Rabu, 07 Januari 2009

Memberi dengan Motivasi Yang Benar

Renungan Setelah Tahun Baru
Nats: Matius 6:1-4
Pdt.G.Panjaitan.MSi

Memberi sedekah atau membantu orang lain adalah perbuatan mulia yang dihendaki Tuhan dan manusia . Memberi itu berarti mengorbankan milik pribadi menjadi milik orang lain. Memberi juga menjadi bukti partisipasi, keikut sertaan dalam merasakan penderitaan atau kondisi orang lain.
Memberi adalah juga tindakan mengungkapkan kasih kepada Allah . Tentu banyak cara mengungkapkan kasih kepada Allah, tidaklah cukup dengan nyanyian dan mendapatkan perasaan nyaman tetapi kita perlu memberi uang kepada Allah (persembahan). Memberi uang milik kita adalah salah satu yang paling besar dari cara yang kita gunakan untuk menghormati Dia. Memberi itu adalah hasil dari telaah jiwa, pikiran dan rohani kita oleh karena itu perlu sekali kita pahami motivasi dari setiap pemberian.
Dalam firman Tuhan hari ini, Yesus memperingatkan kita tentang cara yang benar untuk memberi: Yesus menasehatkan : hatihatilah jangan pemberiannmu menjadi promosi diri sendiri (Self promotion). Sejujurnya bila kita perhatikan sifat kemanusiaan kita, keinginan mempromosikan diri sudah kita miliki sejak kecil: Kita ingin dilihat, ingin dipuji, ingin mendapat perhatian. Mungkin kelompok umur yang paling tinggi keinginannya seperti itu adalah remaja . Penampilan mereka mencari perhatian : Mereka kenakan pakaian yang bagus dengan model terbaru sehingga menarik untuk dilihat. Kadang mereka pakai tato dileher , tampilan rambut yang indah dan dandanan yang menarik seolah olah ingin mengatakan “ Look at me!” Penampilan itu adalah mengembangkan konstruksi pemahaman tentang “siapa aku”, apa yang dipersefsi orang lain terhadap diriku.


Orang yang terlalu menginginkan untuk mempertontonkan diri, mencintai diri, membanggabanggakan diri disebut dengan narsis. Pengidap narsisme dikatakan suka sekali mengemban tugas, senang menjadi pemimpin, dan bahkan cenderung menjadi politisi . Kaum narsis melebih-lebihkan kemampuan dan bakatnya, supaya dapat pujian orang lain. Kaum narsis hanya terpusat menonjolkan bakat dan kemampuannya tanpa peduli perasaan orang lain. Mereka suka kekuatan, kekuasaan, egois dan mampu tampil menarik dan sangat terbuka.
Yesus mengingatkan kita bukan orang yang narsisi. Kita diajak melakukan pekerjaan yang baik dengan benar supaya terhindar dari promosi diri. Yesus mengajarkan perbuatan baik yang benar adalah dilakukan dengan motivasi yang benar . Ia berkata: Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Pemberian dengan motivasi yang salah adalah perbuatan siasia. Paulus mengatakan dalam 1 Korintus 13:3 'Jika aku memberi semua yang aku miliki kepada orang miskin dan menyerahkan tubuhkan ke dalam api yang menyala-nyala, tetapi tanpa kasih, saya tidak memperoleh apa-apa'. Member supaya mendapat pujian orang akan membuat kita capek sendiri, sebab manusia gampang merubah sikap. Di satu saat kita bisa dipuji tetapi pada saat lain kita bisa di hujat dan dibenci. Kita tidak mungkin memuaskan keinginan manusia yang terus berkembang, dan tidak mungkin kita bertahan berbuat baik hanya untuk mendapatkan pujian. Orang munafik tidak pernah puas akan perbuatan baik yang dialakukan.
Yesus memengajari kita supaya berbuat baik seperti tindakan spontanitas. Ia berkata : Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Ini sebuah perumpamaan untuk mengajarkan spontanitas . Perbuatan baik sedemikian akan mencari pujian kepada Bapa di sorga :” Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."(Mat 5:16). Tentu perbuatan baik secara spontan tidak muncul sendiri hal itu lahir dari latihan rohani kita, dan terbangkitnya kebijaksanaan dilandasi dengan kasih yang luarbiasa dalam diri kita. Perbuatan spontan perlu dipertahankan karena muncul dari cara berpikir positif dalam segala hal. Yesus memberikan nilai kepada motivasi seperti itu dengan member janji : Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.“. Memberi dengan motivasi yang benar beroleh balasan dari bapa di sorga. Amin

Tidak ada komentar: