Rabu, 01 Oktober 2008

Mammon untuk Persahabatan

Nats: Lukas 1-9
Yesus dalam pengajarannya sering menyinggung Uang dan Iman. Yesus pernah memuji persembahan seorang janda dengan uang yang kecil tapi nilainya besar (Mark12:42). Untuk para Pekabaran Injil , Yesus memerintahkan jangan bawa uang (Mat 10:9). Yesus juga mengajak supaya memberikan pajak (uang) kepada penguasa (Mat 22:17 ) dll. Dan Yesus penah bercerita tentang seorang bendahara yang tidak jujur yang pintar memainkan uang ( Luk 16:1-9). Dalam perjalanan hidup kita baik dalam proses adat, budaya selalu mempergunakan uang untuk mewakili maksud tertentu. Kita merasa kekuatan uang itu mempengaruhi seluruh aspek kehiduoan manusia.

Bila kita perhatikan kekuatan uang sebenarnya terletak pada manusia yang memanfaatkannya. Banyak hal yang tidak dapt dibeli oleh uang. Uang hanya dapat membeli tempat tidur – bukan tidur yang nyenyak, membeli Komputer – bukan kepintaran, membeli makanan – bukan nafsu makan, membeli perhiasan/assesoris – bukan keantikan, membeli obat – bukan kesehatan, membeli hiburan, tontonan – bukan kegembiraan dan membeli seks bukan cinta.

Rupa-rupanya Yesus juga mau mengatakan yang lebih luar biasa lagi baha uang itu dapat membeli persahabatan dengan mengatakan : Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur. Uang dapat membeli persahabatan – Memang agak-agak sulit kita pahami perumpamaan Yesus ini karena : Yesus tidak mempersoalkan masalah moral bendahara yang tidak jujur , cara mendapatkan uang itu. Yesus lebih tertarik pada pada “Kecerdikan duniawi”

Tentu Yesus bukan menyetujui tindakan bendahara yang tidak jujur itu dengan ungkapan tersebut. Seandanya hadir saat ini Yesus pasti setuju dan mendorong tindakan KPK. Yesus bukan menyetujui penyelewengan dan penyalah gunawan wewenang. Namun melalui ceritra ini Yesus memberikan contoh kepada Anak-anak Terang ; Tentang bagaimana bersikap di dunia ini. Yesus membedakan ada 2 Jenis manusia: Anak-anak dunia dan anak-anak Terang. Dengan demikian bendahara ini adalah anak dunia.

Yesus menginginkan supaya anak-anak terang belajar dari kecerdikan bendahara itu. Kecerdikan itu adalah mengetahui Posisi diri saat ini: Bagaimana kita memposisikan diri supaya tetap hidup. Bendahara yang jahat itu setelah Terancam dipecat dengan alasan menghambur-hamburkan uang tuannya dia langsung memikirkan tindakan yang strategis. Dia mengetahui dan mempunyai pengenalan Positioning; Memiliki kemampuan memakai peluang yang tersedia. Dia berkata dalam hatinya : Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahar. Dengan demikian Yesus ingin mengatakan Anak Terang Paham positioning: Mengantisipasi keadaan terburuk. Dia membangun dan merobah citra dihadapan debitur tuannya. Dia memposisikan diri sebagi orang yang baik hati. Inilah ciri yang perlu dimiliki anak terang: Memahami posisi saat ini, kekuatan dan kelemahannya untuk menetapkan peluang dan langkah kedepan

Tidak ada komentar: