Markus 1:9-15
Oleh; Pdt.G.Panjaitan.STh.MSi
Apakah penampilan kita, gaya hidup kita, pekerjaan kita dan bentuk iman kita sudah berkenan kepada Allah? Susah kita untuk menjawab dengan ya atau tidak, sebab kita tidak dari pihak Allah yang menilai. Kita ingin pastikan bahwa hidup kita berkenan pada Allah, bagaimana caranya? Tentu sangat menarik yang tertulis pada bagian ini yakni Yesus dibaptis oleh Yohanes. Yesus adalah sosok yang digambarkan sebagai “manusia biasa” yang setelah “dibabtis” berubah menjadi sosok “manusia yang sangat luar biasa”. Babtisan Yesus bukan sebuah babtisan pertobatan: namaun Dia mau dibaptis untuk keterhisaban pada ketaatan dan dedikasi yang bulat mentaati Allah. Saat Yesus dibaptis, Dia dideklarasikan bahwa Dia Anak Allah, Dia mentaati Allah dalam hidupNya dan kepadanyalah Allah berkenan. Bila kita melihatNya maka kita hendaknya percaya dan mengakuinya. Dengan percaya dan mengakuinya, kita berkenan pada Allah.
Kehadiran Yesus ternyata tidak hanya menuntut manusia mengakuinya tetapi si iblis dan si setan pun harus tunduk kepadaNya. (bd Mat. 4 : 1dst; Luk. 4 : 1 dst). Diperlihatkan bagaimana Yesus yang telah mendapatkan “kuasa” dari Allah mampu mengalahkan “kuasa iblis” yang mencoba menawarkan “kedagingan” dan mengalahkan “kuasa Allah” yang ada pada Yesus. Dan nyata bahwa kuasa iblis itu tidak mampu melawan Yesus. Bila berkenan pada Allah berarti mengalahkan segala bentuk godaan duniawi.
Sosok lain yang mengakui kehadiran Yesus adalah Yohanes pembabtis (ay9). Dia Tokoh besar yang penuh yakin akan kuasa “yang akan datang sesudah dia”. Kalau orang sekarang bilang: “aku ini apalah kalau dibandingkan dengan Dia itu nantinya”. Pernyataan dari Yohanes yang sangat populer dalam kehidupan kita adalah “ Bertobatlah sebab Kerajaan Surga sudah dekat” (Mat. 3:2, Luk. 3 :3) Berkenaan pada Allah bermakna tidak menganggap diri besar dan sempurna sehingga muncul kesombongan dan tinggi hati. Yohanes mengatakan “apalah aku ini”. Karena itu marilah mengakui kebesaran Tuhan Yesus sehingga Allah kerkenan pada kita. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar