Jumat, 29 Juni 2012

MENGUJI PEMBERITAAN

JEREMIA 23:16-29 Kita tahu bahwa sumber-sumber pengetahuan berbagai macam. Ada pengetahuan yang didapat dari pengalaman hidup manusia (pengetahuan empiris), ada pengetahuan yang muncul dari pikiran manusia (rasional) Ada penghetahuan yang bersumber dari kekuasaan yang sah yang dimiliki seseorang dan diakui oleh orang lain (otoritas) Semuanya ini bersumber dari manusia. Namun ada sumber pengetahuan yang terpenting yaitu pengetahuan yang bersumber dari Tuhan yang transsendent, Allah yang dari dekat dan Allah dari yang jauh juga (sumber wahyu). Seseorang yang mengaku menyuarakan firman Tuhan namun bersumber dari yang lain berarti dia menyuarakan kebohongan dan kepalsuan. Banyak para nabi yang berbuat demikian pada jaman Yeremia. Mereka bernubuat, berkhotbah dan melaksanakan tugas kenabian namun mereka tidaklah menyurakan Firman Tuhan. Sumber yang mereka katakana bukan dari Tuhan. Khotbah mereka hanya membuat orang senang: Orang yang melakukan kejahatan tidak ditegor, pelaku korupsi didiamkan saja karena mungkin mereka menyumbang ke gereja lebih banyak, orang yang berjinah, berselingkuh tidak ditegor. Mereka hanya mengkhotbahkan kesuksesan dan mengatakan “tidak-apa-apa Tuhan maha pengasih, Dia akan maha pengampun dan akan mengampuni dosa-dosa kita”, seperti yang dikhotbahkan nabi-nabi palsu pada jaman Yeremia: mereka selalu berkata kepada orang-orang yang menista firman TUHAN: Kamu akan selamat! dan kepada setiap orang yang mengikuti kedegilan hatinya mereka berkata: Malapetaka tidak akan menimpa kamu!". Karena itu hati-hati dengan “theologia selamat dan sukses “, bisa saja itu tidak bersumber dari Tuhan. Kita harus ingat bahwa ada ancaman. murka dan penghukuman dihadapan Tuhan. Nabi harus mengkhotbahkan dan menyuarakan bahwa Firman Tuhan adalah kekuatan yang menguji kemurnian hati, menghancurkan kebohongan, kemunafikan, kepalsuan hidup manusia: Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?. marilah kita uji setiap pemberitaan. Gereja HKBP sudah menerbitkan Konfessi, pengakuan iman sebagai alat uji pemberitaan. Untuk menghindari ajaran palsu, yang menyesatkan kita harus kembali kepda Firman Tuhan yang terdapat dalam Alkitab yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.Tidak ada satu kitab yang lebih utama di dalamnya. Semua kitab di dalam Alkitab saling terkait karena bersumber dari wahyu yang sama. Didalamnya Allah sudah mengatakan apa kehendakNya yang perlu disampaikan kepada orang percaya. Bila ada yang mencerikatan bahwa dia bermimpi jangan dikatakan itu menjadi wahyu dari Tuhan . Firman Tuhan mengingatkan kita: Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu, dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum? demikianlah firman TUHAN. (ay 28). Pdt.G.Panjaitan.STh

Tidak ada komentar: