Kamis, 13 November 2008

Persembahan Perpuluhan

Pdt.Gunawan Panjaitan.MSi

2 Tawarikh 31: 2-8

Memberikan persembahan adalah salah satu ungkapan takut akan Tuhan oleh karena hal itu sangat erat berhubungan dengan sikap kehidupan kita sehari-hari. Bila saya memberikan persembahan sama maknanya dengan saya membiarkan milik saya menjadi bagian pihak lain. Persembahan itu adalah bentuk solidaritas dan ganti diri kita untuk pelayanan dan kemuliaan Tuhan. Persembahan kepada Tuhan adalah menyerahkan diri atau kehidupan saya secara total kepada Tuhan. Seluruh hidup itu baik dalam rumah ibadah, di tempat kerja atau dimana saja adalah persembahan (bd Rom 12:1)

Salah satu bentuk pemberian persembahan adalah perpuluhan. Aturan tentang persembahan perpuluhan ini ada dalam kitab Perjanjian Lama. Kita tau masih banyak jenis persembahan lagi yang diajarkan dalam Perjanjian Lama seperti persembahan korban bakaran, korban sajian, korban keselamatan. Semua persembahan itu sifatnya adalah jawaban orang percaya karena Tuhan telah memberikan kita berkat dan memelihara hidup kita. Tidak ada jenis persembahan itu yang mendapat tempat paling utama dihadapan Tuhan. Paling utama adalah hidup kita sepenuhnya dipersembahkan pada Tuhan dengan ketulusan.

Sekarang ini, persembahan perpuluhan mendapat perhatian khusus sehingga menjadi bahan diskusi dikalangan umat Kristen. Persepuluhan ini menjadi menonjol dan seolah-olah diwajibkan itu terbukti dari pembahasan tentang perpuluhan: Apakah dari pendapatan bersih atau kotor, Apakah sepersepuluh dari semua jenis pendapatan dll. Akibatnya ada yang mensinyalir penekanan perpuluhan ini erat hubungannya dengan pada pendapatan gereja. Hal itu disebut sebagai "business of gospel". Akibatnya, bisa saja muncul keadaan seperti masa Tuhan Yesus di mana banyak orang yang merasa lebih kudus, ibadahnya sudah sejati karena sudah memenuhi persembahan perpuluhan.

Untuk itu ada beberapa hal yang berhubungan dengan persembahan perpuluhan yang kita temukan dalam Alkitab sendiri.

- Yesus tidak pernah menyinggung persembahan perpuluhan secara khusus malah Dia mengajari kita untuk mempersembahkan seluruh kehidupan tidak hanya sepersepuluh dari yang kita dapatkan. Yesus berkata kepada seorang pemuda kaya yang sudah memberikan perpuluhan:

Mat 19:21-23 : Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Perpuluhan bukanlah persembahan yang signifikan dalam menyatakan iman tetapi pemberian “semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkanya" itulah yang diperhitungkan Yesus.

Markus 12:41-44 Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."

Paulus juga tidak pernah mengajarkan pemberian perpuluhan dengan cara legalistik tetapi dia lebih cenderung mengajarkan dan menyatakan bahwa orang-orang percaya sepatutnya menyisihkan sebagian dari penghasilan mereka untuk mendukung gereja (1 Korintus 16:1-2). Artinya bisa di bahwa sepuluh persen atau di atas sepersepuluh. Selain itu dia menekankan sikap ketulusanlah yang perlu ada saat memberi. Paulus mengatakan: Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita (2 Korintus 9:7).

Perpuluhan tidak mempunyai arti apa-apa dan semua persembahan adalah haram di hadapan TUHAN, apabila dilakukan tanpa disertai dengan rasa keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan. Perpuluhan (atau persembahan) dari hasil kejahatan haram masuk di hadapan Tuhan dan munafik orang yang memberikannya. Mateus 23:23: Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.

Perpuluhan tidak mempunyai arti apa-apa, di hadapan TUHAN, jika tidak dilakukan sikap rendah hati. Yesus mengajar:

Lukas 18:9-14: Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."

Memberikan persembahan perpuluhan tidaklah salah tetapi harus kita maknai sebagai persembahan legalistik seperti hitungan matematika. Perpuluhan bukanlah sebagai iuran yang memaksa setiap anggota, atau sebagai hal seperti membayar pajak/ tax 10% . Kasih kepada Tuhan dan sesama, kerelaan dan rasa suka cita lebih dari sekedar angka 10% , itulah maksud Allah. Amin.

Tidak ada komentar: