Nats.: 1 Kor 11: 24 -26
1. Sakramen adalah penyataan diri Allah kepada manusia dalam bentuk nyata berupa, roti, anggur dan air. Di dalam gereja Kristen Protestan ada dua sakramen, yakni Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus. Kedua-duanya dilayankan dalam persekutuan jemaat. Adanya Sakramen-Sakramen dalam gereja adalah sesuai dengan perintah Tuhan Yesus. Yesus sendiri yang menetapkan Baptisan Kudus (Mat. 28 : 19-20). Dan Dia juga yang menetapkan Perjamuan Kudus supaya dirayakan/dilaksanakan sebagai “peringatan” akan Dia sampai Ia datang kembali” (Mat. 26 : 29 ; Mark. 14 : 25 ; 1 Korit.11 : 26). Berarti, gereja yang tidak melaksanakan Sakramen-Sakramen, hal itu menunjukkan bahwa gereja itu tidak taat kepada perintah Tuhan Yesus. Kalau seorang kristen tidak mau dibabtis atau tidak mau menghadiri pelaksanaan Perjamuan Kudus, berarti orang itu telah menolak perintah Tuhan Yesus di dalam hidupnya.
2. PERJAMUAN KUDUS
Perjamuan Kudus adalah salah satu “perayaan” yang paling penting dari gereja Kristen dan menjadi pusat pemberitaan. Di Gereja HKBP meja altar disebut juga sebagai meja pelayanan sakramen dan diposisikan diposisi sentral. Perjamuan Kudus yang dilaksnakan Yesus berhubungan dengan Perjamuan perpisahan” pada malam terakhir sebelum Ia ditangkap dan menderita sengsara di kayu salib. Perjamuan itu berhubungan dengan Perayaan Paskah Israel. Pesta Paskah orang Israel adalah Pesta Pengucapan Syukur yang berhubungan erat dengan “Pembebasan Israel” dari perbudakan di Mesir, (Kel. 12) dan untuk menyatakan “karya penyelamatan Allah di dalam Kristus” kepada manusia.
Perjamuan kudus mengandung berbagai makna penting dalam iman Kristen. Didalam perjamuan kudus ada:
a. Pengucapan syukur
Pengucapan Syukur karena suatu “Pesta Kemenangan”. Kita diundang supaya bersukacita sebab melalui Perjamuan Kudus, Ia mengatakan kepada kita : “untuk dosa-dosamu, Ia telah bangkit”. Di dalam Dia, berarti oleh kematianNya dan kebangkitanNya, Allah telah mendamaikan kita dengan diriNya. (2 Korint 5 : 18 – 19). Sekarang kita telah memperoleh persekutuan dengan Dia, karena itu kita harus bergembira dan bersukacita. Kita harus mengucap syukur kepadaNya atas kasih dan anugerahNya.
Dalam Perjamuan Kudus kita menerima roti dan anggur, dimana hal itu yang menunjuk kepada “tubuh” Kristus yang dipecah-pecah dan “darahNya” yang dicurahkan untuk kita. Pembagian roti dan anggur yang diberkati dalam Perjamuan Kudus mengandung arti akan adanya “penyaluran berkat”. Hal ini membuat kita sadar betapa mahalnya harga yang harus dibayar oleh Yesus untuk keselamatan kita. Melalui Perjamuan Kudus, orang-orang percaya mengalami dan menerima anugerah Allah. Dengan demikian Yesus telah melibatkan orang-orang percaya dalam kedatangan Kerajaan Allah (Mark. 14 : 23) dimana di dalam Kerajaan Allah orang-orang percaya telah dipersekutukan dengan Allah. (Joh. 17 : 24).
b. Peringatan Akan Yesus
Pada waktu Yesus dan murid-muridNya melaksanakan Perjamuan Kudus sebelum Ia diserahkan, menurut kesaksian rasul Paulus ( 1 Korint 11:23-34) dibuat dalam rangka pringatan akan Yesus. Yang dimaksud dengan peringatan akan Yesus dalam Perjamuan Kudus, adalah peringatan akan kematianNya di kayu salib. Dan arti dan tujuan peringatan ini adalah sebagai “pemberitaan akan keselamatan” yang dihasilkan (dikerjakan) oleh kematian dan kebangkitan Yesus sampai Ia datang kembali ( I Korint 11:26). Peringatan berbakna memasakinikan kembali penghayatan akan pengorbanan Yesus itu.
c. Pemberian Roh Kudus
Perjamuan kudus adalah pemberian Roh Kudus . Roti dan anggur tidak otomatis berubah menjadi tubuh dan darah Kristus . Waktu pelayan (=pendeta) mengucapkan “kata-kata peneguhan” perjamuan kudus, bahwa roti tetap roti dan anggur tetap anggur. Akan tetapi oleh pekerjaan Roh Kudus, kita beroleh persekutuan dengan Kristus (kematian dan kebangkitanNya) yang benar-benar hadir dalam Perjamuan Kudus yang kita laksanakan. Dengan demikina Perjamuan Kudus itu juga sebagai Perjamuan Persekutuan didalamnya kita temukan “kesukaan dan kegembiraan” karena kita telah benar-benar dipersekutukan dengan “Tubuh dan darah” Kristus yang telah menjadi “PERJANJIAN BARU” (1 Kor. 11 : 23 dst) dan melalui Perjamuan Kudus yang mempersekutukan jemaat, sehingga kita telah menjadi milik Kristus.
d. Perjamuan Kudus sebagai Perjamuan Agung di masa depan
Ketika Tuhan Yesus melaksanakan Perjamuan Kudus bersama-sama dengan murid-muridNya, Ia berkata : “Mulai dari sekarang Aku tidak minum lagi hasil pokok anggur ini sampai hari Aku meminumnya, yaitu yang baru bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan BapaKu” (Mat. 26 : 29 ; Mark. 14 : 25). Dalam Perjanjian Lama, kegenapan (=Kepenuhan) keselamatan dari Kerajaan yang akan datang, dilihat sebagai suatu “Perjamuan Gembira” di dalam Kerajaan BapaNya. Barang siapa yang telah menjadi milikNya akan turut ambil bagian di dalamnya, ia akan duduk bersama-sama dengan Dia di meja Perjamuan Agung dalam Kerajaan Allah, (Band. Mat. 8 : 11 ; Luk. 13 : 28; 14 : 13). Dengan demikian dalam Perjamuan Kudus kita benar-benar menerima “REPRESENTASI” dari keselamatan yang Allah berikan kepada manusia di dalam Kristus. Dan di dalam Perjamuan Kudus kita teguhkan di dalam pengharapan untuk menemukan kesempurnaan Perjamuan Agung di masa depan di dalam Kerajaan Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus, (Band. Wahyu 2 : 7 ; 21 : 7). Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar