Jumat, 06 Februari 2015

Tata Ibadah Partangiangan BTP. Panjaitan Pulo Batu



  PARTANGIANGAN BONATAON  
 PUNGUAN PANJAITAN PULO BATU  BORU/BERE
JAKARTA & SEKITARNYA
Minggu, 8 Pebruari 2015


1.      Seruan Untuk Beribadah
Liturgist :
Bapak, Ibu dan saudara-saudara yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus. Bersyukurlah kepada Tuhan, karena kasih setia-Nya yang senantiasa membimbing, menuntun & menyertai kita semua di dalam perjalanan kehidupan kita, sehingga kita boleh berkumpul pada awal tahun 2015  ini, dalam keadaan sukacita.


Jemaat   :
Puji syukur bagi-Mu, ya Tuhan; atas segala berkat dan penyertaan-Mu di dalam perjalanan kehidupan: Pomparan Panjaitan Pulo Batu, Boru dan Bere sehingga  pada hari ini kami dapat memuliakan namaMu.


Liturgist :
Pada Kesempatan ini juga, kita menyampaikan ucapan: “ Selamat Tahun Baru 01 Januari 2015 “, kepada semua anggota Punguan serta semua yang hadir pada saat ini. Mari kita secara bersama-sama membangun ikatan persaudaraan yang dilandasi oleh Kasih Kristus demi untuk kebaikan kita bersama.  


Jemaat   :
Menjalni  Tahun 2015 ini, marilah kita sehati sepikir untuk memajukan Punguan ini, demi terwujudnya ikatan persaudaraan yang saling mengasihi antar sesama anggota Punguan.


Liturgist :
Marilah kita persiapkan hati dan pikiran kita untuk beribadah kepada Tuhan. Memuji dan memuliakan Dia, atas segala berkat dan pernyertaannya di dalam kehidupan kita.

2.      Bernyanyi BE. No. 585 : 1 - 2                                         “ Somba ma Jahowa ”
     Somba ma Jahowa Debatanta Amen Haleluya,
sigomgom langit tanoon rodi isina, Amen Haleluya
beta hita lao marsinggang tu jolo-Na, Amen Haleluya
na songkal jala na badia do Jahowa, Amen Haleluya
endehon Amen Haleluya, endehon Amen Haleluya,
endehon Amen Haleluya, endehon Amen Haleluya.
Reff. :  Endehon Amen Haleluya, endehon Amen Haleluya,  
Endehon Amen Haleluya, endehon Amen Haleluya.
 
                ( Ayat 2 jemaat bangkit berdiri )
     Puji ma Jahowa Debatanta, Amen Haleluya
Parasi roha na sumurung do Ibana, Amen Haleluya
Taendehon ma goar ni debatanta, Amen Haleluya
Alani denggan ni basa-Na na tu hita, Amen Haleluya
endehon Amen Haleluya, endehon Amen Haleluya,
endehon Amen Haleluya, endehon Amen Haleluya.

3.      Votum
Liturgist :
Di dalam Nama Allah Bapa dan Nama AnakNya Yesus Kristus dan nama Roh Kudus, yang menciptakan langit dan bumi.


Jemaat   :
Amin !


Liturgist :
Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa.


Jemaat   :
Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib.


Liturgist :
Bermegahlah di hadapan-Nya yang kudus, biarlah bersuka hati orang-orang yang mencari Tuhan.  


Jemaat   :
Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu.


Liturgist :
Marilah kita berdoa : Ya Tuhan Allah yang Maha kuasa, Bapa yang selama-lamanya, Kasih sayang-Mu sajalah menyertai kami dari mulanya sampai sekarang ini, dan hanya karena kasih-mu, Engkau memberikan khabar kesukaan bagi kami untuk kehidupan kami.    


Jemaat   :
Kasihilah kami, Pomparan Panjaitan Pulo Batu Botu dan Bere dimanapun Berada. Peliharalah hidupkami dalm menjalani tahun 2015 ini sehingga menjadi tahun rahmat Tuhan bagi kami.


Liturgist :
Berkatilah anak cucu kami supaya menjadi Generasi Panjaitan boru bere yang dapat mengambil bagian dalam pembangunan bangsa dan Negara, agama dan Gereja. Biarlah mereka kami tuntun menjadi yang  pribadi yang bangga menjadi orang Batak, bangga bermarga Panjaitan dan boru - bere Panjaitan, karena Tuhanlah yang memilih kami menjadi bangsa pilihanMu.  Dengarlah Doa kami, karena Anak-Mu Tuhan Yesus Kristus Tuhan kami.  


Semua    :
Amin.

4.      Bernyanyi KJ. No. 415 : 1 + 2        “ Gembala baik bersuling nan merdu “

       Gembala baik bersuling nan merdu membimbing aku pada air tenang, dan membaringkan aku berteduh dipadang rumput hijau berkenan.
Reff. :  O gembalaku itu Tuhanku, membuat aku tent’ram hening. Mengalir dalam sungai kasihku kuasa damai cemerlang bening.

       Kepada domba haus dan lesu, Gembala baik memb’rikan air segar, ke dalam hati haus dan sendu di b’riNya air hidup yang benar.
Reff. : O gembalaku ………….

5.      Renungan Situasional                                                                    
Liturgist :
PadaPerjalnan tahun yang sudah berlalau, kita mengaku bahwa Tuhan membiarkan kita  menjalani dua sisi kehidupan yang berbeda. Kita merayakn kelahiran namun kita menghtarkan kepergian, kita menikmati kesuksesan tetapi juga menanggung kegagalan. Ada siang ada  malam ada terang ada gelap. Walau semuanya silih berganti namun kita tetap dipelihara oleh Tuhan.  Karena itu marilah kita menjadi marga yang terus mengucap syukur atas apa yang kita miliki.   


Jemaat   :
Ya Tuhan, kami puji dan muliakan namuMu atas perbutanmu yang besar.




Liturgist :
Dalam persekutuan kita  di Punguan ini, kita melakukan kesalahan baik dengan perkataan, perbuatan dan sikapyang tidak terpuji. Kami memohon Tuhanlah yang membaharui persekutuan kami dengan ikatan kasih sayangMu. Ajarlah kami untuk saling mengampuni sehingga kami terpaut oleh cinta kasih. Biarlah kami menjadi Marga yang penuh cintakasih.


Jemaat   :
Ya Tuhan kasihanilah kami dan baharuilah hati kami.


Liturgist :
Sebagai orang tua kami juga tidak sempurna membesarkan anak-anak kami sesuai dengan kehendakmu. Kadang kami memberikn contoh yang tidak baik kepada mereka. Ya  Tuhan ampunilah keterbatasan kaum bapak, ibu dlm punguan ini dan tuntunlah setiap keluarga dalam naungan kasih Tuhan. 


Jemaat   :
Ya Tuhan, jawablah aku dalam kesetiaan-Mu demi keadilan-Mu. Aku menadahkan tanganku kepada-Mu, jiwaku haus kepada-Mu, seperti tanah yang tandus, keluarkanlah jiwaku dari dalam kesesakan demi keadilan nama-Mu.  


Liturgist:
Kemuliaan bagi Allah di tempat yang Maha Tinggi.


Semua    :
Amin !                                                    


6.      Bernyanyi KJ. No. 26 : 1 + 2 /BE.733:1                             “ Mampirlah dengar doaku “
       Mampirlah dengar doaku, Yesus Penebus. Orang lain Kau hampiri, jangan jalan t’rus. Reff. : Yesus, Tuhan, dengar doaku; orang lain Kau hampiri, jangan jalan t’rus.
      Dulo ma au on o Tuhan bege anggukkon, Ro do Ho tu angka dongan topot ma au on. Jesus Tuhan bege anggukkon,
Ro do Ho tuangka dongan topot nang au on.

7.      Doa Syafaat : Pokok Doa
_  Punguan Panjaiatan Pulo Batu , Boru/Bere  Jakarta & sekitarnya
_  Bangsa Indonesi dan Pemerintahnya
_ 

8.      Bernyanyi  BE . No. BE.826 Gohi au Tuhan

       Gohi au Tuhan marhite HataMi, Gohi au Tuhan marhite HataMi,
Songon hudon na rumar do au Tuhan di sumurMi,
Gohi au Tuhan marhite HataMi.

       Gohi au Tuhan marhite HataMi, Gohi au Tuhan marhite HataMi
Na mauas do tondingku O Tuhan di HataMi
Gohi au Tuhan marhite HataMi.

9.      Khotbah: Pdt. Gunawan Panjaitan. S.Th., M.Si.

10.  Bernyanyi BE.747: 1-- Sai hunangkohi dolok I      (persembahan)

Sai hunangohi dalan I dalan na marmulia I,
On do tongtong tangiangki, Tuhan patongtong langkangki.
Ref. ;Sai togu-togu au Tuhan baen lam solhot tu lambungMi
        Tu ingananMu na tongam sai lam patongtong langkangki.
Ndang olo au di na holom hot diganggu ni roha I,
Sai tong ma sihol rohangkon tu inganan na timbo I,
Ref.: Sai togutogu ………
--------------------------musik-------------------------------------------
Gok begu pe portibion na naeng mamolgak diringkon,
Sai hot haporseaonki gok las ni roha ngolungki,
Ref. Sai togutogu ………
11.   . Parsuruon – Tangiang Panutup

U: Hamu dongan na hinaholongan ni Tuhan Jesus, Punguan Panjaitan Pulo Batu Boru Bere Jakarta dohot humaliangna. Nunga tapatup be partangiang bona taon sadarion. Taparbuehon ma na denggan marhite na tangkas hita manat  mardongan tubu, denggan angkaa na marpriban,   elek marboru huhut somba na marhulahula. Tung pangalaho na hombar do tu lomo ni roh ni Debata ala didok Hatana do: Maradat situtu do haholongon i, ndang na ahut, ndang olo pangarimason, ndang dipajujurjujur na jahat.  Ndang las rohana mida hageduhon; alai tongtong do dihalashon hasintongan i.

R: (Mangendehon) BE. No. 656:  1 “Parhahamaranggion i“
Parhahamaranggion i, lam hot jala togu,
Singkop ma hasadaon i, di Jesus i burju.
Rap sauduran hita be marholong na tutu
Mardame marlas roha ma di Jesus i tutu.

       U: Tangiang Ale Amanami – Pasupasu

  R: (Mangendehon) Amen…amen..amen….!

Syalom !
Pengurus Punguan














Tona ni Ompunta:
Sahalak pargomgom i ma:

Pamuro na so mantat sior, parmahan na so mantat batahi,

Na di pudi dipaima na di jolo dieahi,

Pangalualuan ni na bile, Pangompasompasan ni na maliali

Na parungkarrungkar bona, Raja ni parhuhuasi

Pandimunan ni hosa, pangapulon soro ni ari;

Panungkunan di poda na uja manotari.

Ompu raja ni tona na uja mamodai

Parbue na so marlaok bota; na girgir manghobasi.


( Penjaga padi tanpa panah, gembala yang tanpa cemeti,
Yang dibelakang di nanti, yang di muka di songsong.
Pelindung para tertindas, pengharapan para piatu,
Pengungkap kisah semula; raja pengamini (kehendak Allah).
Pemelihara hidup, penghibur orang susah.
Tempat menyelesaikan hukum ahli menyelesaiakan masalah.
Empu segala titah, mahir menasehati.
Berjiwa putih murni raja penyelenggara.)

pdt.gp.doc

Jumat, 07 Desember 2012

Natal Wijk VIII HKBP Jatiwaringin

Hidup dalam kasih adalah hidup yang berkualitas. Kasih memberikan kita kemampuan untuk bertindak meniru Tuhan. Kasih itu memberi, membebaskan dan mengusahakan dengan rajin agar ada pribadi yang menjadi alamta cinta kasih itu. Demikian disampaikan Pengkhotbah dalam renungan pada perayaan Natal WIjk 8 HKBP Jatiwaringin Jakarta Timur pada Jumat 7 Desember 2012 bertempat di Gereja HKBP Jatiwaringin.

Perayaan Natal disinari tema "hiduplah di dalam kasih" yang dikutip dari kitab Efesus 5:2 dan sub tema: kasih itu ada dalam berbagi dan mengampuni, dihadiri jemaat HKBP jatiwaringin khususnya wijk 8 dan para undangan. HKBP Jatiwaringin mempunyai 15 wijk namun yang tetap melaksanakan perayaan natal setiap tahun adalah wijk 8. " Kita berharap perayaan ini terus kita laksanakan demi membangun persatuan dan kesatuan dalam jemaat wijk 8 dan mewariskan iman kristen dan kecintaan terhadap gereja HKBP" demikian disampaikan Ompu Rihon Pardede ketika memberikan sambutan dari anggota jemaat.

Perayaan natal ini sebelumnya sudah diisi kegiatan bersih-bersih di gedung gereja HKBP jatiwaringin dan acara kebersamaan berupa kegiatan olah raga dan seni. Pada saat ibadah perayaan, panitia memutar film dengan durasi 20 menit yang bercerita tentang kehidupan warga HKBP wijk 8 dan keluarga yanag sebelumnya hidup dalam kebencian dirubah Tuhan Yesus menjadi hidup dalam kasih. Film itu hasil karya Ihut Sagala dengan para pemain orangtu dan 2 orang adiknya ( Krluarga C.ST Rusman Sagala). Sukacita jemaat sangat terlihat dengan adanya acara makan bersama, pemberian bingoisan natal untuk semua anggota jemaat yang hadir dan hiburan dari panitia.
GP

Selasa, 04 Desember 2012

Peryaan Natal PPD

Sukacita sangat terlihat pada kaum ibu HKBP Distrik XIX Jakarta dua saat merayakan natal Persekutuan paromun distrik Jakarta 2. Natal ini berlangsung dengan damai sejahtera di Gedung Balai Komando Kopasus Cijantung, pada hari Selasa, 4 Desember 2012. Dalam terang tema "Engkau telah menyediakan tempat bagi dia, maka berakarlah ia dalam-dalam memenuhi negeri" ( Maz 80: 10) perayaan natal diisi dengan ibadah dan hiburan berupa penampilan vokal group dan vocal solo dan sebuah drama singkat tentnag kelahiran Tuhan Yesus. Salah satu yang menarik adalah adanya group lawak yang ditampilkan HKBP Harapan Baru, yang mengocok perut para jemaat. Dalam dialog yang sederhana namun penuh humor mereka menceritakan kehidupan kaum ibu bangsa Batak yang tinggal di kota besar.

Renungan Natal disampaikan Pdt. Esrom Tampubolon dengan menyapiakan bahwa Yesus yang lahir memberi kita hidup dan hidup kita berkualitas agar menjadi berkat bagi bangsa. Para ibu dalam perayaan natal ini tampil dengan kebaya nuansa merah dan kuning emas terlihat rapi anggun dan mewah. "Saya senang hadir di acara ini..bangga memperhatikan penampilan kaum ibu..kiranya membawa sejahtera dalam keluarga" kata seorang bapak yang hadir. Acara dihadiri 1800 jemaat dari warga HKBP Di jakarta. GP



Senin, 03 Desember 2012

Advent I

ADVENT: DATANGLAH KEADILAN DAN KEBENARAN
Yeremia 33:14-16

Pdt. Gunawan Panjaitan. MSi

Advent kita rayakan kedatangan Mesias yang dulu sudah datang seperti dinubuatkan para nabi, yang sudah datang dengan kelahirannya Yesus Kristus, yang datang dalam hidup kita kini dan di sini, dan akan datang Yesus kedua kalinya untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Setiap perayaan advent kita merayakan tahun baru gerejani. kita menyambut kedatangannya dengan suka cita. Kedatangannya kita tunggu dan sambut terus karena memberikan harapan hidup di dunia ini dan di rumah Bapa di sorga. Kita berada dalam advent dulu telah datang dan menanti advent datang kedua kalinya.

Kita diajak untuk menyambutnya dengan memberi hormat, membuka hati untuk di baharui dan bejalar terus untuk menerima didikannya. Sukacita kita menanti kedatangannya seperti sukacita pengantin perempuan menantikan mempelai laki-laki. Penantian yang membahagiakan. Kedatangan Mesias membuat pengaruh dalam hidup hita. Kita diberi nyawaNya yang menjadi ganti nyawa kita menghadapi kematian. Secara seremonial kita mempersiapkan dengan dekorasi gereja, dekorasi rumah dan berbagai kegiatan tambahan namun dalam aktualisai diri kita harus menunjukkan perubahan perilaku. Hal itulah yang disampaikan pada seruan advent oleh nabi Yeremia.

Yeremia menyampaikan bahwa Mesias akan menghadirkan pembebasan, keadilan dan kebenaran. Salah satu keterpenjaraan kiata adalah stigma sosial.. yang membuat kita terpenjara. Kehadiran Yesus adalah melakukan pembebasan. Allah akan menyatakan kerajaannya di tengah kehidupan manusia. Inilah cita-cita hidup kita semasa menantikan kehidupan di dunia ini. Kedatangan Yesus sebagai Mesias telah menganugerahkan itu kepada kita posisi sebagai orang percaya sudah adalam naungan kerajaan Allah dan diarahkan untuk terus mengalami perubahan kehidupan ke arah yang lebih baik di dunia ini hingga masuk dalam kerajaanNya di sorga. Selamat advent.

Rabu, 18 Juli 2012

PARMAHAN DOHOT BIRU-BIRU


Jeremia 23:1-8

1.Panghirimon tu Mesias gabe Raja disurirangkon do i ditingki masa “krisis kepemimpinan” di tongatonga ni bangso Israel. Ditingki ni Jeremia pemerintah ndang patuduhon pangalaho nasida songon parmahan jala pargomgom. Digobarhon do kegagalan ni pemerintahan (Zedekia) dohot pandohan parmahan angka na mangago dohot paserakhon angka birubiru. Tanggung jawab nasida songon pemerintah i ma: papunguhon, mangaramoti jala manguluhon ndang dipatupa nasida. Jeremia panurirang na mangula ditingki i mandalanhon fungsi ‘kontrol” tu pamarenta na so marsahala atas goar ni Debata. Disurirangkon si Jeremia ma rencana ni Debata maradophon bangsona marhite napabangkithon sada raja na di goari Tumbur na Tigor na bangkit * raja jala na pistar, jala hajongjongkononna ma uhum dohot hatigoran di tano i. Ibana ma na marmahani Israel dohot denggan jala laos ibana ma na gabe hadirion ni Raja na marsahala.

2.Ulaon ni Raja na pistar i ma : Manghajongjong uhum dohot hatigoran (melakukan keadilan dan kebenaran). Keadilan dan kebenaran on do na gabe pilar ni Demokrasi. Tontu Keadilan nabinoan ni Debata ndada marasing i sian perasaan keadilan na niantusan ni jolma nuaeng on. Pejuang keadilan na parjolo i ma angka na mangula di Pengadilan: Hakim Jaksa,polisi dohot pengacara. Lapatanna molo ro Tuhanta i laho manghajongjongkon keadilan dohot kebenaran na ingkon do angka aparat na mangula di pengadilan on manghabiari Debata Paruhum Natigor i. Mesias na ro mamboan uhum dohot hatigoran i manosoi ganup hita songon halak Kristen asa manghahologi uhum dohot hasintongan. Ala ni i ma sipasidingonta do angka tindakan na maralo tu uhum dohot hatigoran isara angka tindakan penindasan ala ni parasingan ni ugamo, kebudayaan, parhataan, warna kulit, gender dlna.

Na parjolo mangulahon hatigoran on i ma angka na tardok manjalao tugas gabe uluan / pemimpin sian skala na metmet sahut tu na balga. Ala margilinggiling songon aek do uhum i jala hatigoran songon sunge na so olo marsik (ptd Amos 5:24) Molo dung diulahon mamungka sian dolok , sian angka pemimpin, pejabat, sian pemerintah, na margilinggiling jala mabaor ma uhum dohot hatigoran i tu angka rayat na di toruan (na diuluhon). Marhite Raja na songon i ma (kepemimpinan mesianis) masama era /zaman na margoar “ Jahowa Parpintoranta” (Tuhan Keadilan kita). Dapot ma disi sada kondisi na didok di ayat 6: Di angka arina dapotan tua ma Juda, jala Israel marsonangsonang di ingananna. On ma kondisi na tahasiholi: Stabilitas politik dan ekonomi dalam negeri, kemakmuran dohot kesejahteraan (marsonangsonang ma diingananna). Ndang holan pertumbuhan ekonomi na terjadi alai pertumbuhan haporsean (mental dan iman) pe terjadi. Panandaon nasida tu Debata ndada holan Debata na mangula na jolo ditingki ni ompuna be; Jahowa, naung manogihon pinompar ni Israel ruar sian tano Misir. alai hatindanghonon ni bangso i panindangion haporseaon na imbaru, ala tandaon nasida ma Debata na mangolu na mangula nuaeng dohot di son: Jahowa, naung manogihon jala naung mamboan pinompar ni Israel mulak sian tano na tungkan utara dohot sian saluhut luat haambolongannasida na hubahen i, asa maringan nasida muse di tanonasida i.. Pemerintahan na mangulahon uhum dohot hasintongan i do hataridaan pemerintahan na marsahala. Jala holan tu pamarenta na songon i do hita unduk. Paulus mandok: Unduk ma ganup di panggomgomi na marsahala (Rom13:1) Panggomgomi na so marsahala ingkon dipaingot,dipinsang molo porlu diganti dohot cara-cara na denggan .

3.Dibagasan kegagalan dohot na lumlam dipatuduhon Debata do panarihonna. Diajari do hita mangantusi ia rajanta dohot pangomgominta i ma Mesias na dapot di hadirion ni Jesus Kristus Tuhanta i.Dipangido ibana do asa taparangehon pangalaho na manghaholongi uhum (keadilan) dohot hasintongan (kebenaran). Molo torop pe diportibion na so mangulahon i alaianggo hita patupaonta mai didia pe hita maringanan. Ndang jadi pajoloonta gogo papudion uhum . Anarki do na songon i. Nasojadi diparmeammeam / dipapeol uhum ala ni angka pardonganon manang parmudaron. Ia panggomgomi diportibion nasida holan “nasinuru ni Debata do” laho marmahani, papunguhon, pataridahon uhum dohot hatigoran . Parsuruon ni Debata tu nasida pe ndada na langsung suara sian banua ginjang, alai marshite suara ni angka rayat marhite pemilihan umum do. Lapatanna jolma no na ‘mendaulat” nasida gabe Raja. Tatangiangkon ma pamarentanta asa margogo laho mandalanhon uhum dohot hasintongan i. Ala ni i ma suaranta i (hak pilih) dipangke Debata laho pabangkithon Raja na marsahala songon Mesias i.

4.Mangihuthon filosofi ni habatahon mansai uli do gambarn ni halak pargomgom. Adong do ukuran keberhasilan kepimpinan ni halak batak marhite angka pandohan na uli; Sahalak pargomgom i ma:

Pamuro na so mantat sior, parmahan na so mantat batahi,

Na di pudi dipaima na di jolo dieahi,

Pangalualuan ni na bile, Pangompasompasan ni na maliali

Na parungkarrungkar bona, Raja ni parhuhu asi

Pandimunan ni hosa,pangapulon soro ni ari;

Panungkunan di poda na uja manotari.

Ompu raja ni tona na uja mamodai

Parbue na so marlaon bota; na girgir manghobasi.

Molo tasuba menterjemahon tu hata Indonesia: Penjaga padi tanpa panah, gembala yang tanpa cemeti, Yang dibelakang di nanti, yang di muka di songsong. Pelindung para tertindas, pengharapan para piatu, Pengungkap kisah semula; raja pengamini (kehendak Allah). Pemelihara hidup, penghibur orang susah. Tempat menyelesaikan hokum ahli menyelesaiakan masalah. Empu segala titah, mahir menasehati. Berjiwa putih murni raja penyelenggara.

5. Tahaporluhon do parmahan, molo so adong parmahan tamba lumlam do parngholuon. Tatangianghon ma bangkit parmahan na burju roha alai sai gabe angka birubiru na so manimbil ma hita luhutna. Amen.



Senin, 09 Juli 2012

Bangso Napinillit ni Debata


Turpuk : Efesus 1:3-14

1. Hajongjongan ni huria di portibion mangihuthon Apostel Paulus, ndada factor kebetulan, alai sada rencana na balga ni Debata do sian mula ni mulana tagan soojak dope Tanoon. Mamungka panompaon disangkapi Debata do jolma na tinompana i gabe halomoan ni rohana na mangolu rodi saleleng ni lelengna di surgo i. Alai madabu do jolma I tu bagasan dosa, jala gabe hamatean na saleleng ni leleng na ma gabe ujung ni pardalanan nasida. Leleng do jolma I mangolu manuju tu hamatean. Alai ndang olo Debata pasombuhon “jalan menuju maut” mardalan torus. Ala ni I ma ro Debata “memutar arah “ pardalanan ni jolma marhite Anakna Tuhan Jesus kristus. Angka na porsea di Jesus Kristus I ma jolma pinompar ni si Adam na mulak tu dalan parjolo tagan so mardosa I ma dalan hangoluan na pinarade ni Debata. Marhite haporseaon na songon I ma Paulus mandok: Ai dipillit do hita di bagasan Ibana, andorang so ojak dope tano on. Ditompa Debata pe portibion dohot jolma asa mian dihangoluan salelngnilelengna do. Ala ni I na porsea di Jesus naung dipillithian ma I tagan so ojak dope portibi on.

2. Pamilliton ni Debata di angka naporsea di Kristus Jesus marlapatan do I manorushon sangkap dohot tujuan ni Debata sian mula ni mulana di na tinompana portibi on. Ala ni I mapamilliton I ingkon mamparhonhon marhite na tahangoluhon:
Badia hita jala so hasurahan di adopanna i, di bagasan holong ni roha: Lapatanna hadirionta ingkon do marasing sian hadirion ni jolma na di portibion. Badia lapatanna pulik, asing sian hasomalan ni portibi na: i ma parmainanon, hahodaron, pargadombuson, hasipelebeguon, hadatuon, parmusumusuon, parbadabadaon, pangiburuon, rimasrimas, pargutugutuon, parsalisian, partahitahion, bunubunu, parmabuhon, haormuson jala angka na suman tusi. Paulus hea mandok tu huria di Rom: Jala unang gabe sarombang hamu dohot portibi on; alai gabe imbaru ma hamu, dung muba pingkiranmuna, asa tau hamu manimbangi lomo ni roha ni Debata, i ma na uli, na hinalashonna dohot na sun denggan (Rom 12:12)
Dipillit hita gabe Anakna: I ma gabe panean hita disude arta na diparade Debata di banua ginjang. Dipanaek Debata “status ni hajolmaonta” di adopan ni Debata :” Dibahen i, ndang be hatoban ho; tung anak do! Alai molo anak, laos panean do ho marhite sian Debata! (Galatia 4:7) Status na imbaru on ingkon pataridahononta gabe status sosial diportibion. Ingkon tangkas ma hita gabe jolma naung manghangoluhon haluaon i ma hasesaan n angka pangalaosion, mangihuthon asi ni rohana na tarlobi i. Gabe jolma na pistarhita jala bisuk na rade marpamuati di angka hahurangan ni dongan songon Debata naung manesa Dosanta.
Dipillit Debata hita asa gabe hita hasahatan ni rahasia ni Debata, hasahatan ni Rencana ni Debata sianmula ni mulana sahat rodi ujungna I ma: Pasadahon di bagasan Kristus i sasudena, na di banua ginjang dohot na diatas tano on. On ma ujung ni pardalanan ni sandok natinompa I, manuju tu sada titik temu I ma unifikasi dibagasan Jesus Kristus. Molo marragam pe huria, marragam bangso inaganan ni na porsea , marragam organisasi ni jolma alai tahaporseai do saluhutna I mardalan manuju hasadaon dibagasan Jesus. Ala ni Visi dohot Missi ni Tuhanta on m na pinarbagabaga i. I ma Tondi Porbadia: Ibana do patujolo ni arta siteanonta, bahen haluaon ni na hinophopna i, asa tarpuji hasangaponna I

3. Molo dipaloas debata dope hita manguduti ari ni ngolunta, marlapatan ma I di hita manguduti angka ulaon laho patulushon sangkap dohot tujuan ni Debata di portibi on I ma: Pasadahon di bagasan Kristus i sasudena, na di banua ginjang dohot na diatas tano on. Ala ni I ma ganup ulaon na tapatupa naeng do patuduhon “ manghirap sian na dao manjou sian jonok” asa marsada saluhutna dibagasan Jesus angka naporsea dohot na tinompana I (koinonia). Tapasiding angka angka ulaon, pingkiran na patubuhon parbolatbolaton na manirang hita sian dongan dohot sian holong ni roha ni Debata. Alai hobas mahita mangula angka ulaon na tau padomuhon, pauliulihon dibagasan panjouon ni huria na hot saleleng ni lelengna I ma: Manghatindanghon hata hasintongan I (Marturia) manghobasi saluhuthalak na porsea I dohot portibion (diakonia). Pos ma rohanta, songon pandongannion ni Debata tu angka ompunta dohot dihita na jolo songon I dongananna hita mandalani ariari nu ngaunta. Amen



PERBAIKI TINGKAH LAKUMU


Yeremia 7:1-7

Pdt.Gunawan Panjaitan.M.SI

Pendahuluan
Yeremia menerima tugas pengutusan dari Allah pada tahun 626 yaitu pada tahun ke-13 pemerintahan raja Yosia. Ketika itu dia masih muda-belia, hatinya berijwa halus dan penuh kasih dan berasa dari keluarga imam. Sejak awal dia diperhadapkan kepada zaman yang tragis bagi bangsa Israel. Pembaharuan di bidang agama dan pemulihan semangat nasional yang diusahakan raja Yosia telah membangkitkan pengharapan baru. Tetapi pengharapan itu hilang setelah raja Yosia wafat. Yeremia menyaksikan kehancuran kerajaan Yahudi. Ia menyaksikan Nebukadnezar merebut kota Yerusalem dan mengangkuti sebagian penduduknya ke Babel (597 SM). Ia menyaksikan pembrontakan yang dilakukan Yehuda pada tahun 587 dan pemberontakan itu dipadamkan oleh tentara Kasdim yang merebut kota Yerusalem, membakar Bait Suci dan membuang penduduk negeri untuk kedua kalinya. Ia menyaksikan raja-raja yang tak berdaya silih berganti menduduki tahta Daud. Semua peristiwa tragis ini disaksikan Yeremia. Ditengah zaman yang penuh dengan permasalahan dibidang politik, hidup keagamaan Yeremia berkhotbah, mengancam, menubuatkan kehancuran bangsa-bangsa.
Allah berfirman kepada Yeremia: "Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam" (Yer. 1:10). Berita yang disampaikan oleh nabi Yeremia memang sangat tajam, tetapi dia tidak menonjolkan perkataan yang kasar; dia mengemukakan hukuman Allah secara lugas tetapi bukan untuk mendiskreditkan sesama, tetapi bertujuan agar umat bertobat; dia berani menyingkap dosa umat tetapi sekaligus dia memberitakan firman Tuhan yang memberi pengharapan. Secara khusus (7:1-7) dia mengungkap kebrobokan hidup keagamaan bangsa Israel, tetapi bukan untuk menghina umat beragama, dia hanya memberikan pemaknaan kembali korelasi antar ritus-ritus keagamaan dengan kehidupan sosial bermasyarakat dalam berbagai kondisi. Dia tidak melecehkan makna rumah ibadah dan ritus yang ada di sana tetapi mengkritisi praktek kemunafikan umat beragama.

Penjelasan
Kritik terhadap Praktek Keagamaan Yang Dangkal
Yeremia menyaksikan praktek keagamaan yang dangkal di tengah-tengah bangsa Yahudi. Yeremia mengkritik perasaan nyaman beribadah Bangsa Israel. Rupa-rupanya ada imam dan Nabi yang mengkhotbahkan : Ini bait TUHAN, bait TUHAN, bait TUHAN. Mereka mengajarkan bahwa artefak-artefak yang ada di Bait Allah: bangunan bait Allah, tanah perjanjian, peralatan-peralatan peribadatan yang sudah dipakai turun-temurun, dianggap menjadi bukti kehadiran Allah. Artefak itu dipercaya berkuasa mengikat Allah. Kemudian, mereka percaya ritus-ritus peribadatan sejak masuk dari pintu gerbang Bait Allah sampai ke ruang kudus sebagai ibadah yang sempurna.
Tuhan memprotesnya melalui Yeremia dengan mengatakan: “Berdirilah di pintu gerbang rumah TUHAN, serukanlah di sana firman ini dan katakanlah..... perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini” (ay 2-3). Yeremia melihat ritual keagamaan telah menjebak umat Yahudi pada hukum formal tanpa menyentuh/mendalami dan memahami hakekat dari ajaran agama tersebut. Peribadatan menjadi simbol pengakuan pada Yahwe saja. Mereka beribadah tanpa kehadiran Tuhan di sana. Kehadiran Allah hanya diajarkan pada tataran permukaannya. Bangsa itu tidak diajarkan lagi keadilan, kebenaran dan anti penghisapan. Tidak diajarkan bagaimana mencintai, menjaga dan merawat hubungan dengan alam, manusia dan dengan Tuhan. Yeremia melihat ibadah bangsa itu telah kehilangan hakekatnya sebagai alat pembebas manusia dari ketertindasannya. Dengan segala kondisi tersebut ritual keagamaan pada praktek keseharian menjadi alat legitimasi rezim dalam menindas rakyatnya. Menjadi legitimasi pembodohan massal dalam kehidupannya.

Ajaran tentang Ibadah yang sejati
Keadaan ini ingin diperbaiki Yeremia dengan memberitahukan praktek ibadah yang sejati. Ibadah yang benar harus mempunyai korelasi dengan perilaku adil dalam interaksi sosial. Yeremia menyuarakan: “jika kamu sungguh-sungguh memperbaiki tingkah langkahmu dan perbuatanmu... melaksanakan keadilan.... tidak menindas orang asing, yatim dan janda, tidak menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tempat ini dan tidak mengikuti allah lain,.... maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini, di tanah yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu, dari dahulu kala sampai selama-lamanya”(ay 5-7 bd. Yak 1:27).

Yeremia menekankan bahwa Israel tidak boleh memiliki dualisme kehidupan, yaitu ketika di bait Allah kelihatan rohaninya luar biasa, namun ketika ia berada di luar kegiatan - kegiatan kerohanian hidupnya tidak berbeda dengan kehidupan orang yang tidak mengenal Allah. Sikap dualisme itu akan membuat mereka kehilangan kesempatan bersama Allah. Yeremia menyuarakan pertobatan orang beragama, sebab orang beragama belum tentu mereka merindukan Tuhan. Umat beragama perlu memperbaharui hidup dengan mengarahkan pandangan terhadap realitas sosial yang ada disekitar bait Allah. Di situ ada pengemis, anak yatim, para janda, kaum miskin dll. Suatu ketika, rasul Petrus dan Yohanes pernah menghentikan langkahnya di Gerbang Indah dan menunda masuk ke dalam Bait Allah. Padahal waktu sembahyang sudah menjelang. Sembahyang atau ibadah itu sangat penting. Namun rupanya ada yang sama pentingnya dengan ibadah dan sembahyang itu: menyapa seorang anak manusia yang terpuruk di realitas hidup (Kis 3:1-10). Yeremia menegur Israel di Gerbang Bait Allah ketika mau beribadah karena mereka tidak perduli malah menindas orang asing, anak Yatim, para janda. Hati mereka cabul.

Renungan
Dalam perjalanan HKBP sebagai Gereja di tengah-tengah bangsa, kita diingatkan akan bahaya praktek keagamaan yang dangkal: Kehidupan Gereja Kita tidak boleh terjebak dalam praktek ritual semata. Kita tidak boleh menyatakan “nungga denggan situtu dalan dohot pambahenannami” dengan ukuran banyak jemaat datang beribadah pada hari minggunya, demikian juga pada ibadah partangiangan dll. Kedangkalan akan menjadikan simbol-simbol keagamaan sebagai satu-satunya ukuran kemajuan. Kemajuan diukur hanya dengan semaraknya acara-acara keagamaan. Di sinilah pentingnya kembali gerakan “melek agama” (religious literacy), sikap cerdas memaknai, mengembangkan, sekaligus menjalankan nilai-nilai iman dalam kehidupan nyata. Kita berharap HKBP ke depan bukanlah Gereja yang tubuhnya besar tetapi dengan tangan yang pendek dan kaki yang pendek. Kita terpanggil memperbaiki tingkah laku dan perbuatan agar menjadi gereja yang mempunyai tangan yang terulur kepada anak yatim, para janda, para orang miskin, tangan harus mampu menjangkau, menyuapi yang ada di sekitarnya. Gereja juga mempunyai kaki yang rajin melangkah, menjangkau daerah-daerah yang belum terlayani. Amin
Pdt.G.Panjaitan.MSi