Senin, 09 Juli 2012

KIBROT - TAAWA



Bilangan 11:30-35

Pdt.Gunawan Panjaitan.M.Si

Kibrot – Taawa adalah tempat pekuburan bagi segala kerakusan. Bernafsu rakus adalah penampakan ketidak percayaan atas pemeliharaan Allah dalam hidupnya. Sifat itu pernah ditampakkan oleh bangsa Israel pada perjalanan proses menuju ke Tanah Kanaan. Pada Keluaran 16 diceritakan bagaimana tiap hari Tuhan menyediakan bagi orang Israel manna pada pagi hari dan burung puyuh pada sore hari. Orang Israel belajar bersandar pada Tuhan karena Tuhan selalu akan menyediakan kebutuhan mereka. Hal ini ditekankan melalui petunjuk untuk memungut dua kali lipat banyaknya pada hari keenam karena manna tidak akan diberikan pada hari ketujuh atau hari Sabat. Dengan demikian orang Israel belajar percaya bahwa yang dikumpulkan pada hari keenam tidak akan membusuk apabila disimpan sampai dengan pada hari ketujuh.
Namun Isarel pernah bagal. Sebahagian dari mereka dalam prakteknya mengumppulkan dengan rakus. Kita perhatikan ayat 32-33 “Lalu sepanjang hari dan sepanjang malam itu dan sepanjang hari esoknya bangkitlah bangsa itu mengumpulkan burung-burung puyuh itu -- setiap orang sedikit-dikitnya mengumpulkan sepuluh homer, kemudian mereka menyebarkannya lebar-lebar sekeliling tempat perkemahan. Selagi daging itu ada di mulut mereka, sebelum dikunyah, maka bangkitlah murka TUHAN terhadap bangsa itu”.
Kerakusan adalah bukti kekuatiran pada pemeliharaan Tuhan. Kita terpanggil untuk mensyukuri berkat hari ini seperti yang diungkapkan dalam Amsal 30:7-9 "Dua hal aku mohon kepadaMu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni: Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkalMu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri dan mencemarkan nama Allahku".
Perjanjian Lama selalu mengingatkan bahwa kita ada karena Tuhan dan bahwa semua yang ada pada kita ialah karena Tuhan. Bahkan umat Tuhan dipanggil hidup untuk Tuhan, demi Tuhan dan bagi Tuhan. pemeliharaan akan Hidup kita ada pada rencana pekerjaanNya. Marilah kita belajar dari bangsa Israel.Bila mereka bersandar pada Allah itu berarti mereka menghormati Allah. Namun sebaliknya, bangsa Israel yang menunjukkan kerakusan maka hal itu bukti dari iman yang kecil dan tidak yakin akan pemeliharaan Allah. Marilah kita belajar juga belajar dari contoh orang Israel bersandar pada Tuhan. Dengan demikian kita akan tahu rahasia kepuasan sejati karena kita tahu Tuhan akan selalu menyediakan apa yang kita perlukan. Marilah kita juga belajar menantikan Tuhan bertindak dalam hidup kita untuk menunjukkan rencanaNya dan menyatakan kebaikanNya. Di samping itu marilah kita juga belajar melihat seperti Tuhan melihat. Kalau kita mempunyai kepuasan sejati maka kita akan bersyukur kepada Tuhan dalam segala hal (Efesus 5:20; Kolose 3:17)


Tidak ada komentar: