Filipi 3:13-16
1. Kita tidak mempunyai kuasa untuk merobah masa lalu, masa lalu biarlah berlalu. Hidup manusia sekarang ini memang hasil dari proses panjang masa lalu, tetapi janganlah kehidupan ini terus membawa beban masa lalu. Ada hal-hal yang dapat ditanggalkan dan ditinggalkan. Paulus menyikapi masa lalunya dengan berpikiran bahwa jauh lebih besar hari-hari yang akan datang dari pada masa lalu. Paulus mengatakan “aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku .Paulus mempunyai masa lalu sebagai “penentang yang kerasa Yesus Kristus”. Masa lalunya adalah orang yang “memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, menyiksa, memaksanya untuk menyangkal imannya, mengejar" (Kis 26:10-11). Berdasarkan masalalunya, Paulus sangat terbuka untuk dicurigai akan kesetiaannya sebagi orang Kristen. Namun dia menganggap masalalu itu “skubala” (ampas) yang tidak layak untuk diperhatikan dan dibicarakan kembali. Dia sangat komit untuk melupakan kesalahan masalalu. Sama seperti Paulus, setiap kita mungkin mempunyai masa lalu yang bisa saja memalukan dan mengecewakan orang-orang yang kita cintai: suami, istri, anak-anak atau diri kita sendiri. Firman Tuhan hari ini memerintahkan kita untuk menghentikan beban masa lalu dan Tuhan menginginkan kita mengarahkan hidup kita kepada masa depan masa yang penuh rahmat Tuhan.
2. Tuhan menginginkan supaya kita tidak menaruh dendam dalam hati. Mungkin kita pernah diperlakukan tidak adil, dihina, dipermalukan oleh orang lain. Secara natural kita selalu terdorong untuk membalasnya. Tuhan menginginkan kita untuk mengarahkan pandangan terhadap Tuhan (okuli). Semua masalalu jangan sampai memperlambat perlombaan kita meraih hadiah panggilan sorgawi. Palus dalam ungkapan yang berbeda menganjurkan hal itu dengan dengan mengatakan “ Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikia” (Kol 3:13) Paulus menyebutkan cara berpikir demikian adalah cara berpikir yang sempurna dan cara pandang yang selalu terarah kepada panggilan sorgawi. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar