Senin, 09 Juli 2012

Nilai Seorang Bapak


Mazmur 128:1-6

Oleh: Pdt.Gunawan Panjaitan.M.Si

Pendahuluan
Lahir sebagai anak laki-laki adalah berkat sama halnya lahir sebagai anak perempuan. Banyak yang berpendapat, dalam perjalanan hidup kita hanya miliki waktu yang sedikit menjadi orang muda tetapi menjadi orang dewasa itulah yang selama-lamanya. Salah satu gambaran hidup laki-laki dewasa yang indah dan berharga ketika dia memiliki keluarga yang berbahagia. Mazmur 128 berbicara tentang nilai-nilai seorang lelaki yang berbahagia (ama na martua) walau pun mazmur ini lebih sering disebut dalam tradisi Yahudi sebagai “doa perkawinan”. Dengan kata lain kebahagiaan yang sama juga akan dimiliki para ibu (soripada) ketia mereka takut akan Tuhan.
Dalam banyak hal laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan antara lain postur tubuh, perbedaan sel dalam tubuh terutama kromosom yang membentuk sifat fisik yang berbeda itu. Dalam perbedaan kita membutuhkan orang lain untuk menuju kesempurnaan. Perkawinan salah satu ”lembaga” tempat di mana manusia dapat saling melengkapi

2. Penjelasan
2.1 Lai-laki sejati adalah takut Akan Tuhan (ay 1)

Orang yang takut akan Tuhan akan berbahagia. Kebahagiaan dipersepsikan berbeda dari apa yang umum dipahami orang. Yang berbahagia ialah yang diberkati Tuhan. Sekarang ini ukuran laki-laki yang ”diberkati dan berbaghagia” dipahami ketika dia mempunyai ”kepribadian”, dikukur dari berapa banyak uang di nomor rekening pribadi, rumah pribadi, mobil pribadi dll. Gabe tading ma ma anak ni na pogos. Kebahagiaan seperti ini tidak akan pernah merasa cukup.Kebahagiaan itu pada dasarnya bukan bersifat ekternal tetapi ditentukan apa yang tinggal dalam diri manusia itu. Apabila Yesus yang tinggal kebahagiaan setiap lelaki akan sempurna karena Dia ”lebih utama dari segala sesuatu” (Kol 1:18)
Takut akan Tuhan dapat terlihat dari gaya hidup yang dimiliki. Gaya hidup itu adalah ”hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya”. Kita mau berjalan sesuai dengan panduan, arahan, bimbingan Tuhan. Kekuatan dan kecepatan sebagai simbol lelaki perkasa harus diletakkan dibelakang Tuhan yang berjalan di depan, sehingga inisiatif, prakarsa, strategi dan tehnik tidak boleh mendahului atau meninggalkan jalan yang ditunjukkanNya. Laki-laki sebagai kepala rumah tangga hendaknya berpola pikir ”heavenly-minded” sebab kita tau dengan Hubungan kepada Tuhan akan membuat hidup berarti.

2.2 Berkat yang diterima (2-6)
Takut akan Tuhan akan memberikan kita kesempatan menerima berkat pribadi. Berkat itu dibangun dalam ruang relasi dengan Tuhan diantaranya:

b.1. Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu

Anggur bagi orang Yahudi adalah simbol kemakmuran, hidup yang berkelimpahan. Menyajikan anggur terbaik dalam satu pesta merupakan kehormatan bagi undangan yang datang. Namun harus dipahami tanaman anggur adalah menghasilkan yang sangat bernilai tetapi memerlukan dukungan dan perawatan. Anggur butuh sokongan yang kuat mendukung dalam berproduksi dan butuh kelembutan dalam memelihara. Dalam pemahaman sedemikian Isteri digambarkan seperti anggur yang subur. Kelembutan bapak kepada anak-anaknya adalah ketika dia mencintai ibu yang melahirkan mereka. Prototipe bapak adalah Yesus yang mencitai jemaat. Bapak nakhoda bahtera rumah tangga membiarkan pohon anggur itu subur karena untuk keperluan ”rumahmu” tempat tinggal anak-anak yang dicintai.

b.2 Anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu!
Pohon zaitun adalah tanaman yang sangat produktif dan bernilai tinggi. Memiliki perkembunan zaitun yang menghasilkan buah itu berarti memiliki kekayaan atau harta yang aktif karena dapat menghasilkan buah berpuluh-puluh tahun. Artinya seorang bapak yang mengabdikan dirinya dalam iman kepada anak-anaknya adalah tindakan yang akan dinikmati orang sangat lama. Dia memberikan harta warisan / pusaka untuk generasi yang akan datang. Anak-anak sebagai tunas muda artinya mereka mempunyai peluang untuk bertumbuh dan itu dapat berhasil di tangan bapak yang takut akan Tuhan.

b.3 Berkat untuk bangsa
Tiap keluarga yang membesarkan anaknya seperti ”pohon Zaitun” akan memberikan berkat bagi bangsa di mana dia tinggal: ”supaya engkau melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu...Damai sejahtera atas Israel!” Perubahan bangsa dalan dalam konsep Alkitab selalu diawali dari keluarga yang takut akan Tuhan. Sistim pemerintahan sangat penting namun sistim berhasil ditangan orang yang berkualitas dan beriman. Yosua telah mengawalinya ketika dia memberikan tantangan kepada bangsa Israel: pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah..... Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN! (Yos 24:15)

3 Kesimpulan
Bapak dalam keluarga dipahami sebagai reprensentasi Allah karena itu tiap rumah tangga membutuhkan seorang bapak yang takut akan Tuhan. Suami istri perlu saling menyokong untuk kebahagiaan bersama dalam rumah tangga.
gp




Tidak ada komentar: