah ada pada kita dari mulanya “, artinya si Ibu itu sudah mengenal hukum saling megasihi seperti yang diajarkan dalam ke-Yahudian. Yohanes memahami bahwa cinta kasih adalah kekuatan yang besar dalam diri manusia untuk mempertahankan hidup. Cinta Kasih itu sifatnya kekal dan untuk menyatakannya butuh kekuatan, ketabahan, waktu dan bahkan dana. Sifat itu tampak dalam diri seorang ibu.

3.Ada beberapa kemungkinan yang telah dilakukan si “Ibu” sehingga Yohanes mengatakan : ”Aku sangat bersukacita, bahwa aku mendapati, bahwa separuh dari anak-anakmu hidup dalam kebenaran sesuai dengan perintah yang telah kita terima dari Bapa.”(ay 4)

a.Si Ibu mengambil inisiatif untuk membawa anak-anaknya menjadi Krististen. Dia tidak menunggu suami, gereja atau para pelayan untuk menyodorkan iman Kristen itu. Si Ibu sangat berperan dalam pengembangan kerohanian anak-anaknya. Mengetahui hal itu Yohanes mengatakan “aku sangat bersukacita”.
b.Si ibu membangun percaya diri pada anak-anaknya menjadi orang yang disukai dan menarik perhatian, sehingga rasul Yohanes mengnal anak-anaknya itu. Ibu menjadi tempat belajar bagaimana mencintai, melindungi, memuji dan mengasihi. Anak-anak belajar dari si ibu dari proses hidup mereka sehari-hari. Ibu yang sedemikian mendatangkan sukacita bagi orang lain.
c.Siibu menjadi contoh bagi anakanaknya dalam banyak hal. Si anak akan belajar dari orang tua bagaimana menyatakan ketaatan kepada Allah, ketaatan kepada peribadahan, ketaatan kepada hukum, bagaimana mengelola keuangan dan banyak hal lain yang untuk menyataan cinta kasih.

4.Sukacita Kristen bersumber dari anggota jemaat yang kehidupannya telah dipengaruhi oleh Firman Tuhan dan sebaliknya dukacita kita adalah ketika anggota jemat hidupnya dikuasi oleh kehidupan yang jahat. Ibu mempunyai potensi diri yang luarbiasa dan hal itu tidak didapatkan dalam diri seorang bapak. Si ibu mempunyai kekuatan untuk memasukkan anaknya dalam kehidupan persekutuan dengan Tuhan. Ibu yang penuh cinta kasih menjadi sumber kehidupan bagi keluarganya. Amin.