Rabu, 13 Agustus 2008

Pasangan Yang Mengucap Syukur

Oleh. Pdt.Gunawan Panjaitan.STh.MSi
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus
(1 Tesalonik 5:18)

Salah satu ciri khas / identitas orang beriman adalah sikap selalu mengucap syukur. Yaitu suatu sikap yang didorong kepercayaan akan pemeliharaan Tuhan dalam kehidupannya. Tuhan yang memelihara itu adalah Allah yang sempurna memelihara kehidupan kita lebih dari apa yang kita pikirkan.

Selain itu mengucap syukur selalu adalah bentuk kedewasaan berpikir karena memahami bahwa tidak ada yang sempurna dalam kehidupan ini . Ketika dihadapi kegagalan atau tantangan kehidupan, orang yang selalu mengucap syukur akan memahami hal itu sebagai sesuatu yang wajar sebab demikianlah seharusnya hidup, ada masa untuk semua kondisi.

Selain itu sikap mengucap syukur itu seperti bangunan yang bergaya minimalis. Dia tidak mau melebih-lebihkan sesuatu perkara yang tidak perlu karena itu dinilai menghamburkan tenaga kepada yang tidak berguna. Gaya minimalis bersikap pas dan terkontrol, bagi dirinya lebih baik bersyukur bukan karena kalah tetapi itulah yang terbaik dari pada bersungut-sungut atau menggerutu.

Dengan demikian dapat dikatakan mengucap syukur dalam segala hal mungkin menjadi suatu nilai ideal yang hendak dicapai setiap orang percaya. Tak jarang seorang Kristen tetap mengeluh di tengah masalah yang melilitnya. Sebaliknya, tak jarang pula ia melupakan Tuhannya bila ia tidak sedang menghadapi masalah. Mereka tahu kalau mereka harus bersyukur dalam segala hal. Kenyataannya, mereka tidak melakukannya.

Sikap “mengucap syukur dalam segala hal” tentu akan menjadi modal yang sangat berharga dalam membangun hidup rumah tangga. Seperti kita tau, rumah tangga itu selalu dibangun dengan pemikiran “sempurna”. Pasangan kita adalah pribadi yang cocok. Dialah segalanya, apa pun yang ada padanya, semuanya serba indah dan menyenangkan. Sehingga orang menyebutnya seperti “madu”. Hal itu wajar karena kacamata yang kita pakai memulai hidup keluarga itu adalah kaca cinta kasih. Cinta kasih itu akan menutupi banyak kekurangan. Tentu kita ingin anda berdua hidup seperti itu sampai hari tua. Itulah harapan kita. Namun kita juga sadar bahwa manusia tidak ada yang sempurna. Masing-masing pribadi itu mempunyai kelemahan dan keterbatasan. Permasalahan kita adalah bagaimana menghadapi ketika ketidaksempurnaan kita itu muncul. Ketika kita tau dia punya kesalahan, ketika kita tau yang kita cintai itu mempunyai sisi lain yang membuat kesal, dia berbeda dari yang biasa kita kenal? Jawabannya untuk pertanyaan itu adalah: Mengucap syukurlah dalam segala hal.

Ungkapan itu dikatakan Paulus kepada jemaat Tessalonika untuk mendorong jemaat itu membangun persekutan yang berkualitas melalui sikap hidup setiap pribadi orang percaya. Paulus ingin setiap orang percaya memahami makna ucapan syukur supaya dapat dipraktekkan. Karena itu perlu anda berdua pahami kenapa kita mengucap syukur:


Ucapan syukur merupakan respon manusia terhadap keselamatan yang dianugerahkan di dalam Yesus Kristus (1Kor. 15:57; Ibr. 12:28).

Tidak ada konsep keselamatan seagung keselamatan yang dinyatakan di dalam Alkitab. Melalui pengorbanan Kristus di kayu salib, setiap orang yang menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat mendapat pengampunan dan beroleh kehidupan yang kekal. Inilah yang mendasari ucapan syukur setiap orang percaya. Dengan demikian, setiap orang Kristen sejati harus bersyukur kepada Tuhan karena penebusan di dalam Yesus Kristus.
Prakteknya dalam hidup kita adalah mau saling memaafkan. Jangan pernah mengitung kesalahan pasangan atau, menuliskannya di memori hidup kiat, itu akan seperti menekan pegas, begitu kita lalai pegas itu akan balik membanting kita. Mengucap syukur kepada Tuhan nampak dari kemampuan memafkan kelemahan dan keterbatasan pangangan kita. Saya yakin kalian berdua mampu untuk itu. Kau boru, munkin itu sudah kauwarisi dari orang tuamu.

Ucapan syukur merupakan respon manusia terhadap segala anugerah Tuhan (Yes. 25:1; 2Kor. 9:15; Ef. 5:20).
Kita harus menyadari bahwa hak hidup dan apa yang kita terima dalam perjalanan hidup kita adalah titipan, ada karena kehendak Allah semata. Manusia diciptakan dan dapat hidup serta menikmati bumi dan segala isinya ini atas seijin Tuhan.

Bersyukurlah kalian berdua diberangkatkan keluarga yang sangat mencintai kalian memasuki hidup rumah tangga. Karena itu kalian harus membangun rumah tangga yang senang berbagi. Pertama diantara kalian berdua terlebih dahulu. Semua yang ada padaku adalah anugerah Tuhan, itu bukan hanya hak pribadi saya, tapi sesuatu yang harus dibagi untuk suami /istri yang dicintai. Kemudian kepada keluarga, mertua, saudara semua sehingga kalian menjadi saluran berkat. Suka berbagi adalah ucapan sykur. Pemberian bukan untuk mencari pujian tetapi ucapan syukur.

Poin kedua ini juga menunjukkan aspek lain dari anugerah tersebut. Pengucapan syukur orang percaya adalah pengucapan syukur yang tidak hanya didasarkan atas segala kebaikan maupun kebahagiaan yang boleh dirasakannya. Tetapi, pengucapan syukur orang percaya adalah juga pengucapan syukur yang didasarkan pada segala permasalahan hidup yang harus dihadapi. Roma 8:28 dengan jelas menyebutkan bahwa "Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan".

Keluarga kalian hendaklah dibangun dalam kerangka anugerah? Permasalahan hendaknya dipahami sesuatu yang perlu ada demi mengasah iman dan percaya kita kepada-Nya. Karena itu, pengucapan syukur orang percaya adalah pengucapan syukur terhadap anugerah hidup, baik dalam kebahagiaan maupun dalam pergumulan.

Ucapan syukur merupakan respon manusia terhadap pertumbuhan iman orang-orang percaya (Rom. 1:8; Ef. 1:16; Fil. 1:3-5; 1Tes. 2:11-13).

Dalam beberapa suratnya, Paulus menyatakan syukur kepada Allah karena pertumbuhan iman saudara-saudara di berbagai jemaat. Dalam Roma 1:8, ia malah berkata bahwa berita mengenai iman orang-orang percaya di Roma telah tersebar luas. Hal ini berarti bahwa kesaksian jemaat di Roma telah menjadi kesaksian yang hidup.

Sebagai pasangan yang selalu mengucap syukur, kalian harus senang melihat orang berhasil oleh karena itu kata-kata yang kita lontarkan kepada pasangan kita adalah kata-kata yang mendorong dia untuk lebih bertumbuh lagi dalam pekerjaan yang baik. Jauhkanlah kata-kata dan perbuatan yang melemahkan, melecehkan dan mengagap remeh. Sikap itu bertentangan dengan sikap mengucap syukur. Paulus mengatakan hal itu dalam Kolose 4:6 Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.

Mengucap syukur selalu, tampak dari selalu mengucap terima kasih, memberikan yang terbaik bagi sesama dan Tuhan dan berbahagia melihat kebahagiaan orang lain . Amin

Tidak ada komentar: