Jumat, 11 Februari 2011

APA YANG DIKATAKAN KEPADAMU BUATLAH ITU

Yohanes 2:1-10

Pdt.Gunawan Panjaiatan.STh. MSi

1. Perkawinan sering diberikan simbol, misalnya perkawinan ditandai dengan tukar cincin simbol terikat dan terpaut, bagi suku Betawi di Jakarta, perkawinan disimbolkan dengan makan roti buaya sebagai lambang kesetiaan dll. Bagi orang Yahudi perkawinan juga disimbolkan dengan minum anggur. Yaitu untuk menggambarkan bangkitnya sukacita (Amos 9:13), melambangkan perkembangan atau kesuburan (Hos 14:8). Ketika itu ada di pesta perkawinan Yahudi yang kehabisan Anggur. Kejadian yang menegangkan ini dilaporkan Maria kepada Yesus. Dia mengakatakan “Mereka kehabisan anggur”. Maria seolah-olah memberitahukan bahwa hasuhuton (tuan rumah) akan malu, mereka akan kehilangan suka cita, mereka akan terhina. Pesta ini disinyalir dilaksankan orang sedehana karena status sosial yang diundang adalah keluarga sederhana seperti Maria istri Yusuf tukang kayu. Apabila mereka kehilangan harga diri karena kehabisan anggur dalam kemiskinannya maka mereka akan menyesali hidup yang mereka miliki. Kita juga tidak mau mengalami hal seperti itu.

2. Yesus ber-ephipanias / menampakkan dirinya pada pesta sukacita di kota Kana itu dan di kota kita juga. Dia tidak menarik diri dari pesta adat. Dia ikut menikmati anggur sukacita dan memberi sukacita yang sempurna pada tuan rumah. Dari Peristiwa itu kita belajar beberapa hal, Pertama : Mujizat Allah tidak boleh dipesan seperti memesan dengan layanan delivery dari toko. Mujizat bukanlah hasil otoritas manusia namun terjadi dalam ketaatan kepada Allah: Yesus mengatakan “saatku belum tiba” dan Maria ibu Yesus mengatakan kepada para pelayan “"Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!”, semuanya ketaatan kepada kehendak Allah, sebab siapakah Maria dan kita manusia sehingga bisa memerintah Allah? Terjadilah mujizat air jadi anggur dalam ketaatan kepada Allah. Kedua, kehadiran Yesus dalam hidup kita akan memberikan solusi dari permasalahan. Kita akan terhindar dari rasa malu, dari perasaan bersamalah, kehilangan sukacita dan kehilangan kemakmuran. Apabila Dia hadir maka yang terbaik akan kita terima : Anggur terbaik yang menjadi simbol sukacita dan kemakmuran tersedia bagi kita. Beritahukanlah kepada Yesus “kami kehabisan anggur” maka Tuhan akan bertindak sesuai dengan kehendaknya dan kita taat pada ada payang dikatakanNya pada kita. Amin.


“KE-PADAMULAH AKU BERKENAAN”

Markus 1:9-15

Oleh; Pdt.G.Panjaitan.STh.MSi

Apakah penampilan kita, gaya hidup kita, pekerjaan kita dan bentuk iman kita sudah berkenan kepada Allah? Susah kita untuk menjawab dengan ya atau tidak, sebab kita tidak dari pihak Allah yang menilai. Kita ingin pastikan bahwa hidup kita berkenan pada Allah, bagaimana caranya? Tentu sangat menarik yang tertulis pada bagian ini yakni Yesus dibaptis oleh Yohanes. Yesus adalah sosok yang digambarkan sebagai “manusia biasa” yang setelah “dibabtis” berubah menjadi sosok “manusia yang sangat luar biasa”. Babtisan Yesus bukan sebuah babtisan pertobatan: namaun Dia mau dibaptis untuk keterhisaban pada ketaatan dan dedikasi yang bulat mentaati Allah. Saat Yesus dibaptis, Dia dideklarasikan bahwa Dia Anak Allah, Dia mentaati Allah dalam hidupNya dan kepadanyalah Allah berkenan. Bila kita melihatNya maka kita hendaknya percaya dan mengakuinya. Dengan percaya dan mengakuinya, kita berkenan pada Allah.

Kehadiran Yesus ternyata tidak hanya menuntut manusia mengakuinya tetapi si iblis dan si setan pun harus tunduk kepadaNya. (bd Mat. 4 : 1dst; Luk. 4 : 1 dst). Diperlihatkan bagaimana Yesus yang telah mendapatkan “kuasa” dari Allah mampu mengalahkan “kuasa iblis” yang mencoba menawarkan “kedagingan” dan mengalahkan “kuasa Allah” yang ada pada Yesus. Dan nyata bahwa kuasa iblis itu tidak mampu melawan Yesus. Bila berkenan pada Allah berarti mengalahkan segala bentuk godaan duniawi.

Sosok lain yang mengakui kehadiran Yesus adalah Yohanes pembabtis (ay9). Dia Tokoh besar yang penuh yakin akan kuasa “yang akan datang sesudah dia”. Kalau orang sekarang bilang: “aku ini apalah kalau dibandingkan dengan Dia itu nantinya”. Pernyataan dari Yohanes yang sangat populer dalam kehidupan kita adalah “ Bertobatlah sebab Kerajaan Surga sudah dekat” (Mat. 3:2, Luk. 3 :3) Berkenaan pada Allah bermakna tidak menganggap diri besar dan sempurna sehingga muncul kesombongan dan tinggi hati. Yohanes mengatakan “apalah aku ini”. Karena itu marilah mengakui kebesaran Tuhan Yesus sehingga Allah kerkenan pada kita. Amin