Kamis, 17 Juni 2010

DOA PENUH MAKNA


Pdt.G.Panjaitan.STh.MSi

Bilangan 14:11-20

Berdoa adalah salah satu jalan yang kita pakai untuk membangun komunikasi dengan Tuhan. Banyak makna yang terkandung dalam doa. Pemakaian kata “berdoa” dapat bermakna ““Memanggil seseorang datang mendekat”. Ini biasanya dilakukan dalam hubungan suami –istri, sehingga orang yang berdoa itu hendaknya memiliki keintiman dengan Tuhan. Berdoa juga bermakna ”memberikan saran atau usul” . Ini biasanya dilakukan dalam hubungan sahabat yang dekat. Apabila kita berdoa, kita sedang memberikan saran atau usul kepada Tuhan tetapi Tuhan juga menentukan menerima usul seseorang yang dikasihiNya atau tidak. Ketika Allah ingin memusnahkan Sodom dan Gomora, maka Abraham datang kepada Tuhan dengan suatu usul ( Kejadian 18: 16- 33).

Doa juga bermakna ”mengajukan permohonan”. Suatu kali raja Hizkia sedang sakit, dan hampir mati. Kemudian Tuhan mengutus nabi Yesaya, dan berfirman kepadanya: “Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi." Lalu Hizkia menangis dan berdoa kepada Tuhan (Yesaya 38: 1- 8). Hal yang sama dilakukan Musa, seperti dalam teks minggu ini. Ketika Tuhan bermaksud untuk memukul dan meleyapkan bangsa Israel ( Im 14:14) Musa mengajukan permohonan dengan alasan-alasan. Kita berdoa berarti kita mengajukan permoonan dan kita mempunyai cukup alasan untuk disampaikan kepadaNya.

Doa juga bermakna i “memeriksa”, jadi, berdoa adalah memeriksa diri kita di hadapan Tuhan. Ketika Daud telah jatuh dalam dosa perzinahan dan pembunuhan yang direncanakan, maka Daud membuka hatinya dihadapan Tuhan. Ia menerima teguran nabi Natan dan akhirnya Daud mengaku dosa dihadapan Tuhan. Daud bersedia menerima teguran dan sekaligus memeriksa dirinya ( Mazmur 51). Doa juga bermakna i “memberitahukan apa yang ada didalam hati”. Jadi, berdoa adalah memberitahukan apa yang ada didalam hati kita kepada Tuhan. Kadadang susah dengan kata-kata yang jelas namun Paulus juga mengatakan “sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapka” (Rom 8:26) Amin.

PENYATAAN CINTA YANG DALAM

Pdt.G.Panjaitan.STh.MSi

Markus 14:3-9

1. Kadang kita akan heran melihat para kolektor barang-barang antik, mau membeli sangat mahal sepeda butut buatan tahun 1934 seharga 11 juta rupiah, atau seoran pencita lukisan membeli sebuah lukisan dengan ukuran 40 cmX60 cm dengan harga 25 juta. Buat orang yang tidak sama seleranya kadang kita anggap tindakan mereka “waste” (pemborosan). “Seandainya uang mereka itu disumbankan ke panti asuhan akan lebih bermanfaat”, bisa saja demikian pemikiran sebahagian orang menanggapinya. Perasaan sangat cinta memang bisa saja diungkapkan seseorang seperti berlebihan bagi orang yang tidak merasakannya. Agaknya orang disekitar Yesus menilai seperti itu tindakan seorang perempuan yang mencurahkan suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni kepada Yesus.


2. Tindakan itu dianggap berlebihan karena minyak itu sangat mahal, 300 dinar sama dengan upah seorang pekerja satu tahun waktu itu. Orang yang memarahi perempuan itu adalah orang yang tidak merasakan apa yang dirasakan perempuan itu. Dalam dirinya ada rasa hormat, rasa kagum dan rasa cinta kepada yesus. Perasaan itu meluap sehingga dia tidak pernah merasa rugi mencurahkan minyak yang mahal sekali itu buat Yesus. Hidup kita bisa saja kehilangan debaran, getaran cinta kasih. Cinta kepada Tuhan itu seperti tidak ada lagi debarannya. Bila kita beribadah kita hanya merasakan hal yang biasa saja.
3. Yesus menyatakan pembelaan terhadap tindakan Perempuan itu. Bagi Yesus perempuan itu tidaklah bertindak boros. Dia harus diberi kebebasan mengutarakan cinta kasihnya kepada Tuhan. Yesus mengatakan “Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya”. Kita harus mempunyai nyali untuk menyatakan nyanyian kita, menunjukkan partisipasi kita untuk kemuliaan Tuhan walalupun ada tanggapan yang berebeda atas tugas pelayanan kita itu.Amen

MASA DEPAN PUNUH SUKACITA

Pdt.G.Panjaitan.STh.,MSi

Yesya 54:11-17

1. Sukacita adalah sutu kondisi atau keadaan yang membuktikan kehadiran kerajaan Allah (bnd. Rom 14:17). Allah selalu mengusahakan sukacita ditengah-tengah orang percaya dan didunia ini sehingga Dia selalu menyatakan penolakan terhadap segala tindakan manusia yang mendatangkan penderitaan. Allah menyatakan permusuhan terhadap kamum penindas, pemerkosa, penganiaya dan pelaku pembunuhan. Sebaliknya Allah, menyuarakan supaya manusia menghadirkan kedamaian, keadilan dan sukacita. Allah melalui hambanya Yesaya memberitakan pemulihan kembali kehidupan bangsa Israel sebagai bangsa pilihan Allah. Yesaya mengalamatkan berita sukacita kepada Bangsa Israel yang terbuang, ditindasi , dan tanpa harapan di Babel. Ia membrotakan bahwa Allah akan segera bertindak untuk mendatangkan sukacita di tengah bangsa Israel.


2. Allah akan melakukan berbagai tindakan untuk memulihkan kembali keadaan bangsa Israel. Tindakan itu adalah bukti kasih setia Tuhan kepada umat pilihannya.

a. Membangun kembali landasan kehidupan
Allah akan merubah situasi bangsa Israel dengan membangun kembali dasar kehidupan yang penuh sukacita. Allah mengatakan “Aku akan meletakkan alasmu dari batu hitam dan dasar-dasarmu dari batu nilam”. Ungkapan ini meggambarkan keperdulian Allah terhadap nilai-nilai kehidupan sebuah kota. Allah ingin membangun kehidupan yang harmonis dengan beralaskan firmannya. Keluarga akan penuh suka cita bila Firman menjadi landasan berpikir dan bertindak.
b. Menegakkan kebenaran
Allah membangun kesejahteraan manusia dimulai dengan adanya hubungan baik denganNya. Tuhan berfirman “Semua anakmu akan menjadi murid TUHAN” bermakna bahwa hubungan baik itu harus dibangun melalui pengajaran kepada manusia. Tuhan ingin kita mempelajari hukum-hukumnya dan jalan-jalaNya. Suka cita kita dibangaun diatas kebenaran yaitu bertindak dan berpikir yang benar.

c. Menghadirkan keamanan
Sukacita sangat memerlukan keamanan namun demikian tidak dapat di sangkal hidup kita tidak lepas dari berbagai ancaman. Allah berkuasa atas segala sesuatu sehingga pelaku kejahatan juga tunduk padaNya, Tuhan berfirman: “....siapa pun yang menyerbu engkau, ia akan rebah melawan engkau... Setiap senjata yang ditempa terhadap engkau tidak akan berhasil, Inilah yang menjadi bagian hamba-hamba TUHAN dan kebenaran yang mereka terima dari pada-Ku, demikianlah firman TUHAN.” Amin .

PENOLONG YANG TEPAT

Pdt.G.Panjaitan.STh.,MSi

Yohanes 2: 1-10

1. Kehabisan anggur dalam pesta perkawinan Yahudi sama artinya itu dengan kehabisan “suka cita”. Hal itu akan mempermalukan keluarga besar dan kedua mempelai yang berbahagia. Tentu peristiwa ini akan menjadi bahan gunjingan dan meninggalkan kenangan yang susah dilupakan. Kejadian yang menegangkan ini dilaporkan Maria kepada Yesus. Dia mengakatakan “Mereka kehabisan anggur”. Maria memberitahu keadaan yang tegang pada: mereka akan malu, mereka akan kehilangan suka cita, mereka bisa terhina. Pesta ini disinyalir dilaksankan orang sedehana karena status sosial yang diundang adalah keluarga sederhana seperti maria istri Yusuf tukang kayu. Apabila mereka kehilangan harga diri karena kehabisan anggur mereka akan menyesali hidup yang mereka miliki. Kita juga tidak mau mengalami hal seperti itu.


2. Dalam masalah hidup yang penuh tekanan kita butuh teman yang dapat memberikan pertolongan dan jalan keluar. Maria mengambil peranan sebagai perantara. Pada ayat ke 4 di sana ditunjukkan bahwa Yesus berkata kepada Maria "Mau apakah engkau daripada-Ku, ibu? saat-Ku belum tiba" menurut Alkitab terjemahan lama bukan kata "ibu" yang dipakai melainkan "perempuan" dalam hal ini ibu manakah yang tidak sakit hati jika anaknya menyatakan hal yang tidak sopan seperti itu ? tetapi dalam hal ini Maria menunjukkan bahwa ia memang benar-benar taat, rendah hati, dll. Bayangkan jika Maria "ngambek" maka tidak akan ada mukjijat karena pada saat itu permintaan Yesus itu cukup "aneh" bayangkan jika Yesus menyuruh mengisi penuh-penuh 6 tempayan untuk pembasuhan kaki kemudian Yesus menyuruh untuk dibawa ke pemimpin pesta. (lihatlah pada ayat 6,7,8) bayangkan jika Maria tidak titip pesan "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu"(ayat 5) maka kemuliaan Tuhan tidak akan dapat dinyatakan kepada murid-murid-Nya (bacalah Ayat 11).

3. Yesus melakukan transformasi, Dia merubah keadaan dan kehidupan. Dia tidak hanya merobah air menjadi anggur tetapi merubah aib menjadi suka cita, merubah kekurangan menjadi kelimpahan. Yesus merobah penyucian jasmani menjadi penyucian Rohani. Yesus adalah pertolongan tepat dalam keadaan apapun. Amin

PENOLONG YANG TEPAT

Pdt.G.Panjaitan.STh.,MSi

Yohanes 2: 1-10

1. Kehabisan anggur dalam pesta perkawinan Yahudi sama artinya itu dengan kehabisan “suka cita”. Hal itu akan mempermalukan keluarga besar dan kedua mempelai yang berbahagia. Tentu peristiwa ini akan menjadi bahan gunjingan dan meninggalkan kenangan yang susah dilupakan. Kejadian yang menegangkan ini dilaporkan Maria kepada Yesus. Dia mengakatakan “Mereka kehabisan anggur”. Maria memberitahu keadaan yang tegang pada: mereka akan malu, mereka akan kehilangan suka cita, mereka bisa terhina. Pesta ini disinyalir dilaksankan orang sedehana karena status sosial yang diundang adalah keluarga sederhana seperti maria istri Yusuf tukang kayu. Apabila mereka kehilangan harga diri karena kehabisan anggur mereka akan menyesali hidup yang mereka miliki. Kita juga tidak mau mengalami hal seperti itu.


2. Dalam masalah hidup yang penuh tekanan kita butuh teman yang dapat memberikan pertolongan dan jalan keluar. Maria mengambil peranan sebagai perantara. Pada ayat ke 4 di sana ditunjukkan bahwa Yesus berkata kepada Maria "Mau apakah engkau daripada-Ku, ibu? saat-Ku belum tiba" menurut Alkitab terjemahan lama bukan kata "ibu" yang dipakai melainkan "perempuan" dalam hal ini ibu manakah yang tidak sakit hati jika anaknya menyatakan hal yang tidak sopan seperti itu ? tetapi dalam hal ini Maria menunjukkan bahwa ia memang benar-benar taat, rendah hati, dll. Bayangkan jika Maria "ngambek" maka tidak akan ada mukjijat karena pada saat itu permintaan Yesus itu cukup "aneh" bayangkan jika Yesus menyuruh mengisi penuh-penuh 6 tempayan untuk pembasuhan kaki kemudian Yesus menyuruh untuk dibawa ke pemimpin pesta. (lihatlah pada ayat 6,7,8) bayangkan jika Maria tidak titip pesan "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu"(ayat 5) maka kemuliaan Tuhan tidak akan dapat dinyatakan kepada murid-murid-Nya (bacalah Ayat 11).

3. Yesus melakukan transformasi, Dia merubah keadaan dan kehidupan. Dia tidak hanya merobah air menjadi anggur tetapi merubah aib menjadi suka cita, merubah kekurangan menjadi kelimpahan. Yesus merobah penyucian jasmani menjadi penyucian Rohani. Yesus adalah pertolongan tepat dalam keadaan apapun. Amin

RUMAH BERSAMA

Pdt.G.Panjaitan.STh.,MSi

Kisah 15:6-18

1. Gereja adalah rumah bersama orang percaya. Setiap kita mempunyai tempat dan posisi karena kita adalah anggota tubuh Kristus. Sebagai rumah bersama gereja hendaknya nyaman bagi siapapun dari semua latar belakang sosial. Pusat perhatian di rumah bersama itu adalah Kristus, kehendakNyalah yang kita dengarkan, dan firmanNyalah yang menjadi acuan bagi semuanya. Itulah kondisi idealnya. Namun sejarah gereja mencatat bahwa gereja dapat terjebak seperti rumah sekelompok orang dan yang minoritas dianggap sebagai tambahan atau penumpang sehingga muncul pengkotak-kotakan jemaat.
2. Jemaat mula-mula menghadapi kenyataan adanya pengkotak-kotakan di gereja. Kelompok Kristen Yahudi merasa merekalah yang menjadi angota jemaat super dan yang bukan Yahudi adalah kelompok yang hanya menerima apa yang dikatakan kelompok super. Sebahagian Yahudi mengatakan: "Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.” (Kis 15:1). Akibatnya muncullah perdebatan. Rupanya Gereja sudah menjadi tempat berdebat sejak awal, jemaat mempermasalahkan hal-hal yang substansial tentang kehidupan yang sesungguhnya. Permasalahan waktu itu bagaimana membangun gereja menjadi rumah bersama.


3. Para Rasul mengajarkan dasar-dasar iman untuk membangun gereja sebagai rumah bersama:
a. Allah bersifat universal
Allah tidak bertindak eksklusif, dia tidak hanya memberikan RohNya hanya kepada kelompok Yahudi tetapi : “ Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita, dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka..” Siapapun kita, apapun keberadaan kita Allah mau memberikan kita Roh Kudus.
b. Kita semua diselamatkan oleh kasih karuia Allah.
Di Gereja perbuatan baik bukanlah jalan keselamatan. Keselamatan kita adalah anugerah dari Tuhan Yesus Kristus: “bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga." Tidak perlu ada yang disombongkan dalam rumah bersama kita.
c. Rumah bersama itu adalah milik Tuhan yang walalupun itu dibagun atas bantuan dan perbuatan tangan manusia. Allah berfirman “Aku akan kembali dan membangunkan kembali pondok Daud yang telah roboh, ... supaya semua orang lain mencari Tuhan dan segala bangsa”.
Dalam rumah bersama akan hadir sukacita semua sebab Allah hadir bersamasama mereka. Jubilate- Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi. Amin

KETIKA ALLAH MEMANGGIL

Pdt.G.Panjaitan.STh., MSi
Keluaran 4:10-17
1. Banyak kesaksian yang dapat diceritakan tetang pengalaman menjadi pelayan, misalnya menjadi pendeta, sintua, anggota paduan suara, pengurus kategorial dll. Agaknya kebanyakan dari kita sama seperti Musa yaitu tidak langsung menyatakan kesiapan untuk ikut ambil bagian menjadi pelayan. Ketika kita mengajak seseorang menjadi sintua, jarang kita temui sambutan dari dengan mengatakan : “Kalian memang sudah dituntun Roh Kudus ke rumah ini, sebab sayalah yang paling cocok menjadi Penatua dari sektor ini”. Biasanya jawaban yang kita dapatkan adalah : Saya tidak mampu, saya pikir-pikir dulu, atau diam saja. Alasan penolakan sekitar masalah waktu, masalah kemampuan seperti alasan Musa atau masalah keluarga. Kita juga mengkhawatirkan penolakan orang terhadap diri kita.
2. Perasan takut dan kuatir ini diatasi dengan penerimaan kuasa Tuhan. Tuhan memberikan kepada Musa tongkat yang dapat dia pakai untuk melakukan tanda muzizat. Tujuan Allah adalah untuk membuktikan bahwa kuasa otoritas Allah ada bersama dengan Musa. Kemudian, Allah mengajari Musa untuk membentuk berupa tim kerja. Tuhan memberitaukan bahwa banyak orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk membantu dia. Ada Harun seorang yang dapat menjadi juru bicara atau public relation. Ada orang-orang yang dapat memberikan keahlian masing-masing.


3. Gereja mensyukuri perjalanan 30 tahun bersama Paduan Suara Kantate Domini HKBP Manyar. Banyak anggota ketika diajak ikut bergabung awalnya seperti Musa yang muda, mengatakan: "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bernyanyi, tidak tau not, tida ada waktu…"dll. Sekarang kita telah merasakan betapa pentingnya paduan suara Kantate Domini, sebab bukan hanya suara yang dipadu di sana. Tetapi hati, perasaan, panggilan juga ikut terpadu. Perjalanan 30 tahun adalah bukti penyertaan Tuhan dan kesaksian tentang pelayanan. Hari ini kembali Tuhan mengingatkan: "Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN? Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan”. Teruslah berpadu dalam Paduan Suara kantate domini dan marilah kita bergabung memuji Tuhan di Paduan Suara ini. Selamat Ulang Tahun ke 30 Paduan Suara Kantate Domini HKBP Manyar. Amin.

PERCAYA DAN BERIBADAH

Pdt.G.Panjaitan.STh.MSi

Kejadian 22: 9-14

1. Beribadah adalah salah satu bukti seseorang percaya pada Tuhan. Dalam ibadah kita berkupul, bernyanyi, mengaku dosa, berdoa, mendengar khotbah, memberi persembahan dan menerima berkat. Kita mengarahkan pikiran, hati dan perasaan dalam ibadah itu kepada pusat ibadah iaitu Allah sendiri. Inilah makna Votum dalam ibadah bahwa hanya Nama Allah yang menjadi pusat perhatian, pusat pujian dan pusat pemberitaan. Setiap orang yang beribadah hendaknya membelakangkan penonjolan diri dan usaha mencari perhatian dalam ibadah. Sekarang ini ibadah kadang kita jalani seperti sebuah rutinitas saja. Kadang kita tidak memetik makna lagi. Acap kita mendengar keluhan jemaat setelah mengikuti ibadah berkata “saya tidak mendapat apa-apa”. Kita memang tertegun dan berpikir: masak duduk dalam bait Allah satu setengah jam tidak dapat apa-pa? “ Tetapi itulah sebuah realitas akan adanya kedangkalan beribadah.


2. Abraham adalah contoh bagi kita untuk melakukan ibadah yang benar. Dia menunjukkan ketaatan total. Perbuatan-perbuatan yang dia tunjukkan menjadi teladan bagi kita sebagai orang yang menyembah Allah.
a. Orang yang menyembah Allah bersedia membayar dengan mahal
Isak adalah harta yang sangat mahal bagi Abraham. Walaupun dia sangat kaya raya tetapi harta benda tidak dapat menggantikan posisi Isak sebagai anak yang akan mewarisi semuanya. Ketika Allah meminta Isak untuk dipersembahkan sebagai korban bakaran, Abraham tida menolak. Sebagai orang yang menyembah Allah dia rela memberikan yang termahal apabila Tuhan menginginkannya. Orang percaya hendaknya bersedia membayar dengan mahal sebagai bentuk kesetiaan dan ketaatan pada Tuhan. Kita dalam beribadah meluangkan kehidupan kita demi kemuliaan Tuhan.
b. Allah Menyediakan
Allah bukanlah Tuhan yang sadis yang menginginkan manusia sebagai persembahan bakaran. Allah bukanlah Allah yang membuat kita kecewa kehilangan harapan dalam hidup ini. Tuhan tau betul bahwa Isak penting bagi Abraham oleh karena itu Allah sendiri yang menyediakan korban bakaran bagi dirinya. Luarbiasa sekali, ketaatan total kepada Tuhan ternyata tidak akan pernanh membuat kita rugi, kehilangan yang terbaik, kecewa dll. Allah menyediakan baginya apa yang pantas kita pesembahkan.
3. Kesetiaan, hubungan baik dengan Tuhan akan memberikan kita makna ketika kita beribadah. Kita beribadah untuk bertemu dengan wajah Tuhan walaupun realitas yang kita dapati kita hanya bertemu dengan orang biasa yang itu-itu juga. Dalam ibadah yang kadang seperti sebuah kebiasaan, kita percaya di situ hadir Allah Jireh: Allah Menyediakan. Amin

Rabu, 16 Juni 2010

Alam MemuliakanNYa

Pdt.G.Panjaitan.STh.Msi

Imamat 25:1-7

1. Semua ciptaan yang ada di angkasa maupun di bumi mempunyai tujuan yang sama yaitu memuji dan memuliakan Tuhan. Ciptaan itu tersusun rapi dan mempunyai dependensi seperti mata rantai adalah karena ada yang mengontrol yaitu Pencipta itu sendiri. Semua ciptaan perlu dilindungi kelestariannya sebagai bentuk penghormatan dan memuliakan Tuhan. Semua ciptaan Tuhan itu digambarkan pemazmur berkata-kata tentang kemuliaan Tuan. Pemazmur menuliskan “Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari,” (Maz 19:4-5). Lingkungan hidup atau alam semesta adalah penyataan eksistensi Allah secara universal.

2. Tanah adalah salah satu unsur lingkungan hidup. Tanah dimaknai dalam rangka paggilan Israel sebagai bangsa pilihan Allah. Tuhan memberikan aturan khusus tentang tanah sebagai bentuk keperdulian Allah terhadap kelestarian lingkungan. Tanah yang dikelola oleh manusia untuk kebutuhan hidupnya harus diberi waktu perhentian (sabat) tahun ketujuh. Perhentian itu berarti tidak dikelola, dibiarkan begitu saja dan segala buah, hasil yang ada di sana menjadi milik orang lain dan mahluk yang ada di ladang. Tanah juga tidak dimiliki oleh suku Lewi (Yos 13.33) oleh karena itu Allah memerintahkan suku-suku lain untuk memberikan persembahan “persepuluhan” bagi mereka yang tak punya tanah dan nafkah (Bil 18.20-32; Ul 14.27-29). Tanah adalah pemberian Allah dan milik Allah sebagai bukti perjanjian Allah dengan umatNya (Im 25.23-25) oleh karena itu tanah tidak boleh diperjual belikan. Mari kita ingat Kasus Nabot yang menolak menjual tanahnya kepada Raja Ahab ( 1 Raja 21). Allah juga memerintahkan pembebasan penguasaan tanah yaitu pada Tahun Yobel (Im 25:13).

3. Masyarakat kota tidak lagi mengelola tanah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kita mendapatan rejeki dari sektor industri dan jasa namun demikian tetap terpangil untuk memelihara lingkungan hidup. Tuhan memberikan waktu sabat: waktu perhentian untuk kita sendiri sehingga memiliki waktu khusus untuk kemuliaan Tuhan. Tuhan memerintahkan supaya ada sabat buat tanah. Tujuannya untuk memberikan kita peluang memperbaiki lingkungan hidup dan memperhatikan sesama manusia. Amin.

KEMULIAAN KRISTEN

MEMPERKENALKAN ALLAH

Oleh: Pdt.G.Panjaitan.STh.,MSi

Iman tidak bisa diturunkan secara biologis. Di satu pihak, orang tua yang kelihatan baik dan mengasihi Tuhan, rajin beribadah dan melayani, bukan jaminan bahwa anak-anak mereka di kemudian hari akan seperti mereka. Di lain pihak, anak-anak dalam keluarga Kristen yang kelihatan baik saat masih kecil belum tentu beriman setelah dewasa. Iman mempunyai proses pertumbuhan dan ada proses belajar ketaatan, mengasihi dan memberikan waktu mengasihi Tuhan.

Dalam kehidupan orang Israel, mewariskan iman kepercayaan kepada Yahwe adalah tanggungjawab orang tua kepada anak-anaknya. Tanggugjawab itu adalah perintah Allah langsung yang disebut dengan syema seperti terlulis dalam Ulangan 6:4-9. Syema merupakan perintah penting yang harus sungguh-sungguh diperhatikan. Kata syema berarti “mendengar dengan sungguh-sungguh dan menaatinya”. Syema ini begitu penting, sehingga mereka menuliskannya dalam potongan-potongan kecil perkamen, lalu dimasukan ke dalam kotak kulit kecil yang disebut filakteria. Filakteria ini diikatkan di lengan kanan dan dahi saat seorang pria Israel berdoa pada pagi hari dan ditempelkan di tiang pintu rumah. Pada masa Perjanjian Baru, orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat selalu memakai filakteria. Tuhan Yesus sendiri menyebut syema sebagai hukum yang terutama dan pertama dalam hukum Taurat (Markus 12:28-30; Matius 22:36-38).

Pokok pengajaran yang ditetakankan dalam syema itu adalah pengenalan akan Allah yaitu: “TUHAN itu Allah kita” (Ulangan 6:4a). Pengakuan bahwa “TUHAN itu Allah kita” menunjukkan bahwa TUHAN-lah yang kita sembah, bukan yang lain. TUHAN yang kita kenal adalah TUHAN dalam Tuhan Yesus. Dalam penerapan sehari-hari, seorang anak perlu diajar sejak kecil oleh orang tuanya bahwa Yesus adalah Tuhan/Allah kita, bukan yang lain. Oleh karena itu, hanya kepada Dia sajalah kita berbakti. Kedua diajarkan “TUHAN itu esa” (Ulangan 6:4b). Kita hanya boleh beribadah atau menyembah kepada TUHAN saja dan tidak boleh berkompromi atau tertipu untuk menyembah yang lain, selain TUHAN. Kia harus membimbing orang untuk percaya kepada Yesus sebagai TUHAN dan Juruselamatnya secara pribadi (lihat 1 Timotius 2:5-6, Yohanes 1:18, 3:16, 14:6). Ketiga: “Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu” (Ulangan 6:6). Kita harus menghindarkan pengajaran Allah yang kejam. Masa depan dunia ada pada anak-anak kita. Maukah kita mengambil bagian dalam membangun generasi yang mengasihi Tuhan, yang akan dipakai Tuhan pada waktu-Nya untuk membentuk zaman? Amin

Kamis, 18 Februari 2010

Hai Manusia Allah

Nats.: 1 Timoteus 6:11-16

Oleh: Pdt.Gunawan Panjaitan.STh.MSi

1.Allah yang memanggil kita menjadi umat pilihannya adalah Allah yang memberi hidup. Dialah Allah Penguasa yang satu-satunya, Raja di atas segala raja, Tuan di atas segala tuan, yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tak terhampiri, manusia tidak dapat melihat Dia. Dialah Allah yang nyata dalam diri Yesus Kristus. Pengenalan kita kepada Allah tidak lagi hanya karena ada unsur tremendum fascinosium. Pengenalan kita akan Allah bukan hanya karena ada ketakutan yang luar biasa atas apa yang terjadi di dunia ini atau karena ada perasaan nikmat, terkesima yang luar biasa. Allah kita itu sudah sangat dengan dengan kita, kita bersahabat dengan Dia sehingga kita dipanggil sebagai “manusia Allah” yaitu orang-orang yang sudah Tuhan kuduskan karena cinta kasih Allah itu sendiri.


2.Pengenalan terhadap Allah yang dekat telah memberikan kita status sebagai “manusia Allah”. Kita adalah manusia yang dipanggil Allah, ditugaskan Allah untuk melaksanakan kehendaknya di dunia ini. Kita adalah manusia Allah dan ini harus kita sadari banya ada yang khusus dalam diri kita diberikan Allah yaitu Roh KudusNya. Paulus mempersuasi dengan dengatakan :” Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (I Korintus 3:16). Sebagai manusia Allah, hidup kita diarahkan pada nilai-nilai yang lebih tinggi dan kekal. Kita diminta menjahui nilai-nilai rendah seperti: materialism (cinta uang), pemuasan nafsu dan hal-hal yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan (ay 9). Manusia Allah orientasi hidupnya diarahka pada: keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.

3.Allah menuntut orang-orang pilihanNya (manusia Allah) terus menerus mengembangkan sikap hidup dengan nilai-nilai yang tinggi itu. Paulus menganalogikannya dengan seorang atlit yang harus terus menerus melatih diri bila ingin meraih posisi terhormat. Ia menulis “Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal.” Demikianlah orang pada hal-hal yang rohani. Iman itu perlu melakukan pertandingan tentu sudah terlebih dahulu megalami proses pelatihan. Pertandingan adalah menghadapi hidup yang kadang ada kontrofersi, konflik, penolakan dan agitasi. Dalam keadaan penuh permusuhan pun kita tetap menghidupi : keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan. Walau pun susah dan menjadi sungkan untuk melakukannya, namun itulah hakekat panggilan kita sebagai manusia Allah. Kita tidak boleh dikalahkan oleh keadaan yang memaksa sebab “Untuk itulah engkau telah dipanggil”. Amin.

Jumat, 05 Februari 2010

KEMULIAAN KRISTEN

Nats: Markus 10:35-45

Pdt.Gunawan Panjaitan.MSi

1.Sangat wajar apabila setiap orang mempunyai keinginan untuk menjadi sukses baik dalam ekonomi maupun dalam jabatan. Yang tidak wajar adalah apabila ada orang yang menghalalkan semua cara untuk sukses itu, atau ada yang gila jabatan sehingga semua dikorbankan untuk meraihnya. Ketika dua orang murid Yesu yaitu Yakobus dan Yohanes anak-anak Zebedeus mengajukan permohonon supaya “duduk dalam kemuliaan-Mu” menimbulkan berbagai tanggapan. Mungkin ada yang berpikir: “Siapa rupanya kedua orang ini kok begitu berani?” artinya menilai bahwa kedua bersaudara ini ambisius. Kedua murid ini mungkin memahami bahwa Yesus akan menghadirkan kerajaan mesianis yang politis. Namun Yesus menanggapinya dengan baik dan melaksanakan pemotivasian kembali.



2.Yesus menanggapi dengan penuh pengertian namun tegas. Yesus mengatatakan “Kamu tidak tau apa yang kamu minta”. Yesus ingin membangun kesadaran apabila kita mengajukan permohonan/permintaan kepadaNya. Yesus ingin meluruskan nilai-nilai yang nendasari permintaan itu dan apa tujuan permintaan. Yesus ingin mengatakan kepada dua murid itu : "Kau masih belum sepenuhnya menyadari apa yang yang dimaksud kemuliaan Kristen; Kamu belum mengetahui betapa sangat berbeda kemualiaan Yesus dari kemuliaan duniawi. (ay 38-39) Yesus memakai dua simbol yaitu cawan dan babtisan dalam perjanjian lama; Kedua symbol itu bermaknak “menyerahkan kehidupan”. Dengan kata lain Yesus mau mempertanyakan : Apakah kau mau menyerahkan kehidupanmu? Kemualiaan itu adalah kemenangan atas kebencian, penghianatan, caci maki,fitnah dll.

3.Penjelasan Yesus selanjutnya menerangkan orang Kristen haruslah menilai kemuliaan dengan cara yang berbeda. Kemuliaan tidak tampak pada tirani kekuasaan tetapi kemuliaan Kristen tampak pada pelayanan. Hidup kita dikukur bukan berdasarkan berapa banyak orang yang melayani kita tetapi berapa banyak orang yang sudah kita layani. Inilah komitmen Yesus sehingga dia berkata “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." Yesus bukan tipe pelayanan yang lama di kantor dan asik memikirkan apa yang menjadi kebutuhan hidupnya sendiri. Semakin sedikit kita melayani orang itu berarti semakin tinggi kita memperhatikan diri kita sendiri. Panggilan kita tetap seperti kepada bangsa pilihan Allah: “Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi." (Yes 49:6) Amen