Minggu, 19 Juli 2009

UANG SANGAT PENTING

Pdt.Gunawan Panjaitan.STh.MSi

Pengkhotbah 5: 9-11

1.Uang sangat penting. Kita tidak dapat menyangkal bahwa uang adalah sebuah kebutuhan dalam kehidupan. Kita perlu uang untuk membeli makanan, biaya pendidikan, perongkosan, membayar tagihan listrik, pdam, telephone dll. Bahkan untuk memberikan persembahan dan ucapan syukur kita butuh uang. Dalam keadaan ekonomi semakin sulit dengan harga-harga merangkak naik akan semakin terasa posisi uang yang sangat penting. Namun demikian kita semua menyankal bahwa kita hidup hanya demi uang. Kita perlu membangun pemahaman kita tentang uang dan harta dalam rangka pemeliharaan Allah dalam kehidupan kita.



2.Hidup manusia adalah yang paling utama. Tuhan Yesus mengatakan “Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?’ (Mat 6:25). Dalam perfektif sedemikian kita membangun pemahaman tenang uang atau harta:
a.Uang merupakan anugerah dari Tuhan.
Uang adalah karunia dari Allah. Bila kita diberi uang respons kita adalah mengucapkan syukur dan terimakasih, walaupun ada yang pingsan karena tidak meyangka diberi uang yang banyak. Saya percaya bahwa kita semua setuju dengan ini. Namun demikian kita mempunyai kecenderungan yaitu lama-kelamaan melupakan yang meberikan uang itu. Bisa saja kita melupakan Tuhan atau orang yang menolong kita. Bila uang adalah pemberian Tuhan maka kita hendaknya memakai uang itu juga untuk mengucapkan terimakasih. Uang adalah sarana yang dipakai Tuhan memelihara hidup kita. Sikap inilah yang dapat memberikan kita kepuasan ketika memiliki uang. Uang yang hanya melayani diri sendiri tidak pernah memuaskan kita.

b.Uang harus dinikmati

Pengkhotbah mengatakan “Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya. Dan apakah keuntungan pemiliknya selain dari pada melihatnya?” Harta dan uang itu adalah untuk kenikmata hidup. Allah memberikan harta supaya manusia menikmati kehidupannya di dunia ini. Harta dan uang dapat dipakai untuk membuat kualitas hidup lebih baik dan bermakna bagi orang lain. Harta benda

c.Uang dihasilkan dengan cara yang benar
Uang yang dihasilkan dengan usaha kerja keras dan perjuangan adalah kekayaan yag diinginkan Tuhan. Tuhan menjanjikan kekayaan kepada orang yang takut akan Tuhan “ Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN ……Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap untuk selamanya. (bd Maz 112:1,3). Tetapi, Allah tidak menyukai orang yang mengngumpulkan harta dengan kejahatan. Harat hasil kejahatan tidak akan memberikan ketengan hidup.

3.Uang sangat penting tetapi tidaklah kekal. Uang sifatnya netral tetapi sikap manusiasialah yang membangun pemahaman tentang uang.


Rabu, 15 Juli 2009

CELESTIAL DAN TERRESTIAL MEMUJI TUHAN

Pdt.G.Panjaitan STh, MSi

Mazmur 148:3-14

1.Pendahuluan

Semua ciptaan yang ada di angkasa maupun di bumi mempunyai tujuan yang sama yaitu memuji dan memuliakan Tuhan. Ciptaan itu tersusun rapi dan mempunyai dependensi seperti mata rantai adalah karena ada yang mengontrol yaitu Pencipta itu sendiri. Tentu mudah untuk memahami bahwa manusia dan malaikat dapat memuji Tuhan. Alkitab mencatat bahwa kedua mahluk itu mempunyai bahasa dan dapat berkomunikasi. Pujian dan kemuliaan selalu kita pahami dengan bahasa verbal. Namun Mazmur 148 ini menyatakakan bahwa memuji dan memuliakan Tuhan tidaklah hanya dengan bahasa verbal yang dimuliki manusiasaja. Semua benda-benda luar angkasa (celestial) dan benda-benda di dalam bumi (terrestrial) yang tidak mempunyai bahasa verbal dipanggil untuk memuji Tuhan


2.Penjelasan
a.Benda Angkasa (Celestial) Memuji Allah
Semua benda luar angkasa yang didaftarkan dengan detail oleh pemazmur terpanggil untuk memuji Tuhan. Kita tidak tau bagaimana matahari, bulan, bintang, langit dan air di atas sana bersuara memuji Tuhan. Tetapi manusia dapat memaknai symbol alam yang terjadi di sana. Pemahaman ini mendorong Pemazmur mengatakan “Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi.” (Maz 19:4-5). Di mana pun manusia tinggal di dunia ini dapat melihat langit, sekalipun tinggal dalam peradaban yang sangat tradisional bahkan cannibal sekalipun. Pengenalan kepada Allah secara universal ada dalam ciptaaNya itu. Paulus mengatakan: “Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.” (Rom 1:20). Dengan melihat alam dan jagat raya sudah selayaknyalah orang percaya ada “Yang Ilahi” dan menyadari keterbatasan, kelemahan dan kekerdilan hidupnya dibanding yang Pencipta itu. Semua celestial memuji Tuhan karena ciptaan, Tuhan berfirman maka semuanya menjadi ada.

b.Benda di Bumi (terrestrial) Memuji Allah

Pemazmur membagi dua benda yang ada di bumi. Pertama: mahluk yang tidak diberikan tuntutan moral dan etika yaitu ular-ular naga, samudera raya, api, hujan es, salju,kabut, angin bada, hai gunung-gunung, bukit, pohon buah-buahan, pohon aras, binatang-binatang liar, segala hewan, binatang melata dan burung-burung yang bersayap (ay 7-10). Kepada benda dan mahluk ini tidak diberlakukan hukum taurat. Manusia tidak boleh menuduh ular, binatang liar, hewan, burung melakukan pembunhan atau perjinahan dll. Dalam keadaan dan perilaku sebagai hewan dan binang, pohon , semua benda itu memuji Tuhan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh National Geographic Society, ada ikan paus bungkuk yang dapat mengeluarkan seperti bernyanyi. Manusia juga berpendapat “ada suara alam”, “rintik hujan” yang mengeluarkan suara semuanya itu menjadi pujian bagi Tuhan.

Mahluk yang secara khusu juga di sebut untuk memuji Tuhan adalah manusia. Kepada mereka di embankan tuntutan moral. Semua orang yang merasa ciptaan Tuhan haruslah memuji Tuhan. Allah memberikan kepada manusia itu kekuasaan sehingga mereka menjadi raja, pembesar dan pemerintah di bumi. Allah yang memberikan kegantengan, kecantikan prestasi, prestise dan treasure kepada “ teruna dan anak-anak dara, orang tua dan orang muda!”. Semuanya terpanggil memuji dan memuliakan Tuhan. Lebih dari semunya itu, Allah telah mengampuni dosa umat manusia dan memerikan Yesus Kristus menjadi Juruselamat oleh karena itu biarlah “segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Fil 2:9-10). Bila ada kekuasaan, pemerintahan yang tidak menjaga keutuhan dan kelestarian ciptaan itu berarti dia melakukan pembatasan dan pelarangan pemujian terhadap Tuhan, sama nilai pelanggarannya dengan menghambat kebebasan orang beragama. Kita hanya mau memilih pepimpin yang mencintai manusia dan lingkungan hidup.

3.Kesimpulan
Memuji dan memuliakan Allah adalah hakekat dari setiap ciptaan dan merupakan tujuan dari penciptaan itu. Setiap orang terpanggil bersamasama lingkungan lidup memuliakan Tuhan karena itu kita terpanggil melestarikan dan menjaga keutuhan ciptaan. Kekuasaan yang ada pada manusia adalah pemberian Allah dan untuk kemuliaan Allah.

CELESTIAL DAN TERRESTIAL MEMUJI TUHAN

Pdt.Gunawan Panjaitan.STh,MSi

Mazmur 148:3-14
1. Pendahuluan

Semua ciptaan yang ada di angkasa maupun di bumi mempunyai tujuan yang sama yaitu memuji dan memuliakan Tuhan. Ciptaan itu tersusun rapi dan mempunyai dependensi seperti mata rantai adalah karena ada yang mengontrol yaitu Pencipta itu sendiri. Tentu mudah untuk memahami bahwa manusia dan malaikat dapat memuji Tuhan. Alkitab mencatat bahwa kedua mahluk itu mempunyai bahasa dan dapat berkomunikasi. Pujian dan kemuliaan selalu kita pahami dengan bahasa verbal. Namun Mazmur 148 ini menyatakakan bahwa memuji dan memuliakan Tuhan tidaklah hanya dengan bahasa verbal yang dimuliki manusiasaja. Semua benda-benda luar angkasa (celestial) dan benda-benda di dalam bumi (terrestrial) yang tidak mempunyai bahasa verbal dipanggil untuk memuji Tuhan.




2. Penjelasan
a. Benda Angkasa (Celestial) Memuji Allah
Semua benda luar angkasa yang didaftarkan dengan detail oleh pemazmur terpanggil untuk memuji Tuhan. Kita tidak tau bagaimana matahari, bulan, bintang, langit dan air di atas sana bersuara memuji Tuhan. Tetapi manusia dapat memaknai symbol alam yang terjadi di sana. Pemahaman ini mendorong Pemazmur mengatakan “Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi.” (Maz 19:4-5). Di mana pun manusia tinggal di dunia ini dapat melihat langit, sekalipun tinggal dalam peradaban yang sangat tradisional bahkan cannibal sekalipun. Pengenalan kepada Allah secara universal ada dalam ciptaaNya itu. Paulus mengatakan: “Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.” (Rom 1:20). Dengan melihat alam dan jagat raya sudah selayaknyalah orang percaya ada “Yang Ilahi” dan menyadari keterbatasan, kelemahan dan kekerdilan hidupnya dibanding yang Pencipta itu. Semua celestial memuji Tuhan karena ciptaan, Tuhan berfirman maka semuanya menjadi ada.

b. Benda di Bumi (terrestrial) Memuji Allah

Pemazmur membagi dua benda yang ada di bumi. Pertama: mahluk yang tidak diberikan tuntutan moral dan etika yaitu ular-ular naga, samudera raya, api, hujan es, salju,kabut, angin bada, hai gunung-gunung, bukit, pohon buah-buahan, pohon aras, binatang-binatang liar, segala hewan, binatang melata dan burung-burung yang bersayap (ay 7-10). Kepada benda dan mahluk ini tidak diberlakukan hukum taurat. Manusia tidak boleh menuduh ular, binatang liar, hewan, burung melakukan pembunhan atau perjinahan dll. Dalam keadaan dan perilaku sebagai hewan dan binang, pohon , semua benda itu memuji Tuhan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh National Geographic Society, ada ikan paus bungkuk yang dapat mengeluarkan seperti bernyanyi. Manusia juga berpendapat “ada suara alam”, “rintik hujan” yang mengeluarkan suara semuanya itu menjadi pujian bagi Tuhan.

Mahluk yang secara khusu juga di sebut untuk memuji Tuhan adalah manusia. Kepada mereka di embankan tuntutan moral. Semua orang yang merasa ciptaan Tuhan haruslah memuji Tuhan. Allah memberikan kepada manusia itu kekuasaan sehingga mereka menjadi raja, pembesar dan pemerintah di bumi. Allah yang memberikan kegantengan, kecantikan prestasi, prestise dan treasure kepada “ teruna dan anak-anak dara, orang tua dan orang muda!”. Semuanya terpanggil memuji dan memuliakan Tuhan. Lebih dari semunya itu, Allah telah mengampuni dosa umat manusia dan memerikan Yesus Kristus menjadi Juruselamat oleh karena itu biarlah “segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Fil 2:9-10). Bila ada kekuasaan, pemerintahan yang tidak menjaga keutuhan dan kelestarian ciptaan itu berarti dia melakukan pembatasan dan pelarangan pemujian terhadap Tuhan, sama nilai pelanggarannya dengan menghambat kebebasan orang beragama. Kita hanya mau memilih pepimpin yang mencintai manusia dan lingkungan hidup.

3. Kesimpulan
Memuji dan memuliakan Allah adalah hakekat dari setiap ciptaan dan merupakan tujuan dari penciptaan itu. Setiap orang terpanggil bersamasama lingkungan lidup memuliakan Tuhan karena itu kita terpanggil melestarikan dan menjaga keutuhan ciptaan. Kekuasaan yang ada pada manusia adalah pemberian Allah dan untuk kemuliaan Allah.


LINGKUNGAN HIDUP MEMULIAKAN TUHAN

Imamat 25:1-7

1.Semua ciptaan yang ada di angkasa maupun di bumi mempunyai tujuan yang sama yaitu memuji dan memuliakan Tuhan. Ciptaan itu tersusun rapi dan mempunyai dependensi seperti mata rantai adalah karena ada yang mengontrol yaitu Pencipta itu sendiri. Semua Ciptaan perlu dilindugi kelestariannya sebagai bentuk penghormatan dan memuliatakan Tuhan. Semua ciptaan Tuhan itu digambarkan pemazmur berkata-kata demi kemuliaan Allah. Pemazmur menuliskan “Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari,” (Maz 19:4-5). Lingkungan hidup atau alam semesta adalah penyataan eksistensi Allah secara universal.


2.Tanah adalah salah satu unsur lingkungan hidup. Tanah ciptaan Tuhan yang dimaknai dalam rangka paggilan Israel sebagai bangsa pilihan Allah. Tuhan memberikan aturan khusus tentang tanah sebagai bentuk keperdulian Allah terhadap kelestarian lingkungan. Tanah yang dikelola oleh manusia untuk kebutuhan hidupnya harus diberi waktu perhentian. Perhentian itu berrati tidak dikelola, dibiarkan begitu saja dan segala buah, hasil yang ada di sana menjadi milik orang lain dan mahluk yang ada di ladang. Tanah juga tidak dimiliki oleh suku Lewi (Yos 13.33) oleh karena itu Allah memerintahkan suku-suku lain untuk memberikan persembahan “persepuluhan” bagi mereka yang tak punya tanah dan nafkah (Bil 18.20-32; Ul 14.27-29). Tanah adalah pemberian Allah dan milik Allah sebagai bukti perjanjian Allah dengan umatNya (Im 25.23-25) oleh karena itu tanah tidak boleh diperjual belikan. Mari kita ingat Kasus Nabot yang menolak menjual tanahnya kepada Raja Ahab ( 1 Raja 21). Allah juga memerintahkan pembebasan penguasaan tanah yaitu pada Tahun Yobel (Im 25:13).

3.Masyarakat kota tidak lagi mengelola tanah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kita mendapatan rejeki dari sektor industri dan jasa namun demikian tetap terpangil untuk memelihara lingkungan hidup. Tuhan memberikan waktu sabat: waktu perhentian untuk kita sendiri sehingga memiliki waktu khusus untuk kemuliaan Tuhan. Tuhan memerintahkan supaya ada sabat buat tanah. Tujuannya untuk memberikan kita peluang memperbaiki lingkungan dan memperhatikan sesama manusia. Amin.

INDAHNYA PERSEKUTUAN

1 Kor 12:12-27

Pdt.Gunawan Panjaitan.STh.MSi

1.Persekutuan adalah kebutuhan hidup manusia sebagai mahluk sosial. Kita tidak dapat memenuhi sendiri kebutuhan hidup berupa sandang, pangan, papan dan kebutuhan hidup lain tanpa berinteraksi dengan manusia atau dunia di luar diri kita. Pribadi yang tidak mempunyai persekutuan atau komunitas akan dijuluki “kuper”. Manusia membentuk unity, perserikatan, paguyuban, punguan parmargaon, parsahutan , arisan dll adalah menjadi bukti pentingnya persekutuan itu.

2.Dalam persekutuan yang baik kita mengarahkan perhatian kepada orang lain. Kita berbagi apa yang kita miliki untuk dapat dinikmati semua anggota dalam persekutuan itu. Dalam persekutuan setiap anggota diberi apresiasi sehingga dia dapat mengaktualisasikan dirinya dan mengambil peranan untuk kebutuhan bersama. Paulus mengatakan keberhasilan persekutuan ini hadir bila masing-masing anggota “...tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya


hendaklah dengan rendah hati yang seorang enganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” (Fil 2:3-4)

3. Paulus menggambarkan indahnya persekutuan itu dengan menganalogikan dengan tubuh manusia yang mempunyai banyak angota tubuh yang berbeda. Nilai yang kita dapat dalam gambaran persekutuan sebagai tubuh Kristus adalah:
a. Tidak ada yang lebih utama di antara anggota tubuh
Semua orang percaya adalah anggota tubuh kristus sekalipun berbeda ras, warna kulit, status sosial, ekonominya, dogmatika, tradisi gereja dan alirannya. Bagi Paulus semua anggota tubuh saling terintegrasi dan salaing medukung sehingga tidak ada yang paling utama. Anggota tubuh disamakan oleh isinya (inside) yaitu Roh Kudus (bd ay 13). Isi yang sama mendorong orang percaya lama kelamaan akan menghilangkan perasaan superioritas terhadap orang lain .
b. Persekutuan yang memberdayakan
Dalam persekutuan sebagai anggota tubuh Kritus setiap anggota didampingi dan diberdayakan untuk pekerjaan pelayanan Tuhan. Kelebihan satu anggota dipakai untuk melengkapi anggota yang berkekurangan. Paulus mengatakan “Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus”. (23). Sikap saling memperlengkapi itu akan membuat semuanya menjadi indah dan nyaman dalam persekuan.
c. Persekutuan menghargai Perbedaan
Persekutuan dalam tubuh Kristus adalah wadah menghargai perbedaan. Setiap orang mempunyai kekhususan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Kekususan itu akan semakin indah bila ditenpatkan pada pada posisi yang cocok. Alangkah menakutkan melihat tubuh bila kuping ditempatkan di jidat. Paulus mengatakan “Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya. (ay 18). Amin