Kamis, 18 Februari 2010

Hai Manusia Allah

Nats.: 1 Timoteus 6:11-16

Oleh: Pdt.Gunawan Panjaitan.STh.MSi

1.Allah yang memanggil kita menjadi umat pilihannya adalah Allah yang memberi hidup. Dialah Allah Penguasa yang satu-satunya, Raja di atas segala raja, Tuan di atas segala tuan, yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tak terhampiri, manusia tidak dapat melihat Dia. Dialah Allah yang nyata dalam diri Yesus Kristus. Pengenalan kita kepada Allah tidak lagi hanya karena ada unsur tremendum fascinosium. Pengenalan kita akan Allah bukan hanya karena ada ketakutan yang luar biasa atas apa yang terjadi di dunia ini atau karena ada perasaan nikmat, terkesima yang luar biasa. Allah kita itu sudah sangat dengan dengan kita, kita bersahabat dengan Dia sehingga kita dipanggil sebagai “manusia Allah” yaitu orang-orang yang sudah Tuhan kuduskan karena cinta kasih Allah itu sendiri.


2.Pengenalan terhadap Allah yang dekat telah memberikan kita status sebagai “manusia Allah”. Kita adalah manusia yang dipanggil Allah, ditugaskan Allah untuk melaksanakan kehendaknya di dunia ini. Kita adalah manusia Allah dan ini harus kita sadari banya ada yang khusus dalam diri kita diberikan Allah yaitu Roh KudusNya. Paulus mempersuasi dengan dengatakan :” Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (I Korintus 3:16). Sebagai manusia Allah, hidup kita diarahkan pada nilai-nilai yang lebih tinggi dan kekal. Kita diminta menjahui nilai-nilai rendah seperti: materialism (cinta uang), pemuasan nafsu dan hal-hal yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan (ay 9). Manusia Allah orientasi hidupnya diarahka pada: keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.

3.Allah menuntut orang-orang pilihanNya (manusia Allah) terus menerus mengembangkan sikap hidup dengan nilai-nilai yang tinggi itu. Paulus menganalogikannya dengan seorang atlit yang harus terus menerus melatih diri bila ingin meraih posisi terhormat. Ia menulis “Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal.” Demikianlah orang pada hal-hal yang rohani. Iman itu perlu melakukan pertandingan tentu sudah terlebih dahulu megalami proses pelatihan. Pertandingan adalah menghadapi hidup yang kadang ada kontrofersi, konflik, penolakan dan agitasi. Dalam keadaan penuh permusuhan pun kita tetap menghidupi : keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan. Walau pun susah dan menjadi sungkan untuk melakukannya, namun itulah hakekat panggilan kita sebagai manusia Allah. Kita tidak boleh dikalahkan oleh keadaan yang memaksa sebab “Untuk itulah engkau telah dipanggil”. Amin.

Jumat, 05 Februari 2010

KEMULIAAN KRISTEN

Nats: Markus 10:35-45

Pdt.Gunawan Panjaitan.MSi

1.Sangat wajar apabila setiap orang mempunyai keinginan untuk menjadi sukses baik dalam ekonomi maupun dalam jabatan. Yang tidak wajar adalah apabila ada orang yang menghalalkan semua cara untuk sukses itu, atau ada yang gila jabatan sehingga semua dikorbankan untuk meraihnya. Ketika dua orang murid Yesu yaitu Yakobus dan Yohanes anak-anak Zebedeus mengajukan permohonon supaya “duduk dalam kemuliaan-Mu” menimbulkan berbagai tanggapan. Mungkin ada yang berpikir: “Siapa rupanya kedua orang ini kok begitu berani?” artinya menilai bahwa kedua bersaudara ini ambisius. Kedua murid ini mungkin memahami bahwa Yesus akan menghadirkan kerajaan mesianis yang politis. Namun Yesus menanggapinya dengan baik dan melaksanakan pemotivasian kembali.



2.Yesus menanggapi dengan penuh pengertian namun tegas. Yesus mengatatakan “Kamu tidak tau apa yang kamu minta”. Yesus ingin membangun kesadaran apabila kita mengajukan permohonan/permintaan kepadaNya. Yesus ingin meluruskan nilai-nilai yang nendasari permintaan itu dan apa tujuan permintaan. Yesus ingin mengatakan kepada dua murid itu : "Kau masih belum sepenuhnya menyadari apa yang yang dimaksud kemuliaan Kristen; Kamu belum mengetahui betapa sangat berbeda kemualiaan Yesus dari kemuliaan duniawi. (ay 38-39) Yesus memakai dua simbol yaitu cawan dan babtisan dalam perjanjian lama; Kedua symbol itu bermaknak “menyerahkan kehidupan”. Dengan kata lain Yesus mau mempertanyakan : Apakah kau mau menyerahkan kehidupanmu? Kemualiaan itu adalah kemenangan atas kebencian, penghianatan, caci maki,fitnah dll.

3.Penjelasan Yesus selanjutnya menerangkan orang Kristen haruslah menilai kemuliaan dengan cara yang berbeda. Kemuliaan tidak tampak pada tirani kekuasaan tetapi kemuliaan Kristen tampak pada pelayanan. Hidup kita dikukur bukan berdasarkan berapa banyak orang yang melayani kita tetapi berapa banyak orang yang sudah kita layani. Inilah komitmen Yesus sehingga dia berkata “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." Yesus bukan tipe pelayanan yang lama di kantor dan asik memikirkan apa yang menjadi kebutuhan hidupnya sendiri. Semakin sedikit kita melayani orang itu berarti semakin tinggi kita memperhatikan diri kita sendiri. Panggilan kita tetap seperti kepada bangsa pilihan Allah: “Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi." (Yes 49:6) Amen