Pdt.G.Panjaitan.STh.Msi
1 Yohanes 2 : 11 – 17
1. Tindakan Allah yang menyelamatkan manusia melalui proses kematian Yesus di kayu salib dan kebangkitanNya telah merubah status orang percaya yaitu menjadi anak-anak Allah. Melalui babtisan kita sudah terhisab pada pengalaman bersama dalam kematian dan kebangkitanNya sehingga kita memperoleh kehidupan yang baru (bd Rom 6:3-6) Kita sudah berada di wilayah terang bukanlagi hidup di wilayah kegelapan. Pokok teologia ini menjadi pusat pemberitaan surat Yohannes. Para pembaca diharapkan supaya memahami status yang baru ini: hidup di dalam terang, sehingga mereka mau mengaplikasi keselamatan itu dengan tindakan-tindakan nyata seperti memelihara kesusilaan dan cinta kasih. Mereka harus berani menolak ajaran guru-guru sesat yang mengajarkan bahwa tidak ada korelasi antara keselamatan dengan moralitas atau keagaamaan ritual saja.
2. Yohanes mendorong jemaat untuk memahami bahwa keselamatan yang kita terima adalah tindakan Allah dimana tidak ada unsur tawar menarar (bargaining) antara kedua pihak yang berdamai. Oleh karena itu hidup di wilayah terang harus menjadi kewajiban kita. Tapi hari ini kita perlu memperhatikan jalan hidup kita apakah sudah berjalan dalam kehidupan di wilayah terang . Untuk itu perlu beberapa ujian:
a. Ujian terhadap ketaatan
Yohanes mengingatkan orang-orang percaya dalam berbagai kelompok usia tentang ketaatan yang sudah mereka miliki, apakah mereka memelihara ketaatan pada Tuhan. Yohanes mengatakan : Aku menulis kepada anak-anak.. telah diampuni, kepada bapa-bapa, karena kamu telah mengenal Dia, kepada orang muda, karena telah mengalahkan yang jahat. Jemaat harus mencintai ketaatan itu dengan berusaha menjaga, “mangaradoti/memelihara/menyimpan/keep” seperti seseorang yang terus menerus aktif menjaga seperti biji mata. Tentu bukan dengan terpaksa tetapi ada “good will” keinginan baik dan kerelaan hati.
Kita tau betul manusia tidak sanggup menunjukkan ketaatan secara bulat tanpa cela, namun yang terutama apakah ada keinginan terus menerus untuk menuruti perintah Tuhan itu. Kemampuan terus menerus kita dapat apabila kita mengasihiNya. Yesus dalam Yoh 14:15 menyebutkan : "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” Kasih itu kekuatan untuk ketaatan.
b. Ujian terhadap tindakan
Secara sederhana dibuat perbandingan untuk menguji tindakan kita: mengasihi berarti di dalam terang, membenci berarti di dalam gelap. Tidak wilayah abu-abu yang samar-samar. Tidak wilayah abu-abu dalam iman Kristen. Tidak ada purapura mengasihi dan pura-pura membenci, tidak ada tempat bagi sandiwara iman, sebab tidak ada pertemuan yang gelap dengan terang. Sebagai anak kita wajib bertindak sesuai dengan aturan main dari orang yang memelihara kita. Allah ingin kita selalu di wilayah terang. Dalam hal ini sangat dibutuhkan kedekatan dengan Allah dengan cara melakukan kehendaknya. Kedekatan atau Intimitas dengan Allah mendorong kita hidup dalam wilayah terang yang mencintai jalan-jalan Allah.
c. Ujian terhadap Tujuan Hidup
Yohanes mengingatkan akan tujuan hidup kita. Adalah sebuah kehampaan bila hanya dunia ini saja tukuan hidup orang percaya, sebab “dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya” (ay 17). Tentu kita tidak tetap hidup di dunia ini, tatapi cara hidup kita adalah dengan cara hidup sorgawi. Hidup sorgawi ditandai dengan tinggal dalam kasih Bapa. Yesus menyebutnya kita menjadi “terang dan garam” dunia. Hidup didunia ini sebuah perjalanan sampai kita menuju tujuan akhir yaitu hidup selamalamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar