Rabu, 15 Juli 2009

LINGKUNGAN HIDUP MEMULIAKAN TUHAN

Imamat 25:1-7

1.Semua ciptaan yang ada di angkasa maupun di bumi mempunyai tujuan yang sama yaitu memuji dan memuliakan Tuhan. Ciptaan itu tersusun rapi dan mempunyai dependensi seperti mata rantai adalah karena ada yang mengontrol yaitu Pencipta itu sendiri. Semua Ciptaan perlu dilindugi kelestariannya sebagai bentuk penghormatan dan memuliatakan Tuhan. Semua ciptaan Tuhan itu digambarkan pemazmur berkata-kata demi kemuliaan Allah. Pemazmur menuliskan “Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari,” (Maz 19:4-5). Lingkungan hidup atau alam semesta adalah penyataan eksistensi Allah secara universal.


2.Tanah adalah salah satu unsur lingkungan hidup. Tanah ciptaan Tuhan yang dimaknai dalam rangka paggilan Israel sebagai bangsa pilihan Allah. Tuhan memberikan aturan khusus tentang tanah sebagai bentuk keperdulian Allah terhadap kelestarian lingkungan. Tanah yang dikelola oleh manusia untuk kebutuhan hidupnya harus diberi waktu perhentian. Perhentian itu berrati tidak dikelola, dibiarkan begitu saja dan segala buah, hasil yang ada di sana menjadi milik orang lain dan mahluk yang ada di ladang. Tanah juga tidak dimiliki oleh suku Lewi (Yos 13.33) oleh karena itu Allah memerintahkan suku-suku lain untuk memberikan persembahan “persepuluhan” bagi mereka yang tak punya tanah dan nafkah (Bil 18.20-32; Ul 14.27-29). Tanah adalah pemberian Allah dan milik Allah sebagai bukti perjanjian Allah dengan umatNya (Im 25.23-25) oleh karena itu tanah tidak boleh diperjual belikan. Mari kita ingat Kasus Nabot yang menolak menjual tanahnya kepada Raja Ahab ( 1 Raja 21). Allah juga memerintahkan pembebasan penguasaan tanah yaitu pada Tahun Yobel (Im 25:13).

3.Masyarakat kota tidak lagi mengelola tanah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kita mendapatan rejeki dari sektor industri dan jasa namun demikian tetap terpangil untuk memelihara lingkungan hidup. Tuhan memberikan waktu sabat: waktu perhentian untuk kita sendiri sehingga memiliki waktu khusus untuk kemuliaan Tuhan. Tuhan memerintahkan supaya ada sabat buat tanah. Tujuannya untuk memberikan kita peluang memperbaiki lingkungan dan memperhatikan sesama manusia. Amin.

Tidak ada komentar: