Minggu, 17 Agustus 2008

Hidup Merdeka

Nats: Yeremia 34:8-10
oleh: Pdt.Gunawan Panjaitan.STh,.MSi

Pantaslah pada 17 Agustus 2008 kita merenungkan kembali arti dan makna merdeka dalam hidup kita sebagai orang Kristen yang tinggal di Bumi Nusantara yang sudah merdeka 63 Tahun. Kemerdekaan kita maknai dengan bebas dari segala bentuk penjajahan: bebas dari tahanan, bebas dari kekuasaan yang menindas, bebas dari intimidasi, bebas dari tekanan, bebas dari nilai dan budaya yang mengungkung diri kita. Makna kemerdekaan yang sangat luas ini menimbulkan pertanyaan : Apakah kita sudah sepenuhnya merdeka ? Memang setelah pulang Belanda Penjajah ternyata mucullagi -belanda kampung: Penjajah setempat – Kita Sebagai Anak Bangsa saling menjajah- seperti mempersempit kehidupan orang yang tidak seiman dengan kita.

Dalam persfektif kekritenan kemerdekaan adalah anugerah Allah; Yesus Kristus memerdekakan kita. Kemerdekaan adalah tanda yang menunjuk bahwa Allah telah bertindak dalam sejarah. Ia bukan Allah yang diam dan apatis terhadap derita manusia akibat pejajahan.
Kita percaya setiap manusia yang terlahir ke dunia semuanya adalah mahluk yang merdeka, kita hanya terikat kepada satu hal yaitu Kasih Allah di dalam Yesus Kristus. Kita hanya mau terikat kepada Allah sejak dibabtiskan ke dalam nama Allah Bapa Yesus Kristus dan Roh kudus. Dalam iman kita menempatkan diri menjadi hambaNya. Paulus mengatakan dalam Roma 6:22 Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, Namun manusia selalu ingin membuat dirinya orang jajahan karena membiarkan hidupnya dikendalikan oleh akalnya budinya sendiri, oleh hawa nafsunya, ilmu, harta dan kuasa-kuasa kegelapan. dll. Kemerdekaan yang abadi adalah manakala kita melepaskan semua ikatan dari apapun kecuali hanya dengan Allah.

Kemudian, merdeka adalah sebuah proses bukan sebuah tujuan: Merdeka menjadi Awal dimana kita dapat membangun kehidupan yang lebih bermartabat, lebih mulia dan berbuahkan kemajuan dan pengembangan diri. Untuk itulah Allah membebaskan Israel dari perbudakan di Mesir dan yang lebih agung lagi Yesus membebaskan kita dari kuasa dosa dan maut.
Proses memerdekakan itu dikerjalan Allah secara kreatif dan dinamis sehingga merubah keadaan sejarah manusia. Allah yang bergerak meruntuhkan kuasa-kuasa demonik- kegelapan yang bersarang dan memerintah dalam kedirian sang penjajah. Keyakinan itu yang membuat pendiri bangsa ini mengatakan bahwa sekalipun kemerdekaan membutuhkan semangat juang yang tinggi, sikap heroik, kebersamaan yang solid namun tanpa anugerah dan berkat dari Allah kemerdekaan itu tidak dapat kita raih

Persekutuan orang percaya adalah persekutuan yang memerdekakan. Dalam Alkitab ditemukan aturan yang mengharuskan sesama umat Allah harus memberikan kemerdekaan.
Orang Yahudi hanya bisa menjadi budak bagi sesamanya hanyalah 6 Tahun. Dalam Keluaran 21:2 dikatakan: Apabila engkau membeli seorang budak Ibrani, maka haruslah ia bekerja padamu enam tahun lamanya, tetapi pada tahun yang ketujuh ia diizinkan keluar sebagai orang merdeka, dengan tidak membayar tebusan apa-apa. Inilah kembali disuarakan oleh nabi Yeremia dengan mengatakan: Supaya setiap orang melepaskan budaknya bangsa Ibrani, baik laki-laki maupun perempuan, sebagai orang merdeka, sehingga tidak ada seorang pun lagi yang memperbudak seorang Yehuda, saudaranya (34:9).
Firman ini memberikan tugas bagi orang kristen:

1. Kita terpanggil secara aktif dan kreatif mengambil bagian dalam usaha mencegah segala hal yang merongrong dan rendahkan harkat dan martabat manusia: Manusia harus dihargai sebagai kemuliaan Tuhan. Pembantu dirumah kita juga harus terjaga harkat martabatnya. Sekalipun mereka orang upahan.

2. Kita terpanggil ntuk memberikan ruang bagi orang lain. Kemerdekaan baru benar-benar merupakan kemerdekaan sejati, jika memberi memberi tempat yang layak bagi rakyat. Dimanamun di negeri ini kita aman, tidak ada pendatang, perantau dari sabang sampai merauke adalah ruang bagi semuanya tidak terkecuali. Setiap orang barang siapun hendaknya diberi ruang untuk memilih A atau memilih B atau C . Dalam ruang Indonesia kita harapkan di dalamnya diwujudkan secara konsisten pembangunan yang berorientasi pada kepentingan rakyat banyak. Apabila rakyat hanya menjadi tumbal, rakyat selalu tersingkir dan tersungkur, makin terempas dan tidak lagi memiliki haknya yang sejati, maka sesungguhnya kita belum benar-benar merdeka.

3. Kita terpanggil sebagai orang merdeka untuk mengutamakan tegaknya peraturan, hukum dan keadilan. Hidup merdeka adalah bebas untuk tidak melakukan dosa. Agar kihidupan kita tersusun rapi dan menjadi indah kita harus melakukan aturan atas kesadaran sendiri bukan karena terpaksa atau takut kena hukuman. Peraturan, hukum penting namun kita harus pahami itu dalam kesadaran kita. Paulus menyadari makna itu sehingga dia berkata dalam 1Korintus 6:12 : Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun. Peraturan, hukum adalah petunjuk, guide dan dituntut kerelaan untuk melakukannya.

Kemerdekaan yang sejati ada dalam Dia yang telah membebaskan kita dai segala hal yang memperbudak kita. Amin

Tidak ada komentar: