Rabu, 01 Oktober 2008

Iman dan Pekerjaan


Pada hakekatnya manusia adalah mahluk yang bekerja. Dalam Ilmu antropologi manusia disebut homofaber. Manusia itu dihargai kemanusiaannya ketika dia bekerja. Selain itu secara
sosiologis bekerja bagi manusia bukan hanya berarti untuk mencari nafkah, melainkan lebih dari itu. Manusia bekerja adalah sebuah pengakuan bahwa kita adalah manusia yang berguna dan mempunyai harga diri. Pekerjan turut menentukan status sosial seseorang .

Pada hakekatnya nilai sebuah pekerjaan adalah sangat tergantung kepada cara berpikir kita terhadap pekerjaan itu. Sekecil apapun pekerjaan yang kita lakukan, jika kita memahami bahwa pekerjaan itu adalah bagian dari sebuah perencanaan besar, maka tidak akan ada lagi perasaan kecil dalam hati kita ketika mengerjakan pekerjaan.


Seorang guru bertanya kepada empat orang tukang bangunan yang terlibat dalam proses pembangunan sebuah Gereja. Ketika orang pertama ditanya apa yang sedang kau lakukan, dia menjawab: - “ saya sedang memecah batu”. Kepada orang kedua disampaikan pertanyaan yang sama dan dia menjawab “saya sedang membangun Gereja”. Jawaban dari orang ketiga untuk pertanyaan yang sama adalah “ saya sedang mencari nafkah untuk anak dan istri saya”. Berbeda dengan orang pertama, kedua, dan ketiga, ketika pertanyaan ini diajukan kepada orang keempat, dia menjawab “ saya sedang membangun peradaban”. Mereka mengerjakan hal yang sama namun memahaminya dengan sangat berbeda.


Dalam Firman Tuhan dijelaskan bekerja adalah kewajiban manusia yang diterima dari Tuhan.
Manusia Diciptakan untuk bekerja (Kej 1:27-29) , Manusia diberi alokasi waktu bekerja (Kej 20:9) Allah dalah Tuhan yang bekerja: Tukang kebun, Kej 2:10 /
•Allah turut bekerja dalam segala sesuatu: Rom:8:28
•- Yesus Pekerja: Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang;(Yoh 9:40)


Tidak ada komentar: